Gambaran Umum
GAMBARAN UMUM GAMPONG
I.
Sejarah Gampong
A.
Asal Usul Gampong ( Legenda )
Nama Gampong Tanjong Beuridi pertama sekali diberikan
oleh sekelompok orang yakni Tgk Adam, Tgk Piah, Ampon Brahim, Tgk Imum Daud,
Tgk Mabasyah, Tgk Raja Nafi dan rekan-rekannya lain yang khusus datang untuk
bertani, mereka umumnya datang dari Kreung Beukah dan Ceubrek. Tanjong Beuridi
yang dulunya diberi nama Tanjung Beureu, yang terdiri dari dua (2) suku kata
yakni, Tanjung yang mempunyai arti
dataran yang luas sedangkan Beureu
diambil dari nama pohon (=jenis Pala wija) yang banyak tumbuh disekitar tanah
datar tersebut. Tanjung Beureu dicetuskan/berdiri sekitar tahun 1927. Tidak jelas kapan dan dengan alasan apa
hingga Tanjung Beureu berubah namanya menjadi Tanjong Beuridi, tapi menurut
versi dari nara sumber yang masih hidup dan terbilang sudah sangat ozur
disebabkan pengaruh dan kebiasaan orang yang susah mengucapkan Tanjung Beurue
mereka lebih cendrung mengatakan Tanjong Beuridi.
B.
Sejarah Kepemerintahan Gampong
Dari hasil penelusuran yang dilakukan oleh Tim
Perencanaan Gampong dengan mengacu kepada nara sumber yang masih hidup)1,
maka sejarah kepemerintahan Gampong Tanjong Beuridi yang dapat ditelusuri mulai
dari tahun
1.
Periode Kolonial Jepang
(.......................)
Roda pemerintahan masa tersebut dipangku oleh seorang Peutuha yakni Peutuha
Tgk Adam, jumlah penduduk yang sangat sedikit kira-kira 27 KK memudahkan
Peutuha dalam mengayomi masyarakatnya. Pada masa itulah desain Gampong pertama
dibuat dengan menyiapkan tanah untuk bangunan masjid, tanah untuk bangunan
Muenasah, Tanah untuk bangunan sekolah, Tanah untuk Kuburan dan Tanah untuk
Lapangan Sepak bola. Kepemimpinan Peutuha pada masa itu selalu mengedepankan
hukum Agama.
2.
Periode 1938 – 1953
Kepemerintahan pada tahun 1945 sampai dengan 1953
dijabat oleh Geuchik Mabsyah.
Geuchik Mabasyah sendiri dipilih oleh masyarakat. Masa kepemimpinan beliau
dicetuskan beberapa program yakni Rumoh Lekpek (= rumah kesenian) dijadikan
tempat untuk sekolah rakyat (SR) pada tahun 1948, dan pembangunan mesjid
pertama dilaksanakan dengan cara gotongroyong pada tahun 1941. Tanjong Beuridi
pada masa itu terus berdatangan penduduk luar diataranya dari reusep, cot bada, blah sirih, dayah dan
desa-desa sekitarnya. Peristiwa bersejarah pada masa pemerintahan beliau adalah
DI/TII. Sumber perekonomian masyarakat umumnya dari sawah, ternak dan dari
hasil hutan yakni damar, bahkan hasil panen dari masyarakat dikumpulkan untuk
membayar honor guru di sekolah rakyat. Suatu bukti bahwa orang dulu sangat memperhatikan
pendidikan.
3.
Periode
(1953-1956)
Pucuk pimpinan dipegang oleh Geuchik Andah setelah beralih generasi dari Geuchik terdahulu yakni
Geuchik Mabasyah. Masa kepimpinan geuchik Andah tidak banyak program yang
tercipta, hanya saja melanjutkan program-program dari pendahulunya, diantara
lain pemindahan Lokasi mesjid dari tempat yang lama ketempat yang baru karena
dianggap sangat stategis berada ditengan-tengah Gampong. Geuchik Andahpun tak lama menjabat sebagai geuchik karena
beliau terpilih menjadi Imum Mukim.
