Gambaran Umum


PROFIL DESA BALUK

A. SEJARAH DESA BALUK

Asal usul desa Baluk Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan. Nama Baluk adalah nama salah satu desa di Magetan.

Dahulu Baluk wujudnya adalah hutan belantara dan belum ada penghuninya. Suatu ketika datanglah seorang yang namanya Patih Donowongso, atau Ki Ageng Donowongso, atau juga di kenal dengan sebutan Singo Menggolo, yaitu bangsawan dari Kadipaten Purwodadi.

Ki Ageng Donowongso keheranan terhadap tempat itu, kenapa tempat itu masih berwujud hutan dan belum ada yang mau menempatinya. Karena beliau berkeinginan untuk babat hutan tersebut untuk membuat pemukiman, dan segeralah beliau babat hutan untuk mewujutkannya.

Setelah hutan itu terbuka Ki Ageng Donowongso bersemedi untuk menemukan sebuat solusi dan jawaban, karena memang di keluarga Kadipaten Purwodadi sedang mengalami kekalutan yang sulit untuk di selesaikan. Adapun tempat semedinya adalah di tepi sungai di daerah yang baru di babat olehnya, tepatnya kira-kira diperbatasan antara desa Gebyok dan desa Baluk sekarang ini.

Akhirnya Ki Ageng Donowongso mendapatkan wisik, bahwa ia akan menemukan jalan penyelesaian apabila mau berbuat sesuatu di tepi sungai itu. Ki Ageng Donowongso merenung berhari-hari untuk memahami dan apa yang harus di lakukan di tepi sungai tersebut seperti petunjuk dalam semedinya.

Ki Ageng Donowongso berfikir lahan tersebut semula adalah berwujud hutan dan olehnya dibabat untuk pemukiman, namun ada yang kurang yaitu kebutuhan pokok yang di perlukan, kebutuhan itu adalah air yang di perlukan dalan kehidupan sehari-hari.

Akhirnya Ki Ageng donowongsopun membuat belik (kolam) kecil di tepi sungai tersebut untuk menampung air guna kebutuhan sehari-hari. Air di belik itu jernih sekali namun ada keanehan yaitu warnanya kebiru-biruan. Ki Ageng Donowongso tercengang keherananan. Pada saat memikirkan air tersebut datanglah seorang laki-laki tua menjumpainya. Seorang Lelaki tersebut menderita penyakit nafas yang sudah sangat parah, sehingga badannya kurus kering, dan berjalan kelihatan susah sekali. Lelaki tersebut minta di obati oleh Ki Ageng Donowongso. Karena mendengar keluhan dan permintaan lelaki tersebut Ki Ageng Donowongso juga bingung.

Ahirnya Ki Ageng Donowongso mendapat firasat dari Tuhan, dan di tolehnya belik yang airnya kebiru-biruan itu, dan selanjutnya memandang lelaki tua yang sakit itu seperti ada hubungan ghaib. Tanpa pikir panjang Ki Ageng Donowongso mengambil air belik itu dan diberikan kepada lelaki yang sakit tersebut untuk diminum. Ternyata sedikit demi sedikit air diminum, badan lelaki tua tersebut menjadi segar dan nafasnya juga menjadi lega. Lelaki tua yang sakit tersebut tinggal beberapa hari disitu dan meminum air belik tersebut dan akhirnya sembuh. Lelaki tua itupun kembali ketempat asalnya setelah mengucapkan terimakasih kepada Ki Ageng Donowongso.

Dengan kejadian itu maka tersebarlah beritanya kemana-mana (jw. keceluk ing ngendi-ngendi) bahwa daerah itu ada belik yang airnya dapat menyembuhkan orang sakit.Berita itupun tersebar kemana-mana  sehingga banyak orang yang menderita sakit datang untuk berobat. Bahkan keluarga Ki Ageng Donowongso sendiri yang tidak menderita sakit dan tengah terpencar-pencar berselisih karena di adu domba oleh Belanda juga datang ke tempat itu untuk menyaksikan kebenaran berita itu. Ketika sampai di situ dan tahu bahwa saudaranya sendirilah yang membuat belik itu, mereka berangkulan pertanda sangat terharu. Mereka telah lama bercerai berai untuk berselisih dan telah lama pula tidak berjumpa, sekarang semuanya telah menyadari bahwa perselisihan mereka karena di adu domba oleh Belanda, dan akhirnya bersatulah mereka seperti sedia kala.

