Gambaran Umum


  Sejarah  Desa

              Jaman  sebelum penjajahan orang hidup berkelompok dalam lingkungan yang  di pimpin  oleh raja / penguasa wilayah yang ditugaskan dari pihak kerajaan untuk memimpin sebuah wilayah.

           Dari komunitas tersebut masyarakat yang terdiri dari beberapa suku, bahasa  dan budaya yang berbeda-beda. Dahulu kala, wilayah ini terdiri dari dua suku yang hidup berdampingan, Yakni suku jawa dan madura.  Kehidupan sebelum jaman penjajahan Mereka bersatupadu dalam kedamaian yang harmonis.

           Kehidupan masyarakat yang saat itu untuk memenuhi kebutuhan dengan cara berkebun dan pencari ikan dilaut.  Jerih payah yang sudah diusahakan tentunya dilakukan jual beli antara masyarakat yang satu dengan yang lain. 

           Sebelah timur Wilayah (desa sabrang)  dulunya, di bawah  kekuasaan yang bernama Aryo Blater. Aryo blater merupakam utusan kerajaan Blambangan (Banyuwangi). Kehidupan masyarakatnya kebanyakan hidup becocok tanam dengan hasil bumi yang luar biasa. 

Sedangkan sebelah barat (Desa Sabrang) dulunya, dalam Kekuasaan pangeran puger, dimana masyarakatnya kebanyakan hidup yang bergantung dari hasil tangkapan ikan dilaut. Gayuh bersambut roda perikonomiam masyarakat berjalan , orang yang berprofesi sebagai nelayan menjual hasil tangkapannya ke timur .

 Demikian halnya masyarakat dari timur ,mereka menjual hasil perkebunanya dibawa ke barat . Hasil panen perkebunan yang melimpah dengan trnsportasi yang seadanya mereka berharap akan mendapatkan keuntungan yang banyak. (ambulu) dulu. sebagai tempat istirahat, orang hendak menjual dagangaanya ke wilayah puger. Demikian terus berjalan , sehingga warga dari timur (blater) berumah tangga dengan orang dari puger. Dan membuka usaha kedai kopi .

Masyarakat Blater hendak ke puger ,melewati jalan yang sudah biasa dilalui. Tegur sapa oleh sang punya kedai kopi Lelaki asal puger “ ambu gelu “ yang artinya   ( istirahat dulu ).hal ini berjalan terus dan suatu ketika masyarakat dari kota blater bercengkrama , dari salah satu rombongan pedagang itu bekata “besok lek ono rejane jaman, panggon iki tak jenengno ambulu” (besok bila ada kemajuan di tempat ini diberi nama ” Ambulu”)

Berita dari mulut kemulut dari pedagang Tersiar kabar Pangeran puger mengadakan sayembara , dan sampailah berita itu ke Aryo Blater . Aryo Blater pun mengikuti sayembara yang diadakan pangeran puger. Bersama pengawal dan pasukannya Aryo Blater berangkat ke Kerajaan Puger . Untuk menghindari tidak berpapasan / bertemu dengan masyarakatnya Aryo Blater tidak melewati jalan yang biasa digunakan pedagang , sehingga berjalan sedikit keselatan . Dalam perjalanannya yang diharapkan lebih cepat dan tidak akan diketahuan masyarakatnya. Dan ternyata halangan dan rintangan yang ditemui . 

 

 

Sungai mayang  melintang dihadapannya, saran dari pengawal untuk berputar arah memakai jalan yang biasa digunakan pedagang, namun Aryo Blater tetap memutuskan menyebrang. Andong yang digunakan untuk tungangan dengan terpaksa harus diangkat untuk melintasi sungai mayang . Aryo blater bersaksi “Bila nanti ada ramainya jaman daerah ini kuberi nama “Andongsari” (Andongsari adalah desa  yang terletak disebelah timur Desa Sabrang Hingga saat ini) .

Perjalanan dilanjutkan rombongan menemui sungai kembali yang merupakan satu aliran sungai mayang , dengan jerih payah dan penuh kelelahan rombongan berhasil menyebrang, sesampai disebrang prajurit itu beristirahat , dalam peristirahatan itu salah seorang prajurit mencari apasaja yang bisa dimakan , prajurit mendapatkan makanan berupa ketela rambat ( ubi jalar) dalam bahasa maduranya disebut “sabreng”, ketela itu dibakar dan dimakan bersama-sama dan Aryo Blater bersaksi pada pengawalnya “bila ada kemajuan jaman Daerah ini akan aku berinama Sabrang” .

Dalam perjalanan Berikutnya Aryo Blater di hadang segerombolan Perompak , perompak itu dapat dilumpuhkan oleh Aryo Blater, dibuatkanlah buih dari batang krangkong (Rumut sejenis tanaman  perdu) dengan kedikdayaanya  Aryo Blater bersaksi “nanti bila ada kemajuan jaman tempat ini kuberi nama “krangkengan”           ( krangkengan salah satu dusun diwilayah Desa sabrang yang saat ini disebut dusun  Tegalrejo ).

            Perjalanan dilanjutkan, tidak seperti dibayangkan melihat banyak rumput rumput yang hijau, Aryo Blater mengajak pasukannya untuk beristirahat, agar kuda tunggangan pasukan bisa makan rumput yang terlihat hijau , padang yang luas itu memberikan kesan kesejukan dengan desir angin semilir sepoy-sepoy , rerumputan disitu yang banyak dikenal prajurit dengan sebutan Rumput “Gerinting”.