4.
Periode
(1956-1961)
Pada masa ini tampuk pimpinan dijabat oleh Geuchik Muhammad Alibasyah, beliau
sangat arif dalam mengayomi semua unsur yang ada di gampong sehingga roda
kepemimpinan gampong berjalan dengan baik, segala persoalan dapat diselesaikan
dengan cara musyawarah. Pada masa beliau pulalah nama lembaga pendidikan
berubah menjadi Sekolah dasar yang sebelumnya sempat berganti-ganti, dari
Sekolah Rakyat (SR) berubah menjadi Sekolah Rendah Indonesia pada tahun 1953
kemudian sempat berupa menjadi Madrasah Ibtidaiyah sebelum selanjutnya menjadi
Sekolah Dasar. Pada tahun 1959 dibangun meunasah pertama di Tanjong beuridi.
5.
Periode
(1961-1965)
Selanjutnya pucuk pimpinan dipegang oleh Pang Aya nama aslinya YAHYA MUHAMMAD
ALI, masa kepimpinannya tidak lama tapi selain melanjutkan program
pendahulunya, juga ada satu proyek bantuan pemerintah dilaksanakan yaitu Waduk
yang dibangun pada Tahun 1961.
6.
Periode
(1965-1975)
Setelah pang Aya kemudian
geuchik dijabat oleh Alamsyah Sarong,
masa periode inipun tak banyak kemajuan disektor prasarana karena minimnya
bantuan hanya beberapa gorong-gorong dengan mengalokasikan dana LKMD. Pada masa
geuchik Alamsyah Sarong terobosan yang fantastis lewat tatanan sosial
bermasyarakat yakni aturan yang memagar lahan atau kebun dihapus. Karena
penilaian waktu itu memagar lahan atau kebun itu sangat tidak memihak untuk
orang miskin, karena orang kaya dengan leluasa melepas hewan ternaknya
sementara orang miskin tak sanggup untuk membiayai pemagaran lahan karena tidak
ada biaya. Konsep yang ditawarkan oleh perangkat pada masa itu disahkan dan
sekaligus menjadi acuan beberapa desa/gampong disekitarnya. Beliau menjabat 2
periode.
7.
Periode (1975-1989)
Periode ini Tgk. Muhammad Alibsyah terpilih untuk kedua
kalinya untuk menjabat kembali sebagai geuchik. Penduduk terus bertambah dan
tatanan pemerintahan semakin baik, segala pemasalahan dapat diselesaikan dengan
penuh kemaslahatan. Karena jumlah penduduk semakin hari semakin banyak maka
timbul ide dari sang pemimpin untuk membagi beberapa dusun yakni: Dusun
Gunawan, Dusun kreung Cut, Dusun Rambong Payong dan Dusun Tanjong Baro. Selain konsep tatanan desa yang bagus ada
sejarah kelam pada masa kepemimpinan beliau yang kedua yaitu peristiwa yang
menyayat hati perkelahian/tawuran antara desa tanjong Beuridi dengan desa
Balang Mane yang menurut beberapa sumber karena masalah sepele antara beberapa
pemuda Tanjong Beuridi dengan Pemuda Desa Blang Mane. Tapi akhir masalah dapat
diselesaikan dengan fasilitasi Pihak Ketiga.
8.
Periode (1989-1990)
Periode ini pucuk kepimpinan
dijabat oleh sekretaris desa yaitu Salidan
Abdullah, sama seperti pendahulunya tatanan pembangunan Gampong hanya
melanjutkan program yang sudah ada.
9.
