VERVAL KRS
Deskripsi
Kegiatan verifikasi dan validasi (verval) keluarga berisiko stunting adalah upaya untuk memastikan data keluarga yang berisiko mengalami stunting diidentifikasi dengan tepat dan akurat. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh pemerintah atau lembaga terkait dalam rangka mendukung upaya penurunan angka stunting di suatu wilayah.
Proses verval meliputi beberapa tahapan:
-
Identifikasi Keluarga Berisiko: Tim melakukan pendataan terhadap keluarga dengan anak-anak usia balita (0-5 tahun), ibu hamil, atau ibu menyusui yang berada di daerah dengan angka stunting tinggi. Faktor risiko seperti kondisi ekonomi, pola makan, akses terhadap pelayanan kesehatan, dan sanitasi akan diperhatikan.
-
Verifikasi Data: Setelah keluarga teridentifikasi, data yang tercatat akan diverifikasi dengan melakukan kunjungan langsung ke rumah tangga. Petugas akan memastikan kebenaran data mengenai status kesehatan anak, status gizi ibu, serta faktor-faktor lain yang memengaruhi stunting.
-
Validasi Data: Setelah dilakukan verifikasi, data akan dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan untuk memastikan apakah keluarga tersebut benar-benar berisiko stunting. Validasi ini juga bertujuan untuk memastikan kesesuaian data dengan kondisi nyata di lapangan.
-
Pencatatan dan Pelaporan: Data yang sudah terverifikasi dan tervalidasi akan dicatat dan dilaporkan ke sistem pusat untuk pengelolaan lebih lanjut. Data ini sangat penting untuk merencanakan program intervensi yang lebih tepat sasaran, seperti pemberian suplemen gizi, peningkatan akses air bersih, dan pemberian informasi tentang pola makan sehat.
-
Tindak Lanjut: Berdasarkan hasil verval, keluarga yang teridentifikasi berisiko stunting akan diberikan pendampingan atau program khusus untuk mengatasi masalah stunting, seperti pemberian makanan bergizi, pemeriksaan kesehatan rutin, serta edukasi terkait pola hidup sehat.
Kegiatan verval keluarga berisiko stunting bertujuan untuk mengurangi angka stunting dengan pendekatan yang berbasis pada data yang akurat dan terintegrasi, sehingga kebijakan dan program intervensi yang diberikan lebih efektif dalam menanggulangi masalah ini.