PEMBINAAN KADER IMP
Deskripsi
LAPORAN KEGIATAN PEMBINAAN KADER IMP
Topik Kegiatan: Indikator Keluarga Berisiko Stunting dan Pengoptimalan Pelayanan KB di Desa saat Posyandu
Tanggal Pelaksanaan: 12 Juni 2024
Lokasi: Rumah Kader IMP Desa Talang Padang, Kecamatan Paiker
Peserta: Kader IMP Desa Talang Padang
Pelaksana: Penyuluh Keluarga Berencana (KB)
I. Latar Belakang
Stunting merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang memengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa depan. Upaya pencegahan stunting tidak hanya dilakukan melalui intervensi gizi, tetapi juga melalui pengendalian angka kelahiran dan pengoptimalan program Keluarga Berencana (KB).
Kader IMP (Institusi Masyarakat Pedesaan) sebagai mitra strategis di tingkat desa memiliki peran penting dalam mendeteksi keluarga berisiko stunting dan mendukung pelayanan KB. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembinaan secara berkala untuk meningkatkan pengetahuan kader tentang indikator keluarga berisiko stunting serta pengoptimalan pelayanan KB saat Posyandu.
Melalui pembinaan ini, diharapkan para kader mampu mengidentifikasi keluarga yang berisiko stunting dan mendukung pelayanan KB secara lebih maksimal, terutama saat kegiatan Posyandu di desa.
II. Tujuan Kegiatan
- Meningkatkan Kapasitas Kader IMP: Memberikan pemahaman kepada kader mengenai indikator keluarga berisiko stunting.
- Pengoptimalan Pelayanan KB: Meningkatkan peran kader dalam mendukung pelayanan KB di desa, terutama saat Posyandu.
- Meningkatkan Ketepatan Identifikasi: Meningkatkan kemampuan kader dalam mengidentifikasi keluarga berisiko stunting secara akurat.
III. Pelaksanaan Kegiatan
1. Persiapan Kegiatan
Sebelum kegiatan pembinaan, Penyuluh KB melakukan langkah-langkah berikut:
- Menyusun materi pembinaan terkait indikator keluarga berisiko stunting dan optimalisasi pelayanan KB.
- Mempersiapkan media pembelajaran seperti leaflet, slide presentasi, dan buku panduan Keluarga Berisiko Stunting (KRS).
- Menyiapkan sarana pendukung kegiatan, termasuk papan tulis, spidol, dan alat bantu presentasi lainnya.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pembinaan dilaksanakan pada tanggal 19 Juni 2024 di Balai Desa Talang Padang. Peserta kegiatan adalah kader IMP Desa Talang Padang. Proses kegiatan dibagi menjadi beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Pembukaan
Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh Kepala Desa Talang Padang, yang menegaskan pentingnya peran kader IMP dalam upaya pencegahan stunting di desa. Kepala desa mengapresiasi kehadiran para kader dan berharap pembinaan ini dapat memberikan manfaat dalam mendukung program pemerintah.
b. Sesi Materi
-
Indikator Keluarga Berisiko Stunting
Penyuluh KB menjelaskan kepada kader mengenai kriteria keluarga yang dikategorikan sebagai keluarga berisiko stunting, antara lain:- Faktor Ekonomi: Keluarga dengan pendapatan rendah.
- Faktor Pendidikan Ibu: Ibu dengan tingkat pendidikan rendah (SD/sederajat).
- Status Gizi: Ibu hamil dengan status gizi kurang atau riwayat melahirkan anak stunting.
- Kepemilikan Akses Air Bersih dan Sanitasi: Keluarga yang tidak memiliki akses air bersih dan fasilitas sanitasi layak.
- Pola Asuh Anak: Keluarga dengan pola asuh yang kurang optimal, seperti pola makan yang tidak seimbang dan tidak memberikan stimulasi tumbuh kembang anak.
Penyuluh KB juga memberikan contoh nyata di lapangan tentang keluarga yang memiliki faktor risiko tersebut. Para kader diminta untuk mengidentifikasi keluarga di desa mereka yang memiliki kriteria tersebut, sehingga intervensi lebih tepat sasaran.
-
Pengoptimalan Pelayanan KB saat Posyandu
Kader IMP diperkenalkan dengan strategi pengoptimalan pelayanan KB saat kegiatan Posyandu. Materi yang disampaikan meliputi:- Identifikasi Peserta KB Baru: Mendeteksi calon peserta KB yang hadir di Posyandu, khususnya ibu hamil dan ibu pasca persalinan.
