Gambaran Umum


Sejarah Gampong ( Legenda asal – usul Gampong)

Kisah ini berawal dari cerita orang tua-tua dulu, yaitu suatu masa sebagaimana kebiasaan adapt budaya Aceh. Pada saat menjelang puasa atau lebaran ada suatu hari yang namanya hari MakMeugang.

Alkisah ini bermula dari daerah Tunong (Mukim XXII) pada hari MakMeugang kali ini, sapi yang hendak disembelih tersebut lepas dan lari jauh. Oleh pencari berkumpul dan menunggu (preh) dalam bahasa Aceh, disebuah sawah dekat Sibreh sekarang, jadilah nama tempat ini dengan nama Blang Preh (sawah tempah menunggu).

Setelah berkumpul mereka melanjutkan perjalanan pencarian ke daerah Lhoknga Karena lari sapi tersebut ke daerah itu. Oleh para pencari tersebut lalu menghalau sapi itu kesebuah gunung dan mengiringnya kesana. Sesampai disana dan menjeratnya (tarom) dalam bahasa Aceh. Dinamailah gunung tersebut dengan nama Glee Tarom (gunung jeratan).

Setelah berhasil menangkap sapi tersebut kemudian dibawa pulang melalui sebuah rawa sesampai dirawa tersebut sapi dimandikan dengan demikian dinamilah rawa ini Lueng Lumo (Rawa Sapi)

Setelah dimandikan sapi dibawa pulang melewati sebuah daerah yang nyaman dan tenang karena mereka sudah kelelahan lalu beristirahatlah ditempat tersebut sambil duduk santai. Setelah beristirahat mereka melanjutkan perjalanan kembali pulang ke tempat asal. Sesampainya di mukim XXII barulah mereka sadar kalau ada sesuatu yang tertinggal yaitu “ceureupa ranub” (tempat sirih atau tembakau). Mereka saling menanyakan dan kebingungan kemudian datanglah salah satu dari mereka, bahwa dia mengingatnya ceureupa tersebut tertinggal ditempat kita duduk tadi (Bak ta duduk). Akhirnya jadilah tempat mereka singgah tadi dengan nama Lamtaduk (saat duduk).Dan inilah kisah nama Gampong Lamtadok berawal,

 Sejarah Pemerintahan Gampong

Sejarah pemerintahan Gampong Lamtadok dari semenjak gampong didirikan, dipimpin oleh seorang ulama yang sanggup menangani masalah agama dan pemerintahan. Sistem pemerintahan  Gampong Lamtadok sudah dibangun sejak zaman dahulu, dimana fugsi pemerintahan masih sangat kental dengan budaya lokal, yaitu pemerintahan yang mengedepan nilai-nilai islami sebagai prinsip pembangunan. Keberadaan meunasah merupakan sebuah simbol sekaligus kekuatan untuk membicarakan setiap persoalan masyarakat, mulai dari masalah pertanian, ekonomi, pendidikan sampai masalah pelayanan kepada masyarakat, dari sini pemerintah membicarakan strategi pembangunan. Meunasah ini pula sebagai tempat awal perkembangan sistem Pemerintahan Gampong Lamtadok. Pada awal pembentukan Pemerintahan secara formal, Gampong Lamtadok dipimpin oleh seorang Geuchik yang dibantu oleh perangkat gampong yang pada masa itu terdiri dari seorang Tengku imum Menasah dan para Kepala Urusan. Tuha Peut sebagai Badan Permusywaratan Gampong sudah mulai berfungsi pada zaman dahulu dan penyelenggaraan pemerintahan oleh Tuha Peut masih sangat kental dengan adat istiadat. Tuha Peut berwenang memberi pertimbangan terhadap keputusan-keputusan gampong, memantau kinerja dan kebijakan yang diambil oleh guchik. Imum Meunasah sebagai pemimpin meunasah juga sangat berperan dalam Pemerintah Gampong, meunasah yang disampaikan diatas bukan hanya sebagai tempat mengatur strategi tapi juga bagian dari sistem pemerintahan. Imum Meunasah mengorganisir kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada di gampong Periode kepemimpinan Pemerintahan Gampong Lamtadok(Tuha Peut ,Keuchik) dan struktur pemerintahan yang ada berdasarkan informasi sejarah sejak sebelum kemerdekaan Indonesia sampai dengan sekarang dapat dilihat pada tabel lampiran.

