PENDAMPINGAN AKSEPTOR MOW

desa talang padang
Dipublikasi pada 29 May 2024

Deskripsi

PENDAMPINGAN AKSEPTOR MOW DI DESA TALANG PADANG

Tanggal Pelaksanaan: 13 Mei 2024
Lokasi: Desa Talang Padang, Kecamatan Paiker
Nama Akseptor: Shinta (35 tahun)
Pendamping: Penyuluh KB dan Bidan Desa


I. Latar Belakang

Pendampingan akseptor Metode Operasi Wanita (MOW) atau sterilisasi wanita merupakan salah satu upaya strategis dalam pengendalian laju pertumbuhan penduduk dan peningkatan kualitas hidup keluarga. MOW merupakan metode kontrasepsi permanen yang efektif dan aman bagi akseptor yang tidak ingin menambah jumlah anak. Melalui pendampingan, diharapkan akseptor memperoleh pemahaman yang utuh serta dukungan fisik dan psikologis sebelum dan sesudah menjalani prosedur MOW.


II. Tujuan Kegiatan

  1. Memberikan informasi yang lengkap kepada akseptor tentang prosedur, manfaat, dan risiko MOW.
  2. Memberikan dukungan psikologis kepada akseptor agar lebih siap secara mental dan emosional.
  3. Memastikan kesiapan fisik akseptor melalui pemeriksaan kesehatan yang menyeluruh.
  4. Menjembatani komunikasi antara akseptor dan tenaga kesehatan, khususnya bidan, selama proses pendampingan.

III. Pelaksanaan Kegiatan

1. Kunjungan Awal dan Konseling
Pada tanggal 13 Mei 2024, tim yang terdiri dari Penyuluh KB dan Bidan Desa melakukan kunjungan ke rumah akseptor, Shinta, di Desa Talang Padang. Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait:

  • Pengertian MOW sebagai metode kontrasepsi permanen.
  • Manfaat MOW bagi kesehatan reproduksi dan perencanaan keluarga.
  • Proses dan prosedur pelaksanaan MOW.
  • Risiko dan langkah-langkah mitigasi yang perlu diketahui akseptor.

Dalam sesi diskusi, Shinta mengungkapkan keinginannya untuk tidak memiliki anak lagi karena ia merasa jumlah anak yang dimilikinya sudah cukup. Awalnya, Shinta merasa cemas terkait prosedur operasi, namun setelah mendapatkan penjelasan secara detail dan didukung oleh bidan serta Penyuluh KB, ia merasa lebih tenang dan yakin dengan keputusannya.

2. Pemeriksaan Kesehatan
Bidan Desa melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh kepada Shinta. Pemeriksaan ini meliputi:

  • Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, suhu tubuh, denyut nadi).
  • Pemeriksaan fisik umum untuk mengetahui kondisi kesehatan secara keseluruhan.
  • Pemeriksaan reproduksi untuk memastikan tidak ada kontraindikasi terhadap prosedur MOW.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Shinta dalam kondisi sehat, tidak memiliki riwayat penyakit serius, dan secara fisik dinyatakan layak untuk menjalani prosedur MOW.

3. Pemberian Informasi Pra-Tindakan
Setelah pemeriksaan kesehatan, Penyuluh KB dan bidan memberikan edukasi lebih lanjut kepada Shinta tentang langkah-langkah yang harus dipersiapkan sebelum prosedur MOW, seperti:

  • Puasa (jika diperlukan) sebelum menjalani prosedur operasi.
  • Larangan mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat memengaruhi proses operasi.
  • Pentingnya dukungan keluarga, terutama suami, dalam proses pemulihan pasca-prosedur.

4. Pendampingan Psikologis
Selain dukungan informasi dan pemeriksaan fisik, tim juga memberikan dukungan psikologis kepada Shinta. Bidan dan Penyuluh KB berusaha membangun suasana yang akrab dan kekeluargaan agar Shinta merasa lebih nyaman. Suami Shinta juga dilibatkan dalam diskusi agar dapat memberikan dukungan kepada istrinya selama proses persiapan dan pemulihan pasca-operasi.


IV. Hasil Pendampingan

  1. Kesiapan Mental Akseptor: Setelah sesi konseling dan dukungan emosional, Shinta merasa lebih percaya diri dan mantap dengan keputusannya untuk menjalani MOW.
  2. Kesiapan Fisik Akseptor: Hasil pemeriksaan kesehatan menunjukkan bahwa Shinta dalam kondisi fisik yang baik dan tidak memiliki indikasi medis yang dapat menghalangi proses MOW.
  3. Peningkatan Pengetahuan Akseptor: Shinta kini lebih memahami manfaat, prosedur, dan risiko MOW. Ia juga memahami pentingnya dukungan keluarga dalam proses pemulihan.

V. Kendala dan Solusi

Kendala:

  • Kecemasan awal akseptor terhadap prosedur operasi.

Solusi:

  • Memberikan informasi secara rinci mengenai prosedur operasi MOW.
  • Melibatkan suami akseptor agar dapat memberikan dukungan emosional.
  • Menjelaskan bahwa prosedur MOW merupakan metode yang aman dan telah terbukti efektif.

VI. Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan:
Pendampingan kepada Shinta, akseptor MOW di Desa Talang Padang, berjalan lancar. Shinta siap secara mental dan fisik untuk menjalani prosedur MOW. Edukasi, pemeriksaan kesehatan, dan dukungan dari keluarga menjadi faktor penting dalam keberhasilan pendampingan ini.

Rekomendasi:

  1. Peningkatan Edukasi: Perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya para ibu yang ingin menggunakan metode kontrasepsi permanen, agar lebih memahami manfaat dan prosedur MOW.
  2. Pendampingan Pasca-Tindakan: Pendampingan setelah operasi perlu dilakukan agar akseptor merasa tenang dan mendapatkan dukungan secara emosional.
  3. Kolaborasi Lintas Sektor: Perlu melibatkan peran perangkat desa, kader KB, dan tokoh masyarakat dalam proses pendampingan akseptor MOW.

Demikian laporan ini dibuat sebagai dokumentasi dan publikasi di website Kampung KB. Diharapkan laporan ini dapat memberikan gambaran nyata tentang proses pendampingan akseptor MOW serta meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya program KB.


Sesi Kegiatan Reproduksi

Instansi Pembina Kegiatan

Sasaran Kegiatan