Dirasa kuda sudah cukup makan, Aryo Blater mengajak pasukannya untuk berkemas melanjutkan perjalanan.  Bangkit dari tempat duduknya Aryo Blater berbicara , aku gak kroso kepanasen lan lunguhku keroso kepenak kerono wit jati iki, aku iso ngiyub,lan iso itirahat. seksenono kabeh “besok, lek enek rejane jaman, daerah iki tak jenengno, “Jatirejo” . Jatirejo adalah nama dusun yang ada di wilayah Sabrang  sampai saat ini .

Dengan semangat dan penuh harap. Aryo Bater dapat memenangkan sayembara itu, namun apa yang mau dikata. Walaupun menang dalam pertarungan Aryo Blater tidak dapat membawa putri puger itu. Pangeran puger berharap siapa saja yang bisa juara dalam sayembara itu akan diberi kedudukan menganti kepemimpinannya di daerah itu.

Bagi Aryo Blater ,itu tidaklah mungkin karena dia sudah punya kedudukan sendiri. permohonan maaf Aryo Blater kepada pangeran puger. Atas ketidak tahuan tujuan permainan sayembara yang diadakan oleh pangeran puger itu.  Dengan kerendahan hati aryo blater memohom maaf kepada pangeren puger, Dan berpamitan dengan baik-baik.

Aryo Blater memutuskan segera pulang bersama pasukannya. Karena ingat dengan orang yang dipenjara disuatu tempat ,Aryo Blater mengajak pasukan itu untuk kembali melewati jalan yang pernah dilaluinya.

 

Sesampai ditempat itu , segerombolan perompak yang dipenjara dilepaslan. Permohonan maaf kepada perampok yang sudah dipenjara. Dan mohon agar tidak melakukan hal yang sama,merampas hak orang lain. Perompak itu pun mohon ampun atas kelakuannya. Diajaklah perompak perompak itu bersama pasukan pengawal .

Teringat sungai mayang, pasukan diajak belok kiri arah ke utara. Untuk menghindari sungai tersebut. Dalam perjalanan arah utara itu kanan dan kiri banyak sekali tumbuhan bambu.  Sebelah kanan tumbuhan bambu itu bergerombol bergerombol, sedangkan sebelah kiri bambu tumbuh berjajar seperti disemai.

Aryo Blater ,bersaksi kepada pengawalnya, bila besok ada ramainya jaman tempat ini ,sebelah kiri kuberi nama banjarsari dan sebelah kanan kuberinama kebonsari. Kesaksian kesaksian itu dipahami para pengawal.dan hingga saat ini , banjarsari (tanaman bambu yang tumbuh berjajar-jajar). Kebonsari ( Tanaman bambu yang tumbuh bergerombol ). Banjarsari dan kebonsari saat ini dijadikan satu dalam wilayah dusun yakni Dusun Kebonsari.)

Statistik Kampung


Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Jumlah Jiwa
14989
Jumlah Kepala Keluarga
4974
Jumlah PUS
2728
Persentase Partisipasi Keluarga dalam Poktan (Kelompok Kegiatan)

Keluarga yang Memiliki Balita
267
Keluarga yang Memiliki Remaja
331
Keluarga yang Memiliki Lansia
254
Jumlah Remaja
331
PUS dan Kepesertaan Ber-KB
Total
1994
PUS dan ketidaksertaan Ber-KB
Total
734

Status Badan Pengurus


Sarana dan Prasarana


Bina Keluarga Balita (BKB)
BKB

Bina Keluarga Balita (BKB)

Ada

Bina Keluarga Remaja (BKR)
BKR

Bina Keluarga Remaja (BKR)

Ada

Bina Keluarga Lansia (BKL)
BKL

Bina Keluarga Lansia (BKL)

Ada

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)
UPPKA

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)

Tidak Ada

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)
PIK R

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)

Ada

Sekretariat Kampung KB
Sekretariat KKB

Sekretariat Kampung KB

Ada

Rumah Data Kependudukan Kampung KB
Rumah Dataku

Rumah Data Kependudukan Kampung KB

Ada

Dukungan Terhadap Kampung KB


Sumber Dana Ya,
APBD
Dana Desa
Swadaya Masyarakat
Kepengurusan/pokja KKB Ada
SK pokja KKB Ada
PLKB/PKB sebagai pendamping dan pengarah kegiatan Ada,
Endang Prihartini
196708101989032008
Regulasi dari pemerintah daerah Ada,
SK Kepala Desa/Lurah tentang Kampung KB
Pelatihan sosialisasi bagi Pokja KKB Ada
Jumlah anggota pokja yang sudah terlatih/tersosialisasi pengelolaan KKB 4 orang pokja terlatih
dari 18 orang total pokja
Rencana Kegiatan Masyarakat Ya
Penggunaan data dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan Ya,
PK dan Pemutahiran Data
Data Rutin BKKBN
Lainnya

Mekanisme Operasional


Rapat perencanaan kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Rapat koordinasi dengan dinas/instansi terkait pendukung kegiatan Ada, Frekuensi: Triwulan
Sosialisasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Lainnya
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Triwulan
Penyusunan Laporan Ada, Frekuensi: Bulanan