Santunan Anak yatim piatu di Bulan Muharram

DEWI SHINTA, DUSUN KRAJAN, DS. LEDOKDAWAN
Dipublikasi pada 19 July 2024

Deskripsi

Kegiatan ini bertujuan untuk memuliakan anak yatim, menyayanginya, menanggung kehidupannya dan melakukan berbagai kebaikan yang dapat membuat senang hati anak yatim. Menukil Keajaiban Menyantuni Anak Yatim oleh Mujahidin Nur, bagi mereka yang melakukannya akan mendapat ganjaran seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang diriwayatkan Abu Hurairah.

Menyantuni anak yatim di bulan Muharram menjadi salah satu amalan yang baik yang dapat dilakukan muslim.

Memberi santunan anak yatim merupakan salah satu amalan yang dapat dilakukan oleh muslim di bulan Muharram. Terutama pada 10 Muharram yang sering disebut sebagai Lebaran Anak Yatim.
Muslim diwajibkan untuk memuliakan anak yatim, menyayanginya, menanggung kehidupannya dan melakukan berbagai kebaikan yang dapat membuat senang hati anak yatim. Menukil Keajaiban Menyantuni Anak Yatim oleh Mujahidin Nur, bagi mereka yang melakukannya akan mendapat ganjaran seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang diriwayatkan Abu Hurairah RA, di mana Rasulullah SAW bersabda,

"Orang yang menanggung kebutuhan anak yatim, baik anak yatim itu memiliki hubungan keluarga atau tidak, maka Rasulullah dan orang yang jadi penyantun anak yatim seperti dua jari di surga nanti."

ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga:
12 Amalan Bulan Muharram, Puasa hingga Mengusap Kepala Anak Yatim
Definisi Anak Yatim
Kata yatim berasal dari akar kata ya-ta-ma yang memiliki persamaan kata al-fard yang mempunyai arti kesendirian. Menurut arti kata yatim berarti seseorang yang perlu dikasihani.

Dikutip dari buku Dahsyatnya Menyantuni Anak Yatim oleh Ben Akrrom Kasyaf S, secara sederhana pengertian yatim adalah anak yang ditinggal mati oleh ayahnya diusia sebelum baligh. Dari pengertian itu, terdapat suatu isyarat penjelasan yaitu anak yang ditinggal mati oleh orang tuanya ketika sudah baligh tidak termasuk kategori yatim.

ADVERTISEMENT


Ads end in 00



Dalam hadits dari Anas RA, beliau menyatakan bahwa Rasulullah bersabda, "Tidak disebut sebagai anak yatim ketika dia telah bermimpi hingga keluar air mani." (HR Abu Hanifah)

Dalil Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram
Menyantuni anak yatim di bulan Muharram menjadi salah satu amalan yang baik yang dapat dilakukan muslim. Melakukan amalan tersebut juga diperintahkan Allah SWT seperti yang termaktub dalam Surah Al Baqarah ayat 220 sebagai berikut:

وَيَسْأَلونَكَ عَنِ الْيَتَامَى قُلْ إِصْلاحٌ لَهُمْ خَيْرٌ وَإِنْ تُخَالِطُوهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ الْمُفْسِدَ مِنَ الْمُصْلِحِ

Artinya, "Mereka menanyakan kepadamu (Nabi Muhammad) tentang anak-anak yatim. Katakanlah, 'Memperbaiki keadaan mereka adalah baik!' Dan jika kamu mempergauli mereka, maka mereka adalah saudara-saudaramu. Allah mengetahui orang yang berbuat kerusakan dan yang berbuat kebaikan."

Selain menyantuni, ada pula amalan lain bagi muslim yaitu mengusap kepala anak yatim pada 10 Muharram. Menukil buku Tanbihul Ghafilin karya Abullaits Assamarqandi, Rasulullah SAW bersabda, "Dan barangsiapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura (10 

Umat Islam yang menyayangi anak yatim selama hidup di dunia, niscaya akan dekat kedudukannya dengan Rasulullah SAW di akhirat nanti. Beliau mengibaratkan seperti jari telunjuk dan jari tengah.

"Bahwa aku dan orang-orang yang memelihara anak yatim dengan baik akan berada di surga, bagaikan dekatnya jari telunjuk dengan jari tengah, lalu Nabi mengangkat tangannya dan memperlihatkan jari telunjuk dan jari tengahnya, yang dihadiri oleh bapak dan ibu jamaah pengajian serta Anak anak yatim piatu.

Kegiatan ini terlaksana dikarenakan usaha yang dilakukan oleh panitia pengajian dalam mengadakan santunan anak yatim piatu di bulan muharram.

Kegiatan ini terlaksanan dengan antusias peserta cukup baik.


Sesi Kegiatan Kasih Sayang

Instansi Pembina Kegiatan

Sasaran Kegiatan