PENGABENAN KOLEKTIF ATMA WEDANA TAHUN 2023 DI DESA TEGALBADENG BARAT DIKUNJUNGI PARA PEJABAT SE-KABUPATEN JEMBRANA

Desa Tegalbadeng Barat
Dipublikasi pada 14 November 2023

Deskripsi

Tb. Barat - Selasa, 14 Nopember 2023. Bertempat di Bangsal Ngaben Kolektif Atma Wedana dikunjungi oleh Para Pejabat. Hadir pada saat pengabenan tersebut Bapak Bupati yang diwakili Bapak Kepala Dinas Pendidikan, Majelis Adat Madia, Bapak Camat Negara, Bapak Kapolsek Negara, Bapak Koramil Negara, Bapak Perbekel Desa Tegalbadeng Barat, Para Perbekel Desa Penyanding, Bapak Jro Bendesa Adat Tegalbadeng Kauh, Para Jro Bendesa Adat Penyanding, Bapak Bhabinkamtibmas, Bapak Babinsa, Bapak PolPraDes dan para calon legeslatif. 

Pada kesempatan tersebut Bapak Dinas Pendidikan memberikan informasi rentetan  Upacara Atma Wedana yang merupakan rangkaian upacara Pitra Yadnya yang dilakukan setelah rangkaian upacara ngaben ini memiliki lima jenis upacara dengan tingkat kompleksitasnya tersendiri. Kelima jenis upacara tersebut ialah ngangsen yang merupakan jenis upacara paling sederhana, nyekahmamukurmaligia, dan yang paling kompleks dan jarang dilakukan, yakni ngeluwer. Adapun mamukur dan maligia merupakan dua jenis upacara Atma Wedana yang umum dilaksanakan. Tingkat kompleksitas ini, nantinya akan mempengaruhi jenis banten yang digunakan dan lamanya waktu pelaksanaan. 

Ngaben, merupakan rangkaian upacara bagi umat Hindu di Bali yang termasuk bagian dari Pitra Yadnya, yakni yadnya yang ditujukan untuk leluhur. Namun tak berhenti hingga pada ngaben yang melepaskan roh dari ikatan keduniawian, umat Hindu memiliki rangkaian upacara lanjutan bagi para Pitara (leluhur). Salah satunya, yakni upacara Atma Wedana. Atma Wedana, secara umum dapat diartikan sebagai upacara yang bertujuan untuk menyucikan atma pitara seusai upacara ngaben, dan merupakan upacara yang dilakukan sebelum melinggihang atau memposisikan atma sang leluhur di rong tiga atau sanggah kemulan di masing-masing keluarga.

Melalui upacara Atma Wedana ini yang diawali dengan dilaksanakannya upacara ngangget don bingin sebagai sarana ngawi sekah utawi puspa sarira sajeroning upacara mamukur sehingga nantinya roh atau atman leluhur kita itu menjadi Dewa Pitara untuk selanjutnya dapat menstanakannya di Kemulan. Setelah upacara Atma Wedana/nyekah selesai, dengan terleburnya Panca Maya Kosa, yang terakhir dengan upacara nyegara gunung sehingga nantinya terciptalah dewata-dewati atau telah mencapai "Atmasiddha dewata", sebagaimana disebutkan babad bali dalam Upacara Ngalinggihang Dewa Pitara, yang nantinya dilanjutkan dengan upacara menstanakannya / ngunggahang Dewa Pitara pada Sanggah Kamulan (Pemerajan) atau Pura Kawitan (Pura Leluhur).

Tujuan dari upacara ngaben adalah mempercepat ragha sarira agar dapat kembali ke asalnya, yaitu panca maha butha di alam ini dan bagi atma dapat cepat menuju alam pitra landasan, filosofis ngaben secara umum adalah panca sradha yaitu lima kerangka dasar Agama Hindu yaitu Brahman, Atman, Karmaphala, Samsara dan Moksa.

Kegiatan berlangsung dengan aman, tertib dan lancar.

Sesi Kegiatan Sosial Budaya

Instansi Pembina Kegiatan

Sasaran Kegiatan