PENGOMPOSAN SAMPAH
TUMBAK PETAR
Dipublikasi pada 09 September 2020
Deskripsi
a. Pengertian pengomposan, adalah proses di mana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikrob-mikrob yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.b. Jenis dan Klasifikasi Sampah : Sampah Rumah Tangga, Sampah Sejenis Rumah tangga yang berasal dari perkantoran, kawasan komersil, kawasan industri, dan lain sebagainya), Sampah spesifik (sampah yang memerlukan pengelolaan khusus)
c. Klasifikasi sampah ;
? Sampah Organik atau sampah basah atau sampah hayati adalah jenis sampah yang berasal dari jasad hidup sehingga mudah membusuk dan dapat hancur secara alami. Contohnya adalah sampah sisa dapur, daun-daunan, sayur-sayuran, buah-buahan, daging, ikan, nasi, dan potongan rumput/ daun/ ranting dari kebun
? Sampah anorganik atau sampah kering atau sampah non-hayati adalah sampah yang sukar atau tidak dapat membusuk, merupakan sampah yang tersusun dari senyawa non-organik yang berasal dari sumber daya alam tidak terbaharui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri.
d. Kompos bermanfaat untuk (Djamaluddin dan Wahyono, 2006): mengembalikan nutrisi ke tanah, mendukung pengendalian gulma dan pencegahan erosi, meningkatkan kapasitas buffer tanah, menambahkan unsur hara makro dan mikro pada tanah, meningkatkan kapasitas pertukaran ion tanah, menghemat penggunaan pupuk kimia, memperpanjang umur TPA, dan lain sebagainya
e. Faktor yang Mempengaruhi Pengomposan :
? Perbandingan kandungan C/N sampah organik yang optimal pada proses pembuatan kompos adalah antara 20-40
? Unsur C digunkan mikroba untuk energi dan unsur N dipergunakan untuk perkembang biakan mikroba
? Kandungan C/N berbeda-beda setiap jenis sampah.
? Sampah sayuran biasanya memiliki rasio C/N berkisar antara 11-13, sedangkan untuk sampah buah-buahan berkisar antara 20-49.
? Adapun bahan–bahan yang memiliki rasio C/N lebih tinggi daripada 100 antara lain sekam padi, tongkol jagung dan serbuk gergaji.
? Kandungan C/N berbeda-beda setiap jenis sampah.
? Sampah cokelat memiliki C/N yang tinggi dan sampah Hijau C/Nnya rendah.
? Kondisi kelembaban optimal adalah 50-60% (Djamaluddin dan Wahyono, 2006; sulistyorini, 2005)
? Apabila kelembaban dibawah 40%, aktivitas mikroba akan mengalami penurunan. Apabila kelembaban lebih besar dari 60%, hara akan tercuci, volume udara berkurang, akibatnya aktivitas mikroba akan menurun dan akan terjadi fermentasi anaerobik yang menimbulkan bau tidak sedap
? Bakteri aerob membutuhkan suplay oksigen. Salah satunya dengan cara pengadukan secara berkala.
? Apabila aerasi terhambat, maka akan terjadi proses anaerob yang akan menghasilkan bau yang tidak sedap
? Suhu ideal pada proses pengomposan adalah 550C (Unus dalam sulistyorini, 2005)
? Panas dihasilkan dari aktivitas mikroba
? Suhu yang rendah mikroba tidak bekerja secara optimal dan suhu yang tinggi mikroba akan mati.
? Pada awal pengomposan pH yang dibutuhkan adalah 5 dan akan naik menjadi 7-8 sampai terbentuknya kompos (Damanhuri dan Padmi, 2010; Djamaluddin dan Wahyono, 2006)
? Kandungan hara penting untuk menghasilkan pupuk kompos yang berkualitas
? Aktivator bertujuan untuk mempercepat proses pengomposan
? Pada kondisi alami proses pengomposan dapat berjalan sampai lebih dari 6 bulan
? Jika menggunakan aktivator dapat mencapai 21 hari (tergantung aktivator)
f. Sampah yang baik untuk dijadikan kompos adalah : potongan rumput, daun-daunan, sisa makanan, sisa buah-buahan, bubuk kopi/teh, kotoran ternak, serbuk gergaji.
g. Teknik pengomposan berkembang dengan cepat.
h. Ada Beberapa cara Pengomposan: Komposter Takakura, Komposter Tanam Komposter Vent, Open Windrow composting
i. Praktek membuat kompos dengan komposter takakura
Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan Peserta paham akan pentingnya tatacara membuat kompos dari sampah-sampah organik dan mampu membuat sendiri dirumah masing-masing yang pada akhirnya dapat meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat.
Sesi Kegiatan Keagamaan