Periode
(1990-1995)
Pada Tanggal 01 Juni 1988
kembali masyarakat mempercayai kepemimpinan pada Tgk Muhammad Alibasyah dan
Sekdes M.Nur. pada masa kepemimpinannya yang ke-3 ini tidak banyak pembangunan
yang berarti, karena status aceh Daerah Operasi Jaring Merah atau yang lebih
dikenal Daerah Operasi Militer (DOM). Desa Tanjong Beuridi waktu itu dicap
sebagai daerah merah, buntut dari penetapan Tanjong Beuridi sebagai daerah
merah Geuchik Muhammad Alibsyah pernah di intrograsi dan di bawa kerancung
Lhoksumawe. Sepulangnya dari sana beliau berhenti dari Jabatannya sebagai
Geuchik pada tahun 1992. Tugasnya diambil alih oleh M. Nur Sekdes.
10.
Periode ( 1995-2000)
Kekosongan pimpanan waktu itu
di isi seorang Anggota Koramil 0102 Peusangan yang juga penduduk asli gampong
Tanjong Beuridi untuk menjabat sebagai geuchik. Gaya kepeminpinannya yang tegas
membuat masyarakat pro dan kontra, tapi sisi baiknya tidak ada warga khususnya
pemuda yang membangkang terhadap aturan-aturan negara. Pada masa
kepemimpinannya pembangunan infrastruktur terus digalakkan baik dananya
bersumber dari swadaya masyarakat maupun dari pemda. Pembukaan lorong Abeuk
weng dan pembangunan kantor Desa merupakan program swadaya yang riil dapat
dirasakan oleh masyarakat. Kemudian akhir tahun 2000 beliau mengundurkan diri
dari posisi geuchik.
11.
Periode ( 2000-2003)
Periode ini geuchik gampong
Tanjong Beuridi dijabat langsung oleh SEKDES bapak M.Nur. Pada masa tersebut
adalah masa yang paling menakutkan bagi siapa saja yang menjabat sebagai
pimpinan baik tingkat Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, lebih-lebih tingkat
gampong. Darurat Militer yang diperlakukan oleh Pemerintah Pusat menyebabkan
lumpuhnya semua sistem tatanan kehidupan bermasyarakat, sistem pemerintahan
lumpuh total, administrasi kocar kacir, kantor-kantor pemerintahan baik tingkat
kecamatan maupun tingkat gampong tidak dapat berjalan.
12.
Periode ( 2004-2009)
Pasca Bencana Alam Gempa Bumi
dan Tsunami melanda NAD dan Nias 26 Desember 2004 dan penandatangan Memorandum
Of Understanding (MOU) antara Pemerintah Republik Idonesia dan Gerakan Aceh
Merdeka di Helsinki tanggal 15Agustus 2005, berangsur-angsur kehidupan/tatanan
kehidupan masyarakat Aceh pulih/kearah yang lebih baik dan bermartabat. Karena
kedua Pihak berkomitmen untuk menyelesaikan konflik Aceh secara damai,
menyeluruh, berkelanjutan dan bermartabat bagi semua. Periode ini, gampong
Tanjong Beuridi mengadakan Pemilihan geuchik baru, karena sejak konflik sudah
kekosongan pemimpin. Syafruddin Daud terpilih sebagai Geuchik yang juga
sekaligus membawa Perubahan yang cukup signifikan. Pola pikirnya sangat
sederhana yakni memberikan dukungan sepenuhnya kepada tokoh-tokoh, intelektual
muda maupun tua yang mempunyai relasi atau koneksi terhadap dinas-dinas ataupun
NGO-NGO baik lokal maupun NGO luar negeri untuk dapat membantu/memberi bantuan
ke Gampong Tanjong Beuridi. Konsep tersebutlah yang mampu membawa perubahan
disektor Pemberdayaan ekonomi dan Pembangunan Infrastruktur yang membuat
desa-desa tetangga iri, konon bantuan yang mengalir ke Gampong Tanjong Beuridi
pasca gempa Tsunami mencapai 17 Milyar lebih. Angka yang cukup fantastis untuk
sebuah desa di wilayah Kabupaten Bireuen. Jumlah Donor Baik NGO maupun negara
lain yang membantu gampong Tanjong Beuridi masa kepemimpinan beliau adalah sebagai berikut : BRR, BRA, Muslim
Aid, Re-Kompak-MDF, PPK, IOM,
Gitec Jerman, Unicef dan dari Pemda. Puncak dari Karier Bapak Syafruddin Daud adalah
lolos sebagai Anggota DPRK Bireuen dari
Partai Aceh periode 2009-2014
13. Periode (2009-2015)
Periode ini MUZAKKIR SYAM terpilih sebagai geuchik geuchik Gampong Tanjong Beuridi melalui pilkades.
