Tak Cukup Bicara, Saatnya Bertindak: Lenteng Pacu Akselerasi Desa 2025
Deskripsi
Lenteng — Musim tanam belum lagi usai, namun geliat pembangunan desa di Kecamatan Lenteng sudah bergerak cepat. Senin pagi (29/4), pendopo Kecamatan Lenteng penuh sesak. Para kepala desa, perangkat desa, BPD, hingga tokoh masyarakat berkumpul dalam Rapat Lintas Sektor yang dipimpin langsung oleh Camat Lenteng, Ir. Supardi, MM.
Tak ada basa-basi. Dalam sambutannya, Ir. Supardi menekankan satu hal: kerja, kerja, dan kerja. "Pertemuan seperti ini penting, tapi tak cukup. Harus ditindaklanjuti dengan kerja nyata di lapangan," ujarnya, disambut anggukan para peserta.
Rapat tersebut membahas empat agenda besar. Yang pertama, program BUMDes untuk Ketahanan Pangan. Mulai 2025, setidaknya 20 persen dana desa wajib dialokasikan untuk program pangan, baik dalam bentuk pertanian, peternakan, maupun perikanan. Desa-desa di Lenteng diminta menyiapkan langkah cepat, membentuk unit usaha produktif berbasis kebutuhan lokal. "Jangan hanya jualan, tapi harus ada produksi," kata Supardi tegas.
Agenda kedua, Pembentukan Kopdes Merah Putih. Program koperasi desa ini menjadi andalan baru pemerintah untuk memperkuat ekonomi rakyat. Kopdes akan menjadi mesin baru desa, mengelola aset dan menggerakkan ekonomi dari bawah. Persiapannya harus rampung sebelum Juli 2025, dengan musyawarah desa sebagai fondasi awal.
Tak kalah penting, pendataan Indeks Desa 2025 juga menjadi perhatian. Tim pendata di tiap desa sudah bergerak dari Maret lalu, mengumpulkan data yang akan menjadi dasar penilaian tingkat kemandirian desa. "Kalau datanya salah, arah pembangunan kita juga salah. Ini pekerjaan serius," pesan Camat Supardi.
Terakhir, penyusunan RPJMDes 2026–2027. Ini bukan sekadar formalitas. Desa-desa di Lenteng diarahkan menyusun rencana pembangunan yang realistis dan partisipatif, berdasarkan kebutuhan nyata warga. RPJMDes ini akan menentukan arah pembangunan dua tahun ke depan, termasuk sektor prioritas seperti jalan, irigasi, pendidikan, dan kesehatan desa.
Suasana rapat berlangsung serius, namun penuh semangat. Para kades tampak mencatat, berdiskusi, dan sesekali menyampaikan pertanyaan tajam soal teknis pelaksanaan.
Menjelang siang, rapat ditutup dengan komitmen bersama: tak ada lagi program yang hanya berhenti di rapat. Semuanya harus bergerak.
"Lenteng ini kecil, tapi kalau semua desa bergerak bersama, kita bisa jadi contoh bagi kecamatan lain," pungkas Camat Supardi, diiringi tepuk tangan hadirin.