Gambaran Umum
Muntilan adalah sebuah Kelurahan di Kabupaten Magelang Jawa Tengah Indonesia yang menjadi pusat perdagangan dan jasa di bagian Selatan Kabupaten Magelang. Muntilan terletak sekitar 10 Km dari Kota Mungkid yang menjadi pusat pemerintahan atau ibu kota dari Kabupaten Magelang, 15 Km dari Kota Magelang, dan 25 Km dari Kota Yogyakarta. Muntilan telah lama menjadi pusat perdagangan dan jasa di bagian Selatan Kabupaten Magelang dan berada di jalur provinsi yang menghubungkan Kota Semarang, Kota Magelang, dan Kota Yogyakarta.
Muntilan juga berada di jalur kereta api tua yang menghubungkan Stasiun Tugu Kota Yogyakarta, Stasiun Blabak Mungkid, Stasiun Kebonpolo Kota Magelang, Stasiun Ambarawa, dan Stasiun Tambaksari Kota Semarang yang sekarang sudah tidak berfungsi lagi.
Peristiwa sejarah penting di Muntilan di antaranya adalah kedatangan Pastur F. van Lith pada tahun 1894 yang memulai penyiaran agama Katolik di antara masyarakat Jawa. Dalam waktu sepuluh tahun van Lith telah berhasil membangun suatu komunitas umat Katolik Jawa yang mencakup daerah pelayanan hingga Sendangsono di Kulon Progo, Sumber di utara, Salam di timur, dan Tumpang di arah barat. Sementara itu wilayah Borobudur dilayani oleh rekannya, Pastur Hoevenaar. Van Lith bukan hanya membangun komunitas Katolik namun juga kompleks pendidikan sekolah Katolik yang sampai sekarang masih berfungsi termasuk asrama dan rumah sakit, yang diresmikan pada tahun 1902.
Peristiwa sejarah lain yang mempengaruhi tata ruang Kecamatan Muntilan adalah pembukaan rel kereta api oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) pada tahun 1892 yang menghubungkan Yogyakarta dan Magelang. Kecamatan Muntilan dilewati jalur ini dan sebagai teknisinya adalah Ir. The Tjien Ing, yang dipindahkan dari Secang oleh direksi NISM ke Muntilan pada tahun 1892. The Tjien Ing kemudian diangkat menjadi kepala kampung Tionghoa (Chineezen Wijk) pada tahun 1903 dan pada tahun 1912 dilantik di klenteng Muntilan sebagai letnan Tionghoa (het luitenant voor Chineezen) oleh kontrolir Muntilan. Rumah The Tjien Ing yang sekarang berada di Jalan dr. Sutomo, merupakan tempat tinggal sementara Pastur Van Lith ketika tiba di Muntilan pada tahun 1893. Ia baru pindah ke kompleks Perikanan Muntilan sekarang pada tahun 1894.
Ketika Perang Dunia II, Muntilan menjadi tempat sebuah kamp tahanan perang oleh tentara Jepang yang menggunakan kompleks sekolah Katolik di sana. Mereka yang menghuni kamp internir ini terutama terdiri atas banyak keluarga Belanda.
Statistik Kampung
Jumlah Jiwa 5390
Jumlah Kepala Keluarga 1872
Jumlah PUS 687
Keluarga yang Memiliki Balita 257
Keluarga yang Memiliki Remaja 817
Keluarga yang Memiliki Lansia 781
Jumlah Remaja 1219
Total
0Total 0
Status Badan Pengurus

Sarana dan Prasarana

BKB
Bina Keluarga Balita (BKB)
Ada

BKR
Bina Keluarga Remaja (BKR)
Ada

BKL
Bina Keluarga Lansia (BKL)
Ada

UPPKA
Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)
Ada

PIK R
Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)
Ada

Sekretariat KKB
Sekretariat Kampung KB
Tidak Ada

Rumah Dataku
Rumah Data Kependudukan Kampung KB
Tidak Ada
Dukungan Terhadap Kampung KB
Sumber Dana |
Ya,
APBN Swadaya Masyarakat |
Kepengurusan/pokja KKB | Ada |
SK pokja KKB | Ada |
PLKB/PKB sebagai pendamping dan pengarah kegiatan |
Ada,
Hamid Rifa'i, S.IP 198101102010011023 |
Regulasi dari pemerintah daerah |
Ada,
Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Bupati/Walikota |
Pelatihan sosialisasi bagi Pokja KKB | Ada |
Jumlah anggota pokja yang sudah terlatih/tersosialisasi pengelolaan KKB |
5 orang pokja terlatih dari 13 orang total pokja |
Rencana Kegiatan Masyarakat | Tidak Ada |
Penggunaan data dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan | Belum Diisi |
Mekanisme Operasional
Rapat perencanaan kegiatan | Ada, Frekuensi: |
Rapat koordinasi dengan dinas/instansi terkait pendukung kegiatan | Ada, Frekuensi: |
Sosialisasi Kegiatan | Ada, Frekuensi: |
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan | Ada, Frekuensi: |
Penyusunan Laporan | Ada, Frekuensi: |