C.
Sejarah Pembangunan Gampong
1. Tahun 1927: Pembangunan Mesjid pertama
dengan dana swadaya dan pembangunannya dilakukan dengan gotong royong
2. Tahun 1929: Pelebaran Jalan Gampong dari
dasar jalan rintis dilakukan dengan cara gotong royang
3. Tahun 1938: Pembangunan Sekolah Rakyat
(SR) pertama, pembangunannya dilakukan dengan cara merekolasi bangunan Rumoh
lekpek (= rumah kesenian)
4. Tahun 1941: Pemindahan Lokasi Mesjid
sekaligus Pembangunan mesjid baru yang sumber dana dari swadaya masyarakat
5. Tahun 1957: Pembangunan Meunasah Gampong,
sumber dan dari swadaya masyarakat
6. Tahun 1960: Pembangunan Gedung SD sumber
dana dari pemerintah
7. Tahun 1961: Pembangunan Waduk sumber dana
dari pemerintah
8. Tahun 1980: Pembangunan Balai/Dayah
Al-Azhar yang dipelopori oleh Tgk yusuf Jali, dan tgk Mabsyah.
9. Tahun 1986: Pembangunan SMP Gunawan,
sumber dana dari Swadaya Masyarakat dan pembangunannya dengan cara gotong
royong, SMP Gunawan tunduk pada SMPN Simp.Tanjong.
10. Tahun 1989: Perluasan Mesjid Gampong,
sumber dana dari Swadaya
11. Tahun 1990: Masuknya Jaringan Listrik
Negara (PLN), sebelumnya masyarakat hanya mengunakan Genset
12. Tahun 1993: Pembangunan Gedung SMP yang
permanen dan setahun kemudian peresmian SMP Gunawan Menjadi SMPN 10 Peusangan
13. Tahun 1994: Pembangunan Jalan AMD, di
dusun Gunawan
14. Tahun 1995: Pembukan lorong Abeuk weng,
sumber dana dari swadaya
15. Tahun 1996: pembangunan Puskesmas Bantuan
Pemda
16. Tahun 1999: Pelebaran dan Pengerasan jalan yang sumber dana dari Program
Pengembangan Kecamatan (PPK)
17. Tahun 2004 : Pengaspalan Jalan Induk,
Bantuan dari Pemda
18. Tahun 2005s/d2006 : Pembangunan Saluran
Air (Reol) dan Pembukaan Lr Perdamaian dusun R. Payong, sumber dana PPK
19. Tahun 2007: Pembangunan Gedung BPT
Pertanian, Bantuan dari Pemda yang dibangun di Dusun Kr.Cut
20. Tahun 2007: Pembangunan Jembatan Gle
Manyang yang didanai oleh Pemda di Dusun Gunawan
21. Akhir
2007 : Pembangunan Balai Pertemuan desa Bantuan IOM
22. Tahun 2008: Pembangunan Balai Anak Yatim
bantuan dari Pemda yang terletak di dusun Rambong Payong
23. Tahun 1998; Pengaspalan Lr. Kuburan 370 Meter
bantuan dari pemda yang terletak di dusun Gunawan
24. Tahun 2008: Pengaspalan Lr Gunawan 1120
Meter, Bantuan Dari BRR
25. Tahun
2008: Pembangunan Waduk Gunawan
bantuan Pemda Bireuen
26. Tahun 2008 s/d 2009 : Pembangunan Jalan
Rabat Beton Volume 772 x 3 meter di dusun Rambong Payong dan Dusun Kr.Cut serta
Pembangunan Balai Pertemuan dimensi 12x8Meter di Dusun Gunawan bantuan dari
Re-Kompak (Rekonstruksi dan Rehabilitasi Pemukiman Berbasis Komunitas) Sumber
dana MDF.