Sejarah Pembangunan Gampong

Pembangunan Gampong Lamtadok sejak dari tahun ketahun mengalami pasang sarut, mulai dari sistem pembangunan yang dijalankan sampai pada geliat pembangunan yang terjadi. Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh pemimpin gampong dan kondisi masyarakat yang mendiami Gampong Lamtadok dari masa kemasa. Secara umum pembangunan Gampong Lamtadok dilakukan dengan melihat dampak yang ditimbulkan dari setiap pembangunan, baik dampak terhadap pembangunan itu sendiri maupun dampak yang ditimbulkan terhadap masyarakat secara sosial kultur Pembangunan yang dilakukan merupakan sebuah proses yang dibangun dari dalam, artinya pembangunan yang melibatkan masyarakat baik secara gotong royong maupun swadaya. Masyarakat masih memandang pembangunan gampong sebagai milik bersama yang akan dinikmati secara bersama, kebersamaan, gotong royong, keswadayaan merupakan nilai-nilai yang dikedepankan. Pembangunan tidak harus bergatung dari pihak lain, pembangunan bisa dilakukan sendiri. Nilai-nilai inilah yang menjadi modal awal pembangunan tetapi banyak yang tidak difungsikan secara maksimal. 

Geografis

         a.  Letak Geografis Gampong

Gampong Lamtadok terletak disebelah barat pusat kecamatan Darul Kamal dengan luas wilayah lebih kurang 130 Ha, adapun batas-batas Gampong Lamtadok adalah sebagai berikut:

ð   Sebelah Barat berbatasan dengan Lhang dan Lamkunyet

ð   Sebelah Timur berbatasan dengan gampong Mane Deyah

ð   Sebelah Utara  berbatasan dengan Blang Sibeureu dan Lambatee

ð   Sebelah Selatan berbatasan dengan pergunungan

          Dengan jarak pusat kecamatan 0,5 km dan dengan jarak kabupaten 45 km,dan pusat provinsi 8 km.

b.  Kondisi Demografis Gampong

           Gampong Lamtadok dengan jumlah penduduk 704 jiwa,dengan jumlah laki-laki 371 jiwa dan  perempuan 333 jiwa.

Ø  Jumlah usia kerja terdiri dari 397 jiwa, laki-laki 214 dan perempuan 183 jiwa.

Ø  Jumlah usia sekolah terdiri dari 197 jiwa, laki-laki 91 dan perempuan 106 jiwa.

Ø  Jumlah lanjut usia (lansia) terdiri dari 54 jiwa, laki-laki 31 jiwa dan perempuan 23 jiwa.

Ø  Jumlah usia balita terdiri dari 56 jiwa, laki-laki 21 jiwa dan perempuan 35 jiwa.

 

2.2.2.          Topografi

Ø   Banyak curah hujan                                : Sedang

Ø   Ketinggian tanah dari permukaan laut   :20 s/d 1200 meter

Ø   Suhu udara rata-rata                               : Sedang

Ø   Topografi                                                   : Dataran Sedang

2. 2.3. Hidrologi dan Klimatologi

          Aspek hidrologi suatu wilayah Gampong sangat diperlukan dalam pengendalian dan pengaturan tata air wilayah Gampong. Berdasarkan hidrologinya aliran sungai di wilayah Gampong Lamtadok membentuk pola air Daerah Aliran Sungai yang berasal dari aliran sungai/ irigasi primer Krueng Jree Disamping itu ada pula beberapa mata air yang bisa digunakan sebagai sumber mata air bersih maupun sumber air pertanian.

 

2.2.4. Luas dan Sebaran Penggunaan Lahan

Pada umumnya lahan yang terdapat di wilayah Gampong Lamtadok hanya sedikit digunakan secara produktif. Hal ini menunjukan bahwa bahwa kawasan Gampong Lamtadok memiliki sumber daya alam yang memadai dan siap untuk diolah. Ada pun Kondisi fisik dasar gampong dari Gampong Lamtadok dapat kita lihat dari segi pemanfaatan lahan, Gampong Lamtadok dengan luasnya + 1385 Ha, dalam pemanfaatan lahan dikelompokkan kedalam  4(empat) Bagian yaitu:          

          a.Perumahan/pemukiman 30 Ha

          b.Sawah  dengan luas lahan + 63 ha

          c.Perkebunan dengan luas lahan + 58 ha

2.2.5.   Orbitasi

Orbitasi :

Ø   Jarak dengan pusat pemerintahan kecamatan              :  1 Km

Ø   Jarak dengan ibu kota kabupaten                       :  49 Km

Ø   Jarak dengan ibu kota pemerintah Aceh              :  15 Km

Ø   Panjang Jalan Kecamatan                                              :  ..... Meter

Ø   Panjang Jalan Gampong                                                :  1.200 Meter

Ø   Panjang Jalan Setapak                                         :  2.780 Meter

 

2.2.6.   Kependudukan

 

                    Gampong Lamtadok dengan jumlah penduduk 704 jiwa,dengan jumlah laki-laki 371 jiwa dan  perempuan 333 jiwa.

Ø  Jumlah usia kerja terdiri dari 397 jiwa, laki-laki 214 dan perempuan 183 jiwa.

Ø  Jumlah usia sekolah terdiri dari 197 jiwa, laki-laki 91 dan perempuan 106 jiwa.

Ø  Jumlah lanjut usia (lansia) terdiri dari 54 jiwa, laki-laki 31 jiwa dan perempuan 23 jiwa.

