Gambaran Umum


Batang Barus adalah sebuah nagari di Kecamatan Gunung TalangKabupaten SolokSumatera Barat. Nagari ini terletak di pinggang Gunung Talang, berada pada ketinggian ± 1500 meter dari permukaan laut dengan topografi daerah berbukit-bukit.

Nagari Batang Barus merupakan nagari yang sudah lama ada. Bahkan dari keterangan informan ketika awal Belanda masuk ke Sumatera Barat daerah tersebut sudah ada pemukiman warga. Masjid tertua yang ada di daerah tersebut berdiri pada tahun 1599. Kemudian nagari ini mengalami transformasi. Sebelum tahun 1979 nagari ini di kelola oleh pemerintah nagari. Kemudian dengan diberlakukannya UU no 5 tahun 1979, nagari ini dipecah menjadi 3 desa. Selanjutnya setelah tahun 2000 sistem pemerintahan nagari kembali diterapkan di Nagari Batang Barus. Nagari ini kembali terdiri dari 3 jorong yakni Jorong Kayu Aro, Jorong Lubuak Selasih dan Jorong Kayu Jao.

Nagari Batang Barus adalah salah satu nagari dari 74 nagari yang ada di Kabupaten Solok terletak di pusat Ibukota Kabupaten Solok yang berada di lereng Gunung Talang dengan jarak ±5km dan berbatas langsung dengan Kota Padang. Nagari Batang Barus berdampingan dengan Nagari Koto Gaek, Nagari Koto Gadang Guguk dan Nagari Aia Batumbuak. Semenjak Nagari Batang Barus sebagai pusat ibukota kabupaten Solok, jumlah penduduk meningkat dengan pesat, terbukti dari jumlah penduduk dari tahun ke tahun semakin meningkat. Selain itu Nagari Batang Barus juga merupakan nagari terluas di Kecamatan Gunung Talang, dengan luas 185,00km².

Di Batang Barus sejak tahun 1983 area perkebunan yang gunakan oleh Belanda semasa penjajahan kembali dikembangkan dikembangkan oleh PT PN VI. Kebun kurang lebih seluas 669 HA ini ditanami dengan teh. Teh hasil perkebunan PT PN VI di Kayu Jao yang lebih dikenal dengan perkebunan danau kembar mutunya sangat bagus dan menjadi salah satu komoditi utama untuk ekspor. Teh ini merupakan yang terbaik di dunia terutama di Indonesia.

Awalnya kawasan ini merupakan hutan biasa, lalu disulap menjadi kebun teh oleh salah satu perusahaan Belanda yaitu Namiodee Venotchaat Handie Verininging pada tahun 1925 sampai 1928. Dalam proses pengerjaan pembuatan kebun teh ini melibatkan ratusan pekerja paksa dari pulau Jawa.

Kelembagaan

Dalam upaya memberdayakan masyarakat di nagari, maka dapat di bentuk lembaga- lembaga kemasyarakatan sesuai dengan kebutuhan. Lembaga kemasyarakatan merupakan mitra pemerintah nagari dalam aspek perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan yang bertumpu pada masyarakat yang ditetapkan dengan Peraturan Nagari atas prakarsa masyarakat Nagari yang bersangkutan. Nagari Batang Barus memiliki lembaga masyarakat yang merupakan anggota masyarakat setempat secara sukarela untuk berperan serta dalam pembangunan. Nagari Batang Barus termasuk nagari yang aktif dalam bidang kelembagaan masyarakat diantaranya Kerapatan Adat Nagari (KAN), Pemuda Karang Taruna, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Badan Musyawarah Nagari (BMN), Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) dan Badan Usaha Milik Nagari (BUMNAG). Seluruh Lembaga masyarakat tersebut aktif dan bergerak dibidangnya masing-masing.

Geografis

Nagari Batang Barus berada pada ketinggian antara 700 sampai 900 dari permukaan laut dengan jarak tempuh 30 km dari laut. Nagari Batang Barus mempunyai luas wilayah 18500.5 Ha yang terbagi kedalam 3 jorong dan berbatasan dengan :

UtaraNagari Koto Gaek dan Sungai Jernih
TimurNagari Aia Batumbuk
SelatanKabupaten Pesisir Selatan
BaratKota Padang

Secara geografis Nagari Batang Barus terletak di lereng Gunung Talang dengan ketinggian 700 sampai 900 m dari permukaan laut, sehingga nagari ini berhawa sejuk dan cenderung dingin dengan suhu 20°C - 27°C dan mempunyai curah hujan yang cukup tinggi yaitu 2434 mm pertahun. Dengan topografi berbukit dan berlembah karena terletak di gugusan Bukit Barisan, nagari ini adalah sebuah kawasan pertanian, perdagangan, perkantoran, serta kawasan wisata karena alamnya yang indah dan lahan yang subur.

Statistik Kampung


Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Jumlah Jiwa
6265
Jumlah Kepala Keluarga
1574
Jumlah PUS
1169
Persentase Partisipasi Keluarga dalam Poktan (Kelompok Kegiatan)

Keluarga yang Memiliki Balita
662
Keluarga yang Memiliki Remaja
824
Keluarga yang Memiliki Lansia
174
Jumlah Remaja
1372
PUS dan Kepesertaan Ber-KB
Total
805
PUS dan ketidaksertaan Ber-KB
Total
364

Status Badan Pengurus


Sarana dan Prasarana


Bina Keluarga Balita (BKB)
BKB

Bina Keluarga Balita (BKB)

Ada

Bina Keluarga Remaja (BKR)
BKR

Bina Keluarga Remaja (BKR)

Ada

Bina Keluarga Lansia (BKL)
BKL

Bina Keluarga Lansia (BKL)

Ada

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)
UPPKA

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)

Ada

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)
PIK R

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)

Ada

Sekretariat Kampung KB
Sekretariat KKB

Sekretariat Kampung KB

Ada

Rumah Data Kependudukan Kampung KB
Rumah Dataku

Rumah Data Kependudukan Kampung KB

Ada

Dukungan Terhadap Kampung KB


Sumber Dana Ya,
APBN
APBD
Dana Desa
Donasi/ Hibah Masyarakat
Swadaya Masyarakat
Kepengurusan/pokja KKB Ada
SK pokja KKB Ada
PLKB/PKB sebagai pendamping dan pengarah kegiatan Ada,
RORI SEPTIAN NILA
199309102022212004
Regulasi dari pemerintah daerah Ada,
Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Gubernur
Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Bupati/Walikota
SK Kepala Desa/Lurah tentang Kampung KB
Pelatihan sosialisasi bagi Pokja KKB Ada
Jumlah anggota pokja yang sudah terlatih/tersosialisasi pengelolaan KKB 12 orang pokja terlatih
dari 12 orang total pokja
Rencana Kegiatan Masyarakat Ya
Penggunaan data dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan Ya,
PK dan Pemutahiran Data
Data Rutin BKKBN
Potensi Desa
Data Sektoral

Mekanisme Operasional


Rapat perencanaan kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Rapat koordinasi dengan dinas/instansi terkait pendukung kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Sosialisasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Penyusunan Laporan Ada, Frekuensi: Bulanan