27. Akhir
2009 ; Pembangunan Jalan Rabat beton Bantuan RE-KOMPAK
28. Tahun
2010 ; Rehabilitasi Balai Pertemuan Program BKPG
29. Tahun
2011 : Pembangunan TOWER Telkomsel di dusun Gunawan
30. Tahun
2011; Pembangunan Jalan Beton di Dusun Gunawan (lr. Asmara) Program PNPM-MP.
31. Akhir
2011 : Pembangunan Saluran Air di Dusun Kr. Cut Program BKPG.
32. 2012-2013
: Pembangunan Jalan Rabat Beton dusun Rambong Payong Progam PNPM-MP-2012
dan Talut dusun kr. Cut.
II.
Wilayah Perencanaan
A.
Deskripsi Umum
Visi Desa Tanjong Beuridi adalah mewujudkan masyarakat dalam peningkatan sumber daya
yang mandiri untuk penyelenggaraan pembangunan dalam rangka pemberantasan
kemiskinan.
dalam suatu tatanan hidup bermasyarakat yang baru, dimana warganya
berhimpun atas kemauan sendiri, bekerja sama dan berusaha memenuhi kebutuhan
atau kepentingan bersama, memecahkan persoalan bersama, mempunyai rasa
kepedulian terhadap sesame, serta tetap menghargai hak orang lain untuk berbuat
yang sama dan tetap mempertahankan otonominya terhadap institusi pemerintahan,
politik, militer, agama, usaha / pekerjaan dan keluarga berdasarkan pada
tumbuh-kembangnya nilai-nilai kemanusiaan..
Desa Tanjong Beuridi merupakan desa yang bernaung
dibawah kemungkiman Simpang Tanjong Kecamatan Peusangan Selatan kabupaten
Bireuen. Penduduk umumnya berpropesi
sebagai petani dan sebagian kecil
lainnya sebagai pegawai, pedagang dan buruh.
B.
Letak Geografis Gampong
Desa Tanjung
Beuridi memiliki luas 3.115 Ha dan terbagi atas 4 dusun,
yaitu :
1. Dusun Gunawan
2. Dusun Kreung Cut
3. Dusun Rambong Payong
4. Dusun Tanjong Baro
Selanjutnya
wilayah desa berbatasan degan :
Sebelah Utara :
Desa Darul Aman
Sebelah Selatan : Desa Blang Mane
Sebelah Barat : Desa Teupin Mane
Sebelah Timur : Desa Darussalam
-
PETA DESA TANJONG BEURIDI
C.
Kondisi Fisik Dasar Gampong
Kondisi fisik dasar gampong Tanjong Beuridi dapat
di lihat dari segi pemanfaatan lahan, Gampong Tanjong Beuridi dengan Luas 3.115
Ha dalam memamfaatan lahan dapat dikelompakkan ...........bagian:
Ø Perumahan / Pemukiman : 50 Ha
Ø Lapangan dan Kuburan : 5 Ha
Ø Tanah Kas Gampong : 42 Ha
Ø Ladang :
1.850Ha
Ø Perkebunan :
1.080 Ha
Ø Persawahan :
85 Ha
Ø Dan Lainnya : 3 Ha
D.
