PIODALAN PADMASANA DI KANTOR DESA TEGALBADENG BARAT TAHUN 2023 PADA PURNAMA KETIGA
Deskripsi
Tb. Barat. Kamis, 31 Agustus 2023. Pemdes Tegalbadeng Barat hari ini melakukan kegiatan Dewa Yadnya yaitu melakukan upacara piodalan di Pura Padmasana Kantor Perbekel Tegalbadeng Barat. Piodalan ini dilaksanakan setiap Purnama KeTiga setiap tahunnya.
Piodalan sendiri berasal dari kata “wedal” yang memiliki arti “keluar” atau “lahir”. Jadi, layaknya perayaan hari ulang tahun, upacara odalan tersebutlah ditetapkan sebagai hari lahir sebuah Pura Padmasana di Kantor Perbekel Tegalbadeng Barat. Dengan kata lain, piodalan merupakan peringatan hari lahirnya sebuah tempat suci umat Hindu.
MAKNA UPACARA PIODALAN
Piodalan sendiri dapat diartikan sebagai perayaan hari jadi tempat suci. Upacara piodalan merupakan kewajiban karma desa dalam rangka membayar hutang kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta seluruh manifestasinya yang disthanakan di pura kayangan desa. Piodalan ini terbagi menjadi dua yaitu (1) Piodalan alit (nyanang) dan (2) Piodalan Ageng dan di ikuti oleh seluruh warga karma baik yang tinggal di luar Desa maupun di desa itu sendiri yang terdiri dari berbagai dadia (klen). Piodalan yang dilaksanakan di pura kayangan desa ada yang melaksanakan setiap 6 (enam) sekali dan ada yang melaksanakan setiap satu tahun sekali. Tujuan dari upacara piodalan adalah untuk mewujukan kehidupan yang harmonis dan sejahtera lahir batin dalam masyarakat.
MAKNA YADNYA
Ada tiga jenis kewajiban pokok atau Tri Rna yang harus dilakukan antara lain (1) Dewa rna yaitu kewajiban umat Hindu dalam melaksanakan ajaran agama, melaksanakan dharma dengan cara memelihara semua ciptaan-Nya yakni Panca Mahabhuta (Sthana dari Dewa Agni, Bayu, Dewa Apah, Dewi Pertiwi, dan Akasa), Tumbuh-tumbuhan (sthana Dewa Sangkara), Binatang/ Janggama (Sthana dari Dewa Sambhu); (2) Rsi rna yaitu kewajiban dan tanggungjawab umat Hindu terhadap kehidupan para Rsi, Pendeta, Pandita, Pinandita serta melaksanakan ajaran para rsi atau guru; (3) Pitra rna yaitu kewajiban dan tanggungjawab anak terhadap kehidupan orang tua semasih hidup dan melaksanakan upacara setelah beliau meninggal sampai ngalinggihang di kawitan sebagai Dewa Hyang Pitara.
Sebenarnya ketiga rna ini dapat ditambahi dengan dua rna lagi yang mengacu pada panca yadnya sehingga menjadi panca rna yaitu lima buah kewajiban sebagai manusia yaitu (4) Manusia rna adalah kewajiban terhadap sesama manusia agar dapat hidup rukun dan damai. (5) Bhuta rna yaitu kewajiban terhadap panca mahabhuta beserta tumbuh-tumbuhan dan binatang memelihara kelestarian agar dapat hidup nyaman. Dari kelima kewajiban/ rna ini mendasari pelakasanaan upacara yang disebut dengan panca yadnya yaitu : 1) Dewa yadnya; 2) Rsi yadnya; 3) Pitra yadnya; 4) Manusia yadnya dan; 5) Bhuta yadnya.
yadnya berfungsi sebagai penyucian terhadap alam semesta, yadnya bukanlah hanya sebuah pengorbanan (bhakti) yang berwujud secara konkret berupa hal-hal secara fisikal semata,
TUJUAN YADNYA
a) Untuk membebaskan diri dari ikatan dosa
Adapun yang menjadi tujuan melaksanakan Yadnya adalah sebagai mana dimuat dalam Bhagawad Gita, III,12, yang terjemahannya sebagai berikut :
1) Dipelihara oleh Yadnya, Para Dewa akan memberi kamu kesenangan yang kamu inginkan, Ia yang menikmati pemberian-pemberian ini, Tanpa memberikan balasan kepada Nya, Adalah pencuri.
2) Orang-orang yang baik, Makan apa yang tersisa dari Yadnya, Mereka itu terlepas dari segala dosa, Akan tetapi mereka yang jahat Menyediakan, makanan untuk kepentingan dirinya sendiri, Mereka itu adalah makan dosanya sendiri.
b) Untuk membebaskan diri dari ikatan karma.
Tujuan selanjutnya tentang Yadnya adalah untuk membebaskan diri manusia dari ikatan hukum karma. Hal dapat dipetik dari Kitab :
1) Bhagawad Gita, III,09, yang terjemahannya sebagai berikut :
Kecuali pekerjaan apa yang dilakukan sebagai dan untuk yadnya, Dunia ini juga terikat oleh Hukum Karma, Oleh karena O Arjuna, lakukanlah pekerjaanmu sebagai yadnya, Bebaskan diri dari semua ikatan, Yadnya dengan melakukan pekerjaan tanpa mengikatkan diri dengan ikhlas untuk Tuhan.
2) Bhisma Parwa :
“apan ikang karma kabeh kaentas krta tekap ning yadnya niyatannya. Artinya : segala karma itu akan dapat dibebaskan dengan pelaksanaan yadnya yang sesungguhnya.
c) Yadnya adalah salah satu jalan untuk mencapai Sorga .
Hal ini dapat kita temui dalam kitab Agastya Parwa “ tiga ikang karya amuhara swarga, lwire, tapa, yadnya, kirtti “ artinya ada tiga jalan untuk mencapai Sorga yaitu tapa, yadnya dan kirtti.
d) Pada akhirnya tujuan dari pada Yadnya adalah untuk mencapai “kelepasan“ yaitu manunggalnya antara Atma dengan Paramatma. Hal ini sebagai mana dimuat dalam Bhagawad Gita, IV,31 yang terjemahannya sebagai berikut :
Mereka yang memakan makanan suci
Dari sisa Yadnya, akan mencapai Brahman
Dunia ini bukan untuk ia
Yang tidak memberikan pengorbanan
Apalagi dunia lainnya
O Arjuna yang terbaik dari para Kuru.