Kegiatan Ojung Memperingati Harlah GP Ansor yang ke 90 Tahun 2024
Deskripsi
Tradisi Ojung merupakan ritual yang
dilakukan leluhur di Desa Bugeman, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, Jawa
Timur.
Tradisi Ojung adalah tradisi saling
memukul menggunakan rotan yang dimainkan oleh dua orang.
Keberadaan tradisi tersebut masih
dilakukan hingga saat ini dan dianggap untuk menghindari bencana. Ojung juga
merupakan tradisi yang dilakukan di sejumlah wilayah di Jawa Timur.
Tradisi Ojung Pengertian Tradisi Ojung
Dalam bahasa Madura yang juga berlaku di Situbondo tradisi Ojung ditulis dengan
Ojhung. Penulisan Ojung sesuai dengan bahasa Indonesia.
Tradisi Ojung adalah tradisi memukul
menggunakan senjata rotan. Tradisi tersebut dimainkan oleh dua orang secara
bergantian. Jika salah satu peserta memukul, maka peserta lain akan menangkis
atau menghindar. Dalam tradisi Ojung, dua orang pemain saling berhadapan.
Sebelum memukul, mereka akan berputar-putar terlebih dahulu dan menghentakkan
kaki seperti orang menari.
Setiap gerakan pemain diselaraskan
dengan iringan musik. Penonton akan memberikan semangat dengan suara riuh.
Durasi permainan dibatasi dengan tiga hingga lima kali adu cambukan. Permainan
Ojung juga dilengkapi wasit yang disebut Kemlandang. Dalam tradisi Ojung,
penyelenggara biasa akan menyiapkan dana yang akan diberikan kepada pemain.
Pemain akan diberikan uang oleh penyelenggaraan, rata-rata setelah tiga kali
cambukan. Jika wasit menganggap cambukannya bagus, maka akan ditambah dua kali
cambukan. Pada "ronde" selanjutnya tersebutlah setiap pemain akan
mendapatkan uang sebanyak dua kali lipat. Setiap ronde membutuhkan waktu kurang
lebih lima menit. Tidak ada menang kalah dalam permainan tradisi Ojung.
Pertunjukan tersebut lebih mengutamakan kelangsungan acara yang meriah. Latar
Belakang Tradisi Ojung Tradisi Ojung telah dikenal sejak zaman nenek moyang
yang masih dilakukan hingga saat ini. Bagi masyarakat Desa Bugeman, tradisi
Ojung harus dilaksanakan oleh kepala desa.
Tujuan tradisi Ojung untuk menghindari
bencana alam, berbagai macam penyakit, carok, kematian hewan ternak, atau
menghindari gagal panen untuk hasil pertanian dan perkebunan. Untuk itu,
masyarakat Desa Bugeman tidak berani meninggalkan tradisi ini. Ada lima alasan
utama tradisi Ojung selalu dilaksanakan setiap tahun, yaitu:
1.
Tradisi
Ojung dipercaya untuk mendatangkan hujan. Jika, ada pemain yang meneteskan
darah ke tanah sebagai pertanda permohonan mereka diterima oleh Allah SWT.
2.
Tradisi
Ojung digunakan untuk pertunjukan awal kesenian rakyat, seperti Singo Ulung
Situbondo atau Bantengan di Mojokerto.
3.
Ojung
pada zaman dahulu dipercaya sebagai latihan kanuragan bagi prajurit Majapahit,
yang kemudian menjadi tradisi masyarakat.
4.
Ojung
sebagai tradisi yang digelar untuk ritual khusus sebagai bentuk syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa, agar terhindar dari malapetaka.
5.
Ojung
menjadi pertunjukan hiburan di panggung dan area terbuka.
Pemain Tradisi Ojung Para Pemain bukan
orang sembarangan. Pemain Ojung adalah laki-laki yang secara ritual telah diisi
sehingga memiliki kekuatan tahan sakit akibat pukulan.
Jika mereka sampai tergores dan berdarah
akibat pukulan yang mengenai punggung, maka mereka tetap tersenyum dan tidak
terucap kata mengaduh.
Padahal jika melihat kejadian tersebut,
penonton akan menjerit kesakitan membayangkan seolah-olah dirinya terkena
sabetan. Peran dukun dalam hal ini diyakini mempunyai kekuatan tertentu yang
sanggup menyembuhkan luka dengan cara mengoleskan dengan taburan beras kuning
dan kulit pisang. Bahkan ada dukun yang hanya dengan usapan telapak tangan saja
dapat menyembuhkan luka.
Syarat Tradisi Ojung Pertunjukan tradisi
Ojung mempunyai syarat dan ketentuan. Syaratnya adalah mengadakan selamatan
sehari sebelum pertunjukkan sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Proses selamatan tersebut dengan
menyiapkan sesajen dengan isi berupa, nasi tujuh warna, bunga 1.000 macam,
kepala sapi, kepala kambing, kepala kerbau, 1.000 tusuk sate, kue yang warnanya
menyerupai warna tujuh hewan buas, dan legin (tempat untuk menaruh sesajen)
yang terbuat dari bambu.
Setelah selamatan selesai, masyarakat
akan membawa sesajen tersebut dari rumah kepala desa menuju panitenan atau
rumah kepala adat.
Sesajen akan didoakan di rumah tersebut
sekaligus mohon keselamatan kepada Yang Kuasa, supaya masyarakat mendapatkan
keselamatan dan lebih baik dari tahun sebelumnya. Pada keesokan harinya, ada
upacara adat dan penyambutan kegiatan tradisi Ojung.
Waktu Pelaksanaan Tradisi Ojung Tradisi
Ojung dilakukan pada keesokan setelah selamatan. Rangkaian kegiatan Ojung
biasanya dilakukan mulai pukul 13.00 hingga 18.00 WIB pada hari Selasa.
Masyarakat Desa Bugeman memilih hari Selasa karena dianggap sakral dan bagus.
Tradisi Ojung diawali dengan pertunjukan tari-tarian yang diiringi oleh gamelan
dan diakhiri dengan doa. Properti tradisi Ojung adalah, rotan, pakaian pemain
Ojung yang berupa sarung dan kopyah, serta alat musik pengiring berupa gamelan,
kendang, dan gong. Tradisi Ojung tidak menentukan pemenang yang kalah dan
menang. Pemain melakukan dengan ikhlas demi pertunjukan hiburan dan kegiatan
tahunan.