Kondisi Demokrafis Gampong
Pada saat ini jumlah penduduk Gampong adalah 2.298 jiwa atau 559 KK yang terdiri dari 1.139 Laki-laki dan 1.159 Perempuan, secara keseluruhan mencakup 4 dusun. Seperti pada Tabel 2
A.
GAMBARAN UMUM GAMPONG
1.
Kondisi Geografis
Luas dan Batas Gampong
Gampong Tanjong
Beuridi Kecamatan Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen memiliki wilayah Gampong
seluas ± 3.115 Ha dengan batas-batas
sebagai berikut :
- Sebelah Utara :
Gampong Darul
Aman/Suwak
- Sebelah Selatan :
Gampong Blang Mane
- Sebelah Barat :
Gampong Teupin
Mane
-
Sebelah Timur : Gampong
Darussalam.
Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk
yang terdiri dari 4 Dusun yaitu :
No |
D u s u n |
Luas Wilayah (Ha) |
Jumlah Penduduk |
|||
K.K |
Lk |
Pr |
Jumlah |
|||
(Jiwa) |
(Jiwa) |
(Jiwa) |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
1 |
Dusun Gunawan |
|
320 |
622 |
667 |
1289 |
2 |
Dusun Kreung Cut |
|
170 |
307 |
318 |
625 |
3 |
Dusun
Rambong Payong |
|
180 |
324 |
346 |
670 |
4 |
Dusun
Tanjong Baro |
|
4 |
9 |
9 |
18 |
|
TOTAL |
± 3.115 Ha |
674 |
1262 |
1340 |
2602 |
Tata
Guna Tanah
Kondisi fisik dasar gampong Tanjong Beuridi dapat di lihat dari segi
pemanfaatan lahan, Gampong Tanjong Beuridi dengan Luas 3.115 Ha dalam
memamfaatan lahan dapat dikelompakkan ...........bagian:
Ø Perumahan / Pemukiman : 50 Ha
Ø Lapangan dan Kuburan : 5 Ha
Ø Tanah Kas Gampong : 42 Ha
Ø Ladang :
1.850Ha
Ø Perkebunan :
1.080 Ha
Ø Persawahan :
85 Ha
Ø Dan Lainnya : 3 Ha
2.
Gambaran Umum Geografis
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Gampong Tanjong Beuridi berjumlah 2602 Orang terdiri dari laki-laki
berjumlah 1262 Orang
dan Perempuan 1340 Orang.
Distribusi Penduduk menurut umur sebagai berikut :
No |
Umur |
Laki-laki |
Perempuan |
Jumlah |
Ket |
( tahun ) |
Jiwa |
Jiwa |
Jiwa |
||
1. |
0 – 5 |
78 |
102 |
180 |
|
2. |
6 – 9 |
103 |
123 |
226 |
|
3. |
10 – 14 |
162 |
139 |
301 |
|
4. |
15 – 19 |
149 |
161 |
310 |
|
5. |
20 – 24 |
142 |
132 |
274 |
|
6. |
25 – 29 |
109 |
125 |
234 |
|
7. |
30 – 34 |
103 |
121 |
224 |
|
8. |
35 – 39 |
91 |
102 |
193 |
|
9. |
40 – 44 |
65 |
95 |
160 |
|
10. |
45 – 49 |
59 |
72 |
131 |
|
11. |
50 – 54 |
68 |
53 |
121 |
|
12. |
55 – 59 |
46 |
42 |
88 |
|
13. |
60 – 64 |
52 |
49 |
101 |
|
14. |
Lebih dari 65 |
35 |
24 |
59 |
|
|
Jumlah |
1.262 |
1.340 |
2602 |
|
Distribusi penduduk menurut
jenis pekerjaan sebagai berikut :
No |
Jenis
Pekerjaan |
Jumlah |
|
1 |
2 |
3 |
|
1 |
Petani |
1429 |
Jiwa |
2 |
Buruh
Tani |
169 |
Jiwa |
3 |
Buruh
Usaha Ternak |
75 |
Jiwa |
4 |
Industri
Pengolahan |