Sementara air atau dalam bahasa jawa Banyu itu masih terus terkenal (jw.kaceluk) di mana-mana dan ternyata karena rahmat Tuhan air itu dapat di manfaatkan bagi kehidupan manusia, karena dapat menyembuhkan orang yang sakit, maka oleh para kerabat Ki Ageng Donowongso daerah tersebut di namai BALUK, yaitu mengambil dari dua kata BAnyu (air) yang kaceLUK (terkenal, tersohor). Kemudian sampai sekarang menjadi nama desa Baluk.

 B. GAMBARAN UMUM KONDISI DESA

1.   Kondisi Geografis

Keadaan Umum Desa mapanjua  meliputi :

a.    Tahun berdiri Desa            : 1669 ( mengacu berdirinya Kabupaten

  Magetan)

b.   Luas Wilayah                     : 174.69 Ha

c.    Letak Dunia                       : 7.51976o S/LS  dan 111.46129o E /BT

d.   Batas Wilayah                    :

1.   Sebelah Utara               : Desa Keras Kulon/ Keras Wetan,

  Gerih/ Geneng, Ngawi

2.   Sebelah Selatan            : Ds Maron, Karangrejo, Magetan

3.   Sebelah Barat               : Desa Sumursongo,karas Magetan

4.   Sebelah Timur              : Desa Jonggrang Barat magetan.

e.    Geografi dan Topografi

1.   Ketinggian tanah dari Permukaan Laut    : 80 m

2.   Banyaknya Curah Hujan                          :  1600      Mm/Th.

3.   Topografi                                                   : dataran   Rendah

4.   Suhu Udara Rata rata                               :   36-37   derajat.

f.     Orbitasi (jarak dari Pusat Pemerintahan)

1.   Jarak dari Pusat Pemerintahan kecamatan        : 5 Km

2.   Jarak dari Ibu Kota Kabupaten                           : 25 Km

3.   Jarak Dari Ibu Kota Propinsi                              : 200 Km

g.    Dusun / Lingkungan

1.   Jumlah Dusun                                : 3 Dusun

2.   Jumlah RT                                       : 10 RT

3.   Jumlah RW                                     : 3 RW



Statistik Kampung


Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Jumlah Jiwa
1983
Jumlah Kepala Keluarga
709
Jumlah PUS
326
Persentase Partisipasi Keluarga dalam Poktan (Kelompok Kegiatan)

Keluarga yang Memiliki Balita
131
Keluarga yang Memiliki Remaja
367
Keluarga yang Memiliki Lansia
427
Jumlah Remaja
358
PUS dan Kepesertaan Ber-KB
Total
228
PUS dan ketidaksertaan Ber-KB
Total
98

Status Badan Pengurus


Sarana dan Prasarana


Bina Keluarga Balita (BKB)
BKB

Bina Keluarga Balita (BKB)

Ada

Bina Keluarga Remaja (BKR)
BKR

Bina Keluarga Remaja (BKR)

Ada

Bina Keluarga Lansia (BKL)
BKL

Bina Keluarga Lansia (BKL)

Ada

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)
UPPKA

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)

Ada

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)
PIK R

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)

Ada

Sekretariat Kampung KB
Sekretariat KKB

Sekretariat Kampung KB

Ada

Rumah Data Kependudukan Kampung KB
Rumah Dataku

Rumah Data Kependudukan Kampung KB

Ada

Dukungan Terhadap Kampung KB


Sumber Dana Ya,
APBD
Dana Desa
Kepengurusan/pokja KKB Ada
SK pokja KKB Ada
PLKB/PKB sebagai pendamping dan pengarah kegiatan Ada,
SINGGIH SULAKSANA, SH. MH
197807262011012003
Regulasi dari pemerintah daerah Ada,
Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Gubernur
Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Bupati/Walikota
SK Kecamatan tentang Kampung KB
SK Kepala Desa/Lurah tentang Kampung KB
Pelatihan sosialisasi bagi Pokja KKB Ada
Jumlah anggota pokja yang sudah terlatih/tersosialisasi pengelolaan KKB 1 orang pokja terlatih
dari 18 orang total pokja
Rencana Kegiatan Masyarakat Ya
Penggunaan data dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan Ya,
Potensi Desa
Lainnya

Mekanisme Operasional


Rapat perencanaan kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Rapat koordinasi dengan dinas/instansi terkait pendukung kegiatan Ada, Frekuensi: Tahunan
Sosialisasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Penyusunan Laporan Ada, Frekuensi: Tahunan