- Edukasi dan Konseling: Memberikan informasi kepada ibu-ibu tentang manfaat KB dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan dan kaitannya dengan pencegahan stunting.
- Pengisian Formulir dan Data: Kader diajarkan cara mengisi formulir verifikasi dan validasi data keluarga berisiko stunting, termasuk mencatat ibu yang berminat ikut program KB.
- Kolaborasi dengan Tim Posyandu: Kader IMP diminta untuk bekerja sama dengan bidan desa dan petugas kesehatan lainnya selama kegiatan Posyandu.
c. Diskusi dan Tanya Jawab
Setelah materi selesai, sesi diskusi dan tanya jawab dimulai. Kader IMP mengajukan beberapa pertanyaan, di antaranya:
-
Bagaimana cara mengidentifikasi keluarga berisiko stunting di lapangan?
Jawaban: Kader dapat menggunakan data dari sistem informasi keluarga (SIGA) dan daftar keluarga berisiko stunting dari Tim Pendamping Keluarga (TPK). Kunjungan rumah juga diperlukan untuk memverifikasi data tersebut. -
Apa yang harus dilakukan jika ada ibu yang menolak ikut KB?
Jawaban: Pendekatan persuasif diperlukan dengan menjelaskan manfaat KB bagi ibu, anak, dan keluarga. Libatkan suami dalam diskusi untuk memperkuat keputusan keluarga dalam ikut KB. -
Bagaimana memastikan data verifikasi keluarga berisiko stunting tetap akurat?
Jawaban: Pastikan kader menggunakan data terbaru, melakukan kunjungan lapangan secara berkala, dan bekerja sama dengan bidan desa dan Tim Pendamping Keluarga.
d. Penutupan
Kegiatan diakhiri dengan penutupan oleh Penyuluh KB. Penyuluh mengingatkan kader untuk segera menerapkan ilmu yang diperoleh dan mengoptimalkan peran mereka dalam mendukung program pencegahan stunting di desa.
IV. Hasil Kegiatan
-
Jumlah Peserta:
- Jumlah Kader IMP yang Hadir: 15 orang
-
Peningkatan Pemahaman Kader:
- Kader memahami kriteria keluarga berisiko stunting dan dapat mengidentifikasi keluarga tersebut di desa masing-masing.
- Kader memahami pentingnya optimalisasi pelayanan KB saat Posyandu dan siap membantu promosi program KB kepada ibu-ibu yang hadir.
- Kader mampu mengisi formulir verifikasi dan validasi data keluarga berisiko stunting dengan lebih baik.
V. Kendala dan Solusi
Kendala:
- Keterbatasan Pemahaman Awal Kader: Sebagian kader belum terbiasa dengan istilah "keluarga berisiko stunting" dan cara mengidentifikasinya.
- Keterbatasan Media Edukasi: Kader meminta lebih banyak leaflet atau media edukasi visual agar dapat digunakan saat kunjungan ke rumah keluarga.
Solusi:
- Penguatan Materi Berbasis Praktik: Penyuluh KB memberikan contoh-contoh nyata dari kasus di lapangan untuk mempermudah pemahaman kader.
- Penyediaan Leaflet dan Media Visual: Penyuluh KB akan berkoordinasi dengan Balai Penyuluhan KB agar leaflet tambahan dapat segera tersedia untuk kader.
VI. Kesimpulan dan Rekomendasi
Kesimpulan:
Kegiatan pembinaan kader IMP pada tanggal 19 Juni 2024 berjalan lancar. Kader memahami indikator keluarga berisiko stunting dan strategi pengoptimalan pelayanan KB saat Posyandu. Kader juga mulai memahami peran penting mereka dalam pengumpulan dan pengolahan data keluarga berisiko stunting.
Rekomendasi:
- Pendampingan Rutin: Perlunya pendampingan secara periodik agar kader lebih siap dalam mengidentifikasi dan menangani keluarga berisiko stunting.
- Penyediaan Media Edukasi: Distribusi leaflet, booklet, dan media visual kepada kader untuk digunakan selama kunjungan rumah.
- Kolaborasi Lintas Sektor: Kader IMP perlu berkolaborasi dengan bidan desa, petugas posyandu, dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam identifikasi dan verifikasi data keluarga berisiko stunting.
Demikian laporan ini disusun untuk dokumentasi dan publikasi di website Kampung KB.