35 |
Jiwa |
5 |
Pedagang |
33 |
Jiwa |
6 |
TNI /
POLRI / PNS |
21 |
Jiwa |
7 |
Pensiunan |
5 |
Jiwa |
8 |
Pengemudi |
9 |
Jiwa |
9 |
Tukang
Kayu |
5 |
Jiwa |
10 |
Tukang
Bangunan |
23 |
Jiwa |
11 |
Guru
Bakti |
34 |
Jiwa |
12 |
Bidan
Bakti |
5 |
Jiwa |
13 |
Tukang
Jahit |
21 |
Jiwa |
14 |
Tidak
Memiliki Pekerjaan Tetap |
738 |
Jiwa |
Jumlah Total |
2602 |
Jiwa |
Distribusi penduduk menurut
jenis / tingkat pendidikan sebagai berikut :
No |
Jenis / Tingkat Pendidikan |
Jumlah |
|
1 |
2 |
3 |
|
1 |
Tamat Perguruan Tinggi |
74 |
Jiwa |
2 |
Tamat Diploma I, II, III |
87 |
Jiwa |
3 |
Tamat SLTA |
594 |
Jiwa |
4 |
Tamat SLTP |
752 |
Jiwa |
5 |
Tamat SD dan sederajat |
363 |
Jiwa |
6 |
Belum tamat SD dan sederajat |
732 |
Jiwa |
Jumlah
Total |
2602 |
Jiwa |
Statistik Kampung
Jumlah Jiwa 2280
Jumlah Kepala Keluarga 573
Jumlah PUS 315
Keluarga yang Memiliki Balita 196
Keluarga yang Memiliki Remaja 300
Keluarga yang Memiliki Lansia 151
Jumlah Remaja 341
Total
269Total 46
Status Badan Pengurus

Sarana dan Prasarana

BKB
Bina Keluarga Balita (BKB)
Ada

BKR
Bina Keluarga Remaja (BKR)
Ada

BKL
Bina Keluarga Lansia (BKL)
Ada

UPPKA
Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)
Tidak Ada

PIK R
Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)
Ada

Sekretariat KKB
Sekretariat Kampung KB
Tidak Ada

Rumah Dataku
Rumah Data Kependudukan Kampung KB
Ada
Dukungan Terhadap Kampung KB
Sumber Dana |
Ya,
APBN APBD Dana Desa Donasi/ Hibah Masyarakat Swadaya Masyarakat |
Kepengurusan/pokja KKB | Ada |
SK pokja KKB | Ada |
PLKB/PKB sebagai pendamping dan pengarah kegiatan |
Ada,
ROSLINA 197606222007012015 |
Regulasi dari pemerintah daerah |
Ada,
Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Gubernur Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Bupati/Walikota SK Kecamatan tentang Kampung KB SK Kepala Desa/Lurah tentang Kampung KB |
Pelatihan sosialisasi bagi Pokja KKB | Ada |
Jumlah anggota pokja yang sudah terlatih/tersosialisasi pengelolaan KKB |
3 orang pokja terlatih dari 10 orang total pokja |
Rencana Kegiatan Masyarakat | Ya |
Penggunaan data dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan |
Ya,
PK dan Pemutahiran Data Data Rutin BKKBN Potensi Desa Data Sektoral |
Mekanisme Operasional
Rapat perencanaan kegiatan | Ada, Frekuensi: Tahunan |
Rapat koordinasi dengan dinas/instansi terkait pendukung kegiatan | Ada, Frekuensi: Triwulan |
Sosialisasi Kegiatan | Ada, Frekuensi: Bulanan |
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan | Ada, Frekuensi: Bulanan |
Penyusunan Laporan | Ada, Frekuensi: Bulanan |