TRADISI NYAPAR UMAT MUSLIM PADA BULAN SAFAR DI DESA TEGALBADENG BARAT TAHUN 2025
Deskripsi
Tb. Barat - Rabu, 20 Agustus 2025. Bertempat di Masjid Baitul 'Abidin Banjar Tengah, Masjid Al-Ikrom Teluk Limo, serta di AngkringanTeluk Limo telah dilaksanakan kegiatan Nyapar oleh masyarakat muslim setempat. Tradisi Nyapar di bulan Safar adalah sebuah ritual tolak bala atau musibah yang sarat makna spiritual dan budaya. Tradisi Nyapar dilaksanakan pada hari Rabu terakhir bulan Safar, yang dipercaya sebagai hari penuh musibah atau “Rabu Wekasan”. Bulan Safar sendiri merupakan bulan kedua dalam kalender Hijriyah. Tujuannya adalah memohon perlindungan dan keselamatan bagi keluarga dan masyarakat. Tradisi ini memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat yang melakukannya, yaitu sebagai bentuk upaya untuk meningkatkan keimanan dan keselamatan diri serta keluarga.
Dalam tradisi Nyapar, masyarakat melakukan berbagai ritual dan aktivitas untuk membersihkan diri dan rumah dari hal-hal negatif. Masyarakat membersihkan rumah dari kotoran dan debu, serta melakukan pembersihan spiritual dengan melakukan doa dan zikir, mengadakan selamatan atau kenduri untuk memohon perlindungan dan keselamatan dari Tuhan serta melakukan ritual khusus, seperti membaca doa tertentu, melakukan puasa, atau melakukan aktivitas lainnya untuk menghindari bala.
Tradisi ini kini lebih sering dilakukan di rumah, langgar, atau masjid, tidak lagi di pesisir pantai seperti dulu. Namun esensinya tetap terjaga yaitu kebersamaan, spiritualitas, dan warisan budaya. Tradisi Nyapar adalah contoh indah bagaimana masyarakat lokal memadukan nilai Islam, kearifan lokal, dan kebersamaan dalam satu ritual yang penuh makna. Namun, perlu diingat bahwa tradisi ini tidak sama dengan ajaran Islam yang murni, melainkan lebih kepada tradisi lokal yang berkembang di masyarakat.
Kegiatan Nyapar berjalan dengan aman, tertib dan lancar.