Kegiatan Ojung Memperingati Harlah GP Ansor yang ke 90 Tahun 2024

ORO ORO PULEH
Dipublikasi pada 14 May 2024

Deskripsi

Tradisi Ojung merupakan ritual yang dilakukan leluhur di Desa Bugeman, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

Tradisi Ojung adalah tradisi saling memukul menggunakan rotan yang dimainkan oleh dua orang.

Keberadaan tradisi tersebut masih dilakukan hingga saat ini dan dianggap untuk menghindari bencana. Ojung juga merupakan tradisi yang dilakukan di sejumlah wilayah di Jawa Timur.

Tradisi Ojung Pengertian Tradisi Ojung Dalam bahasa Madura yang juga berlaku di Situbondo tradisi Ojung ditulis dengan Ojhung. Penulisan Ojung sesuai dengan bahasa Indonesia.

Tradisi Ojung adalah tradisi memukul menggunakan senjata rotan. Tradisi tersebut dimainkan oleh dua orang secara bergantian. Jika salah satu peserta memukul, maka peserta lain akan menangkis atau menghindar. Dalam tradisi Ojung, dua orang pemain saling berhadapan. Sebelum memukul, mereka akan berputar-putar terlebih dahulu dan menghentakkan kaki seperti orang menari.

Setiap gerakan pemain diselaraskan dengan iringan musik. Penonton akan memberikan semangat dengan suara riuh. Durasi permainan dibatasi dengan tiga hingga lima kali adu cambukan. Permainan Ojung juga dilengkapi wasit yang disebut Kemlandang. Dalam tradisi Ojung, penyelenggara biasa akan menyiapkan dana yang akan diberikan kepada pemain. Pemain akan diberikan uang oleh penyelenggaraan, rata-rata setelah tiga kali cambukan. Jika wasit menganggap cambukannya bagus, maka akan ditambah dua kali cambukan. Pada "ronde" selanjutnya tersebutlah setiap pemain akan mendapatkan uang sebanyak dua kali lipat. Setiap ronde membutuhkan waktu kurang lebih lima menit. Tidak ada menang kalah dalam permainan tradisi Ojung. Pertunjukan tersebut lebih mengutamakan kelangsungan acara yang meriah. Latar Belakang Tradisi Ojung Tradisi Ojung telah dikenal sejak zaman nenek moyang yang masih dilakukan hingga saat ini. Bagi masyarakat Desa Bugeman, tradisi Ojung harus dilaksanakan oleh kepala desa.

Tujuan tradisi Ojung untuk menghindari bencana alam, berbagai macam penyakit, carok, kematian hewan ternak, atau menghindari gagal panen untuk hasil pertanian dan perkebunan. Untuk itu, masyarakat Desa Bugeman tidak berani meninggalkan tradisi ini. Ada lima alasan utama tradisi Ojung selalu dilaksanakan setiap tahun, yaitu:

1.      Tradisi Ojung dipercaya untuk mendatangkan hujan. Jika, ada pemain yang meneteskan darah ke tanah sebagai pertanda permohonan mereka diterima oleh Allah SWT.

2.      Tradisi Ojung digunakan untuk pertunjukan awal kesenian rakyat, seperti Singo Ulung Situbondo atau Bantengan di Mojokerto.

3.      Ojung pada zaman dahulu dipercaya sebagai latihan kanuragan bagi prajurit Majapahit, yang kemudian menjadi tradisi masyarakat.

4.      Ojung sebagai tradisi yang digelar untuk ritual khusus sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar terhindar dari malapetaka.

5.      Ojung menjadi pertunjukan hiburan di panggung dan area terbuka.

Pemain Tradisi Ojung Para Pemain bukan orang sembarangan. Pemain Ojung adalah laki-laki yang secara ritual telah diisi sehingga memiliki kekuatan tahan sakit akibat pukulan.

Jika mereka sampai tergores dan berdarah akibat pukulan yang mengenai punggung, maka mereka tetap tersenyum dan tidak terucap kata mengaduh.

Padahal jika melihat kejadian tersebut, penonton akan menjerit kesakitan membayangkan seolah-olah dirinya terkena sabetan. Peran dukun dalam hal ini diyakini mempunyai kekuatan tertentu yang sanggup menyembuhkan luka dengan cara mengoleskan dengan taburan beras kuning dan kulit pisang. Bahkan ada dukun yang hanya dengan usapan telapak tangan saja dapat menyembuhkan luka.

Syarat Tradisi Ojung Pertunjukan tradisi Ojung mempunyai syarat dan ketentuan. Syaratnya adalah mengadakan selamatan sehari sebelum pertunjukkan sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Proses selamatan tersebut dengan menyiapkan sesajen dengan isi berupa, nasi tujuh warna, bunga 1.000 macam, kepala sapi, kepala kambing, kepala kerbau, 1.000 tusuk sate, kue yang warnanya menyerupai warna tujuh hewan buas, dan legin (tempat untuk menaruh sesajen) yang terbuat dari bambu.

Setelah selamatan selesai, masyarakat akan membawa sesajen tersebut dari rumah kepala desa menuju panitenan atau rumah kepala adat.

Sesajen akan didoakan di rumah tersebut sekaligus mohon keselamatan kepada Yang Kuasa, supaya masyarakat mendapatkan keselamatan dan lebih baik dari tahun sebelumnya. Pada keesokan harinya, ada upacara adat dan penyambutan kegiatan tradisi Ojung.

Waktu Pelaksanaan Tradisi Ojung Tradisi Ojung dilakukan pada keesokan setelah selamatan. Rangkaian kegiatan Ojung biasanya dilakukan mulai pukul 13.00 hingga 18.00 WIB pada hari Selasa. Masyarakat Desa Bugeman memilih hari Selasa karena dianggap sakral dan bagus. Tradisi Ojung diawali dengan pertunjukan tari-tarian yang diiringi oleh gamelan dan diakhiri dengan doa. Properti tradisi Ojung adalah, rotan, pakaian pemain Ojung yang berupa sarung dan kopyah, serta alat musik pengiring berupa gamelan, kendang, dan gong. Tradisi Ojung tidak menentukan pemenang yang kalah dan menang. Pemain melakukan dengan ikhlas demi pertunjukan hiburan dan kegiatan tahunan.

Sesi Kegiatan Sosial Budaya

Instansi Pembina Kegiatan

Sasaran Kegiatan