PECARUAN TAWUR AGUNG KESANGA DAN PENGARAKAN OGOH-OGOH HARI RAYA NYEPI CAKA 1947 TAHUN 2025
Deskripsi
Tb. Barat - Jum'at, 28 Maret 2025. Bertempat di Catus Pata Pura Puseh lan Desa, dan di beberapa perempatan serta di Perusahan-perusahaan (pabrik berskala besar) yang berada di wilayah Desa Adat Tegalbadeng Kauh dilaksanakan kegiatan Pecaruan Tawur Agung Kesanga Hari Raya Nyepi Caka 1947.
Pecaruan Tawur Kesanga
Pecaruan Tawur Kesanga dalam Hari Raya Nyepi memiliki makna yang sangat mendalam bagi umat Hindu, khususnya dalam tradisi Bali. Upacara ini dilakukan sehari sebelum Nyepi yaitu pada hari kesembilan dari bulan kasanga, dan bertujuan untuk menyucikan alam semesta sekaligus mempersiapkan diri manusia menuju Catur Brata Penyepian.
Adapun makna dari pecaruan tawur kesanga adalah :
1. Penyucian Alam dan Energi
- Pecaruan Tawur Kesanga adalah upacara Bhuta Yadnya yang bertujuan untuk mengharmoniskan hubungan antara manusia dengan alam semesta, termasuk energi Bhuta Kala yang sering kali dianggap sebagai kekuatan negatif.
- Dengan memberikan caru (persembahan) kepada Bhuta Kala, energi ini diubah dan disucikan agar tidak mengganggu keseimbangan alam.
2. Pemulihan Keharmonisan
- Upacara ini melambangkan proses penyelarasan antara tiga hubungan utama dalam ajaran Hindu, yang disebut Tri Hita Karana yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama, dan hubungan manusia dengan alam.
- Pemulihan harmoni ini penting untuk memastikan bahwa Nyepi dapat dilalui dengan kedamaian.
3. Pelepasan Dosa dan Energi Negatif
- Tawur Kesanga adalah simbol pembersihan diri dari dosa serta pelepasan segala bentuk energi negatif yang telah menumpuk selama setahun. Hal ini memungkinkan umat Hindu untuk memulai tahun baru Saka dengan hati dan pikiran yang bersih.
4. Simbol Keseimbangan Spiritual
- Persembahan caru dalam Tawur Kesanga adalah bentuk rasa syukur dan pengakuan terhadap keberadaan semua elemen dalam alam semesta, termasuk kekuatan-kekuatan yang kurang terlihat.
- Ini mencerminkan kesadaran spiritual bahwa segala sesuatu memiliki peran dan perlu dihormati.
5. Persiapan untuk Keheningan Nyepi
- Setelah energi negatif disucikan melalui Tawur Kesanga, umat Hindu memasuki keheningan Nyepi dengan fokus pada introspeksi, meditasi, dan Catur Brata Penyepian, sehingga mereka benar-benar siap secara fisik dan spiritual.
Pecaruan Tawur Kesanga adalah salah satu upacara yang menggambarkan filosofi Hindu tentang keseimbangan dan harmoni, tidak hanya dalam hubungan manusia, tetapi juga antara manusia dan alam.
Dengan melakukan Pecaruan Tawur Kesanga, umat Hindu di Bali berharap dapat membersihkan diri dan lingkungan dari segala bentuk kejahatan dan keburukan, serta mempersiapkan diri untuk menyambut hari Nyepi dengan hati yang bersih dan suci.
OGOH - OGOH
Prosesi Ogoh-ogoh
Prosesi Ogoh-ogoh biasanya dilakukan pada malam sebelum Nyepi, yaitu hari keheningan dan kontemplasi. Ogoh-ogoh dalam tradisi Hindu, khususnya di Bali, memiliki makna yang mendalam sebagai simbolisasi dari kekuatan negatif atau energi buruk yang ada di alam semesta. Patung Ogoh-ogoh biasanya dibuat dalam bentuk yang menyeramkan dan besar, mencerminkan Bhuta Kala atau roh jahat.
Makna Ogoh-ogoh
1. Simbolisasi Energi Negatif
Ogoh-ogoh melambangkan sifat negatif yang ada di dalam diri manusia maupun lingkungan, seperti keserakahan, kemarahan, dan keegoisan.
2. Proses Penyucian Diri
Melalui prosesi Pengerupukan di mana Ogoh-ogoh diarak keliling desa sebelum akhirnya dibakar atau dihancurkan, umat Hindu percaya bahwa hal ini adalah ritual untuk menyucikan diri dan lingkungan dari energi buruk.
3. Pelepasan dan Pengendalian Nafsu Duniawi
Menghancurkan Ogoh-ogoh menjadi simbol pelepasan dari nafsu duniawi dan sifat-sifat negatif, agar manusia lebih harmonis dalam menjalani kehidupan spiritual.
4. Pelengkap Upacara Tawur Kesanga
Ogoh-ogoh menjadi bagian penting dari ritual Tawur Kesanga yang dilakukan sehari sebelum Hari Raya Nyepi, sebagai bagian dari harmonisasi alam semesta.
5. Karya Seni dan Budaya
Ogoh-ogoh juga memiliki nilai artistik yang tinggi. Setiap patung mencerminkan kreativitas masyarakat Bali dalam menciptakan karya seni yang sarat akan makna spiritual dan filosofis.
Dalam prosesi ini, Ogoh-ogoh tidak hanya menjadi simbol penghancuran energi negatif tetapi juga pengingat untuk menjaga keseimbangan antara diri, alam, dan Tuhan. Dengan demikian, ogoh-ogoh memiliki makna yang sangat penting dalam tradisi Hindu di Bali, yaitu sebagai simbol kekuatan spiritual dan pembersihan dari segala bentuk kejahatan dan keburukan.
Kegiatan Pecaruan Tawur Agung Kesanga dan Pengarakan Ogoh-ogoh keliling desa berjalan dengan aman, tertib dan lancar.
VIDEO PECARUAN TAWUR KESANGA NYEPI CAKA 1947
PENGARAKAN OGOH-OGOH NYEPI CAKA 1947