PERAYAAN HARI SUCI TUMPEK LANDEP, SANISCARA KLIWON WUKU LANDEP FEBRUARI TAHUN 2025
Deskripsi
Tb. Barat - Sabtu, 22 Februari 2024. Bertempat di Padmasana Kantor Desa Tegalbadeng Barat telah melaksanakan kegiatan Perayaan Hari Suci Tumpek Landep. Tumpek Landep dirayakan setiap enam bulan sekali (210 hari) sekali berdasarkan sistem penanggalan Bali, tepatnya pada Saniscara Kliwon (Sabtu Kliwon) wuku Landep.
Hadir pada saat perayaan tersebut Bapak Bapak Sekdes, Ibu Ketua BPD, Bapak Kelian Dinas se-Desa Tegalbadeng Barat, Perangkat Desa dan warga sekitarnya. Upacara peringatan tersebut di puput oleh Jro Mangku Dalem Ketut Mambal.
Kata Tumpek sendiri berasal dari “Metu” yang artinya bertemu, dan “Mpek” yang artinya akhir, jadi Tumpek merupakan hari pertemuan wewaran Panca Wara dan Sapta Wara, dimana Panca Wara diakhiri oleh Kliwon dan Sapta Wara diakhiri oleh Saniscara (hari Sabtu). Sedangkan Landep sendiri berarti tajam atau runcing, maka dari ini diupacarai juga beberapa pusaka yang memiliki sifat dan jenis alat tajam atau runcing seperti keris, serta memohon kepada Sang Hyang Pasupati agar semua alat atau senjata tetap bertuah.
Dalam Tumpek Landep, Landep yang diartikan tajam mempunyai filosofi yang berarti bahwa Tumpek Landep merupakan tonggak penajaman, citta, budhi dan manah (pikiran). Dengan demikian umat selalu berperilaku berdasarkan kejernihan pikiran dengan landasan nilai – nilai agama. Dengan pikiran yang suci, umat mampu memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk.
Tumpek landep merupakan tonggak untuk mulat sarira/introspeksi diri untuk memperbaiki karakter agar sesuai dengan ajaran – ajaran agama. Pada rerainan tumpek landep hendaknya umat melakukan persembahyangan di sanggah/merajan serta di pura, memohon wara nugraha kepada Ida Bhatara Sang Hyang Siwa Pasupati agar diberi ketajaman pikiran sehingga dapat menjadi orang yang berguna bagi masyarakat. Pada rerainan tumpek landep juga dilakukan pembersihan dan penyucian pusaka warisan leluhur.
Ada juga sebagian masyarakat yang mengartikan Tumpek Landep seperti berikut. Di masayarakt Bali ada kalimat jika seseorang sedang mengalami perasaan kesal atau marah dengan ungkapan umpatan "Sing ngelah idep...". (Tak punya idep/kemampuan berpikir.....)
'Idep' punya makna penting bagi orang Bali. Ia tak hanya bermakna pikiran, tapi juga rasa. Kemampuan berpikir dan merasakan. Jika dua komponen penting ini hilang dari makhluk bernama manusia, apakah yang membedakannya dengan mesin atau robot?
Hari raya Tumpek Landep hasil kecerdasan leluhur Bali. Rentetan sebelum merayaan Tumpek Landep, masih berkaitan dengan perayaan Hari Raya Saraswati dan Hari Raya Pagerwesi yang diperingati di beberapa hari sebelumnya. Setelah memohon pengetahuan suci pada hari Saraswati, memohon "perisai/perlindungan diri" saat hari Pagerwesi, tibalah kemudian diharapkan pikiran (dan juga perasaan) menjadi suci, bersih, tajam, pada hari Tumpek Landep, sebagai bekal menjalani kehidupan yang sangat beragam (kompleks).
Kegiatan perayaan Tumpek Landep berjalan dengan aman, tertib dan lancar.