MELASPAS PELINGGIH PENUNGGUN KARANG, PELINGGIH PADMASANA DAN PELINGGIH LEBUH DI TK CANDRA KIRANA TEGALBADENG BARAT

Desa Tegalbadeng Barat
Dipublikasi pada 10 November 2023

Deskripsi

Tb. Barat - Jum'at, 10 Nopember 2023 (Sukra Kajeng Kliwon Wuku Bala Sasih Kalima). Bertempat di TK Candra Kirana Desa Tegalbadeng Barat dilaksanakan kegiatan Upacara Melaspas Pelinggih Penunggun Karang, Pelinggih Padmasana dan Pelinggih Lebuh. Hadir pada upacara tersebut Bapak Perbekel Tegalbadeng Barat, Ketua Yayasan TK Candra Kirana, Ibu Ketua BPD, Bapak KaUr Perencanaan, Ibu Kepala Sekolah TK Candra Kirana, Para Guru, dan murid-murid TK. Candra Kirana beserta beberapa wali murid. Upacara dipuput oleh Jro Mangku Kadek Mertayasa. 

Melaspas merupakan salah satu upacara yang wajib dilakukan oleh umat hindu kususnya di Bali, upacara tersebut biasanya dilakukan setelah membuat bangunan atau renovasi baik rumah ataupun bangunan suci. Upacara Melaspas tersebut dilakukan di TK Candra Kirana karena baru selesai membangun tempat suci berupa Pelinggih Penunggun Karang, Pelinggih Padmasana dan Pelinggih Lebuh, masyarakat Hindu di Bali meyakini dengan melaksanakan upacara melaspas dapat membersihkan areal dan bangunan tempat suci dari hal-hal negative (alam niskala).

Kata melaspas berasal dari bahasa Bali yang terdiri atas dua kata yakni Mlas dan PasMlas artinya pemisah dan Pas artinya cocok. Dari kedua rangkaian kata tersebut, melaspas berarti pembuatan bangunan biasanya terbuat dari dua unsur, yakni kayu dan batu dan apabila disatukan akan berbentuk bangunan cocok dan sangat layak untuk ditempati dan ditinggali. Bagi umat Hindu, upacara ini wajib dilaksanakan dan sudah menjadi tradisi turun-temurun hingga saat ini. Upacara ini juga bertujuan agar terciptanya ketenangan dan kedamaian agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan. 

Sebelum upacara Melaspas, yang dilakukan terlebih dahulu adalah Macaru. Hal ini memiliki tujuan untuk nedunang Bhutakala atau mengundang sang Bhutakala untuk dhaturkan Labaan (sesajen). Dengan harapan agar Bhutakala tersebut kembali ke  tempatnya masing-masing  atau mengembalikan berbagai roh-roh yang tadinya tinggal atau mendiami bangunan tersebut ke tempat asalnya. Kemudian menghadirkan Dewa Ghana yang diyakini sebagai Dewa Rintangan yang bertujuan untuk menghalangi hadirnya roh-roh pengganggu.

Setelah Pacaruan selesai, baru dilanjutkan dengan rangkaian dari upacara Melaspas, yaitu mengucapkan orti pada mudra bangunan sebagai permohonan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Orti adalah simbol komunikasi, sebagai permohonan dalam perlengkapan upacara dalam pamelaspasan.

Dilakukan persembahyangan bersama sebagai upasaksi keberlangsungannya upacara. Upacara berlangsung dengan lancar, diharapkan secara sekala dan niskala dapat saling mengimbangi. 

Sesi Kegiatan Keagamaan

Instansi Pembina Kegiatan

Sasaran Kegiatan