Semangkuk Gizi, Sejuta Asa: Revolusi Sunyi dari Dapur DASHAT di Desa Sangkala

KKB.SANGKALA
Dipublikasi pada 24 July 2025

Deskripsi

Di sebuah pagi yang wangi oleh aroma daun kelor yang direbus, pelataran dapur sederhana berubah menjadi ruang kelas penuh harapan. Panci-panci tak lagi hanya mendidihkan air, tapi juga mendidihkan semangat para kader untuk menyajikan masa depan yang lebih sehat. Di sanalah, pelaksanaan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) menjadi panggung kecil bagi revolusi besar: revolusi piring makan keluarga.

DASHAT bukan sekadar program. Ia ibarat lentera kecil yang menyusup ke celah-celah rumah rakyat, menyala dalam kesederhanaan, namun terang dalam tujuan. Melalui kegiatan ini, para kader mendapatkan edukasi langsung tentang bagaimana mengolah makanan yang sehat, praktis, bergizi seimbang, serta berbasis bahan lokal yang mudah dijangkau. Tidak ada istilah mewah di dapur ini, hanya keahlian dan cinta yang tumbuh dari pengertian: bahwa gizi seimbang tak selalu harus mahal.

“Awalnya saya pikir, yang penting anak kenyang. Tapi sekarang saya tahu, yang lebih penting adalah apa yang masuk ke dalam perut mereka,” tutur Ibu Salmawati, salah satu kader yang aktif mengikuti pelatihan, dengan mata yang mengendap rasa terima kasih.

Bersama kader lainnya, Ibu Salmawati tidak hanya mempelajari cara mengolah lauk dan sayur. Ia sedang memasak perubahan. DASHAT memberi mereka pengetahuan tentang kandungan gizi, takaran yang seimbang, dan bagaimana membuat makanan lokal menjadi sumber kekuatan keluarga. Pisang rebus, pepaya, ikan asin, kacang hijau, dan bayam—semua disulap menjadi peluru kecil dalam perang melawan stunting.

“Program Bangga Kencana ini bukan hanya mengajarkan kami memasak, tapi juga mengajarkan nilai dari setiap sendok nasi yang kami sajikan. Kami diajak memahami apa yang terkandung di balik warna hijau daun dan merahnya hati ayam. Sekarang saya tahu, makanan bukan hanya tentang rasa, tapi tentang masa depan,” ungkapnya dengan suara pelan, nyaris seperti doa.

Para kader DASHAT, yang sebelumnya hanya bersandar pada resep warisan turun-temurun, kini menyusun menu harian berbasis sains gizi. Mereka belajar bagaimana kandungan zat besi dalam bayam bisa membantu pembentukan darah, atau bagaimana protein dalam telur rebus menjadi pondasi utama pertumbuhan anak. Edukasi ini dilakukan dengan pendekatan praktis, langsung ke dapur—tempat di mana kehidupan keluarga bermula setiap hari.

Di meja sederhana itu, tak ada gelar akademik, tapi ada kesadaran yang tumbuh. DASHAT mengajarkan bahwa dapur bukan sekadar ruang di belakang rumah, melainkan garda terdepan dalam mencegah stunting.

Program ini berjalan beriringan dengan semangat pemberdayaan. Bahan lokal bukan hanya diolah, tapi juga dimaknai ulang. Ikan air tawar dari kolam tetangga, ubi dari ladang belakang rumah, hingga daun kelor yang dulunya dianggap biasa, kini menjadi superfood yang diperlakukan dengan hormat.

Bagi para ibu seperti Salmawati, program ini bukan hanya tentang pelatihan. Ini adalah penghargaan atas peran domestik yang selama ini tak terdengar. Kini mereka tahu, dengan bekal ilmu dari DASHAT, mereka bisa menjadi pahlawan nutrisi di rumah masing-masing.

DASHAT memberi mereka alat: ilmu. Bangga Kencana memberi mereka ruang: kepercayaan. Dan dari sanalah mereka mulai membangun ulang dapur mereka sebagai benteng keluarga sehat.

Dan ketika panci terakhir diangkat dari kompor hari itu, tak hanya makanan yang selesai dimasak. Tapi juga masa depan yang pelan-pelan sedang diracik—dengan cinta, dengan ilmu, dan dengan harapan.

“Semua yang saya pelajari dari Bangga Kencana dan DASHAT ini saya ajarkan lagi ke tetangga, ke anak-anak muda, bahkan ke suami saya. Karena sekarang, saya tahu: dapur yang sehat akan melahirkan generasi yang kuat,” pungkas Ibu Salmawati sambil tersenyum.

Di ujung dapur itu, pelan-pelan terdengar suara anak-anak bernyanyi. Mungkin belum paham benar tentang stunting. Tapi mereka menyantap hasil tangan ibu mereka yang kini lebih paham tentang makanan. Dan di situlah kemenangan kecil dimulai.

Sesi Kegiatan Pendidikan

Instansi Pembina Kegiatan

Sasaran Kegiatan