Seni Ukir Sangkar Burung, Warisan Lokal yang Dijaga Yuyut dari Bayur
Deskripsi
KIM SUMBERSARI— Di tengah derasnya arus modernisasi, masih ada sosok yang setia menjaga warisan budaya lokal. Ia adalah Yuyut, warga Dusun Bayur, Desa Sumbersari, yang menekuni mebel dan seni ukir sangkar burung sebagai mata pencaharian sekaligus bentuk pelestarian seni tradisional.
Sejak muda, Yuyut telah akrab dengan alat-alat ukir dan kayu. Dengan ketekunan dan keuletan, ia mampu menciptakan sangkar burung berukir yang memiliki nilai estetika tinggi. Setiap detail ukiran dibuat dengan tangan, menghadirkan motif-motif khas yang mencerminkan kearifan lokal dan cita rasa seni yang tinggi.
Di sela kesibukannya, KIM Sumbersari berhasil meminta keterangan secara langsung, ia berkata "Saya belajar dari orang tua dulu mas. Sekarang tinggal saya yang melanjutkan. Meskipun peminatnya tidak seramai dulu, saya tetap membuat karena ini bukan sekadar pekerjaan, tapi juga seni. Minggu (27/07/2025).
Sangkar-sangkar buatan Yuyut tak hanya laris di lingkungan sekitar, tetapi juga pernah dipesan oleh kolektor dari luar daerah. Harganya pun bervariasi, tergantung tingkat kerumitan dan ukuran sangkar, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah per buah.
Keahlian Yuyut tidak hanya berdampak ekonomi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan seni lokal. Beberapa pemuda sekitar bahkan mulai belajar mengukir darinya, berharap keterampilan ini tidak punah oleh zaman.
Pemerintah Desa Sumbersari pun memberikan apresiasi terhadap Yuyut sebagai salah satu pelaku seni yang berkontribusi menjaga identitas budaya desa. Harapannya, dukungan dari berbagai pihak dapat terus diberikan agar seni ukir sangkar burung tetap hidup dan berkembang di tengah masyarakat.
Seni ukir sangkar burung bukan hanya tentang hasil karya, tapi juga tentang melestarikan warisan leluhur. Dan melalui tangan terampil Yuyut, warisan itu tetap hidup di Dusun Bayur. (lus)