Ø  Jumlah usia balita terdiri dari 56 jiwa, laki-laki 21 jiwa dan perempuan 35 jiwa.


Sosial dan Budaya

Sebelum Tsunami tatanan kehidupan masyarakat Gampong Lamtadok  sangat kental dengan sikap solidaritas sesama, dimana kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan sangat berjalan dan dipelihara, hal ini terjadi karena adanya ikatan emosional keagamaan yang sangat kuat antara sesama masyarakat. Dimana dalam agama Islam memang sangat ditekankan untuk saling berkasih sayang, membantu meringankan beban saudaranya, dan dituntut pula untuk membina dan memelihara hubungan ukhwah Islamiah antar sesama. Atas landasan inilah sehingga tumbuhnya  motivasi masyarakat untuk saling melakukan interakasi sosial dengan baik. Dan pasca Tsunami kondisi ini perlahan juga mulai pulih meskipun tidak sama seperti sebelum Tsunami.

Kebudayaan yang ada di Gampong  Lamtadok  merupakan modal dasar pembangunan yang melandasi pembangunan yang akan dilaksanakan, warisan budaya yang bernilai luhur merupakan modal dasar dalam rangka pengembangan budaya yang dijiwai oleh mayoritas keluhuran nilai agama islam. Salah satu aspek yang ditangani dan terus dilestarikan secara berkelanjutan adalah pembinaan berbagai kelompok kesenian, kelompok pengajian, kelompok ibu bedah, panitia pengadaan kenduri hari besar Islam.

Hubungan pemerintah dengan masyarakat yang terjalin baik, juga menjadi kekuatan Gampong Lamtadok  dalam pengelolaan pemerintahan dan kema/syarakatan. Hal ini salah satunya dapat dilihat dari adanya administrasi pemerintahan Gampong yang memadai, serta berfungsinya sturktur pemerintahan Gampong itu sendiri.

Sarana dan Prasarana Gampong

Sarana dan Prasarana di gampong merupakan infrastruktur yang telah dibangun dari program maupun yang akan dibangun oleh pemerintah berdasarkan kebutuhan masyarakat. Pemerintah Gampong Lamtadok  telah berhasil melaksanakan pembangunan beberapa infrastruktur, namun dengan luas wilayah dan keterbatasan keuangan tidak semua kebutuhan dapat terpenuhi sehingga perlu pembangunan yang berkelanjutan sesuai dengan yang telah diruangkan dalam RPJMGampong.

Statistik Kampung


Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Jumlah Jiwa
576
Jumlah Kepala Keluarga
179
Jumlah PUS
90
Persentase Partisipasi Keluarga dalam Poktan (Kelompok Kegiatan)

Keluarga yang Memiliki Balita
50
Keluarga yang Memiliki Remaja
88
Keluarga yang Memiliki Lansia
59
Jumlah Remaja
160
PUS dan Kepesertaan Ber-KB
Total
85
PUS dan ketidaksertaan Ber-KB
Total
5

Status Badan Pengurus


Sarana dan Prasarana


Bina Keluarga Balita (BKB)
BKB

Bina Keluarga Balita (BKB)

Ada

Bina Keluarga Remaja (BKR)
BKR

Bina Keluarga Remaja (BKR)

Ada

Bina Keluarga Lansia (BKL)
BKL

Bina Keluarga Lansia (BKL)

Ada

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)
UPPKA

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)

Tidak Ada

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)
PIK R

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)

Tidak Ada

Sekretariat Kampung KB
Sekretariat KKB

Sekretariat Kampung KB

Ada

Rumah Data Kependudukan Kampung KB
Rumah Dataku

Rumah Data Kependudukan Kampung KB

Ada

Dukungan Terhadap Kampung KB


Sumber Dana Ya,
APBN
APBD
Dana Desa
Kepengurusan/pokja KKB Ada
SK pokja KKB Ada
PLKB/PKB sebagai pendamping dan pengarah kegiatan Ada,
AMIRUDDIN
197603182014071002
Regulasi dari pemerintah daerah Ada,
Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Gubernur
Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Bupati/Walikota
SK Kepala Desa/Lurah tentang Kampung KB
Pelatihan sosialisasi bagi Pokja KKB Ada
Jumlah anggota pokja yang sudah terlatih/tersosialisasi pengelolaan KKB 16 orang pokja terlatih
dari 16 orang total pokja
Rencana Kegiatan Masyarakat Ya
Penggunaan data dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan Ya,
PK dan Pemutahiran Data
Data Rutin BKKBN
Potensi Desa
Data Sektoral

Mekanisme Operasional


Rapat perencanaan kegiatan Ada, Frekuensi:
Rapat koordinasi dengan dinas/instansi terkait pendukung kegiatan Ada, Frekuensi:
Sosialisasi Kegiatan Ada, Frekuensi:
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Ada, Frekuensi:
Penyusunan Laporan Ada, Frekuensi: