Gambaran Umum
Kampung Keluarga Berkualitas
Desa Pemecutan Kaja
Bahan-bahan untuk penyusunan asal nama Desa Pemecutan Kaja tidak kami
dapatkan secara pasti dan menyakinkan. Namun demikian bahwa kenyataan yang kita
ketahui sampai saat ini adalah Desa Pemecutan merupakan bagian dari bekas
wilayah Kerajaan Badung. Jadi secara historis Desa Pemecutan mempunyai kaitan
erat dengan sejarah Kerajaan Badung.
Untuk menuju kepada sasaran asalnya tentang
nama “Pemecutan” itu sendiri sewajarnya kita ikuti sebagian proses tentang
Kerajaan Badung atau lebih mendekati kenyataan harus mengikuti sebagian kecil
proses dari Puri Pemecutan. Dalam hal ini bukanlah dimaksudkan untuk
mengungkapkan silsilah Raja-raja Badung (Puri Pemecutan), tetapi hal itu hanya
mengungkapkan sepintas kilas untuk menuju sasaran menjelaskan asal dari nama
“Pemecutan” itu sendiri. Setelah diperoleh pengertian tersebut di atas
berdasarkan Transkripsi dan terjemahan Babad Badung yang disusun tahun 1977
oleh A. A. BAGUS PHALGUNADI, BA dan sumber lain dari Penglingsir di Puri
Pemecutan kami paparkan “Sejarah Pemecutan” dengan terlebih dahulu memohon
ampun “Tan Keneng Raja Pinulah” kehadapan Ida Bhatara Sakti dan Bhatara –
Bhatari Leluhur dengan mengucapkan “Om, Awighnam Astu Nama Siddam”.
Tersebutlah Arya Notor Eandhiri menurunkan
Raja-Raja Tabanan dan Raja-Raja Badung. Salah seorang keturunan beliau
berikutnya disebutkan adalah Arya Bebed mengadakan “Dewa Sraya” ke Batur dangan
memohon agar dikarunia tanah dimana beliau harus menduduki tahta kerajaan.
Beliau memperoleh sabda Ida Bhatara Batur bahwa nun jauh disebelah selatan dari
Gunung Batur ada daerah yang kelihatan “Badeng” itulah hendaknya dituju. Dari
kata “Badeng” into dijadikan nama wilayah kerajaan “Badung” itu. Dalam
perjalanan beliau menuju daerah “Badeng” itu beliau mengajak seorang pengiring
yang bernama Ki Andhagala. Ketika pertama beliau dan pengiringnya menginjakkan
kami di pedukuhan “Kaki Lumintang (Lemintang)”. Kaki Lumintang tidak berani
menerima kedatangan beliau, selanjutnya beliau diantar ke Tegal, dimana I Gusti
Tegeh Kori bertahta dan selanjutnya mangkat, beliau Arya Bebed merasa khawatir
kalau-kalau terjadi bentrokan diantara keluarga istana, karena beliau menyadari
bahwa beliau hanyalah penumpang belaka maka beliau lalu pindah tempat dan membuat
Puri di Pemedilan. Diduga Puri itu beliau namakan Puri Pemecutan yang aslinya
dari kata “pecut”, yang merupakan anugrah Pecut yang beliau terima dari Ida
Bhatara Batur pada waktu berdewa srayad Batur dan beliau sendiri sejak itu
bergelar “I Gusti Ngurah Pemecutan”.
Berikutnya diceritakan bahwa beliau
mempunyai tiga orang istri yaitu:Istri Pertama adalah Puri dari Kyai Arya
Pucangan yang bernama Kyai Rara Pucangan melahirkan putera yang selanjutnya
diberi gelar Kyai Anglurah Jambe Merik, bertempat tinggal di Puri Alang Badung
(di Suci sekarang ini). Seterusnya beliaulah yang menjadi cikal bakal seluruh
Arya di Puri Agung Jero Kuta. Di dalamnya termasuk keluarga besar Puri Agung
Jero Kuta, yang dari garis Ibu adalah dari Pejambean Badung dan dari pihak
Purusa adalah Keturunan Puri Klungkung. Istri kedua adalah Putri dari Tambak
Bayuh, memperoleh seorang Putra pula yang selanjutnya bergelar Kyai Anglurah
Gelogor bertempat tinggal di Gelogor. Beliaulah yang menjadi cikal bakal
seluruh Arya di Gelogor. Istri ketiga adalah puri dari Penataran melahirkan
seorang putra yang selanjutnya bergelar Kyai Penataran atau dikenal dengan
gelar Kyai Macan Gading, bertempat tinggal di Puri Pemecutan dan seterusnya
beliaulah yang menurunkan Arya Pemecutan. Lebih lanjut diceritakan pula bahwa
salah satu putra dari Kyai Macan Gading memiliki suatu keistimewaan antara lain
beliau gagah dan berani dalam bertindak dan pernah mendapat nama harum di
Kerajaan Klungkung. Beliau dinobatkan sebagai Raja dengan gelar Kyai Anglurah Pemecutan
III atau lebih dikenal dengan gelar Ida Bhatara Sakti. Sejak pemerintahan
beliau ini berhasil memperluas wilayah kekuasaan dengan meningkatkan kewibawaan
Puri Pemecutan. Kemungkinan sekali sejak itu wilayah yang ada di bawah
kekuasaan beliau disekitar Puri Pemecutan diberi nama “Desa Pemecutan”.
Sejak tahun 1980 oleh Pemeritah Daerah
Tingkat I Bali Desa Pemeutan dimekarkan menjadi 3 (tiga) wilayah, yaitu : Desa
Pemecutan Kelod, Kelurahan Pemecutan dan Desa Pemecutan Kaja. Pada tanggal 01
April 1980 atas usul Camat Denpasar Barat, I Gusti Made Ngoerah ditunjuk oleh
Bupati Kepala Daerah Tingkat II Badung dengan surat Nomer : 96/Pem.13/3271/80,
tanggal 01 April 1980, sebagai Pejabat Sementara Kepala Desa Pemecutan Kaja
(Desa Persiapan Pemecutan Kaja), dibantu oleh seorang juru tulis yaitu : Anak
Agung Oka Supiati. Kantor Desa Persiapan Pemecutan Kaja masih bergabung dengan
kantor Kelurahan di Jalan Iman Bonjol yang sekarang.Pada tahun 1982 Kantor Desa
Persiapan Pemecutan Kaja pindah di Jalan Sutomo No. 28, memakai bangunan bekas
tempat praktek Dr. I Gusti Kompiang Agung.Pada tahun 1982 Desa Persiapan
Pemecutan Kaja dijadikan Desa Pemecutan Kaja yang definitif dengan Kepala Desa
Pemecutan Kaja adalah I Gusti Made Ngoerah.
Pada tanggal 04 Agustus 1983 Kantor Kepala
Desa Pemecutan Kaja mulai dibangun dengan Dana Swadaya Murni sebesar Rp.
37.606.301. Pada tanggal 7 Januari 1985 kantor diplaspas yang dipimpin oleh Ida
Pedanda dari Geria Panti.Mulai saat itu kegiatan pelayanan masyarakat dilaksanakan
di Kantor Kepala Desa Pemecutan Kaja di Jalan Sutomo No. 103, Denpasar.Mulai
saat itu sampai tahun 1993 telah diadakan pemilihan Kepala Desa Pemecutan Kaja
dua kali yaitu : pada tanggal 15 Januari 1985, menampilkan calon tunggal yaitu
: I Gusti Made Ngoerah. Kepala Desa Pemecutan Kaja I Gusti Made Ngoerah
dilantik pada tanggal 15 Maret 1985. Pemilihan Kepala Desa Pemecutan Kaja yang
kedua menampilkan 2 calon yaitu : I Gusti Ketut Putra Atmaja dan A. A. Ngurah
Mayun, diadakan pada tanggal 25 April 1993. Kepala Desa Pemecutan Kaja yang
terpilih saat itu adalah : A. A. Ngurah Mayun. Pelantikan diadakan pada tanggal
12 Agustus 1993 di Br. Abiantimbul, Desa Pemecutan Kelod oleh Bapak Walikota
Madya Kepala Daerah Tk. II Denpasar (Drs. I Made Suwenda). Dan menjabat selama
2 periode sampai dengan bulan Oktober tahun 2002. Dan mulai tahun 2002, Kepala
Desa Pemecutan Kaja adalah Drs. I Gusti Ketut Alit Sukadana, sampai dengan
Tahun 2007 dan Tahun 2007 diadakan Pemilihan kembali dan Drs. I Gusti Ketut
Alit Sukadana terpilih sebagai Kepala Desa Pemecutan Kaja sesuai dengan
Keputusan Walikota Denpasar, No. 18l Tahun 2007, tanggal 31 Oktober 2007 sampai
dengan tanggal 31 Oktober 2013.
Statistik Kampung
Jumlah Jiwa 20058
Jumlah Kepala Keluarga 6491
Jumlah PUS 3083
Keluarga yang Memiliki Balita 657
Keluarga yang Memiliki Remaja 1659
Keluarga yang Memiliki Lansia 690
Jumlah Remaja 1659
Total
1750Total 1333
Status Badan Pengurus

Sarana dan Prasarana

BKB
Bina Keluarga Balita (BKB)
Ada

BKR
Bina Keluarga Remaja (BKR)
Ada

BKL
Bina Keluarga Lansia (BKL)
Ada

UPPKA
Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)
Tidak Ada

PIK R
Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)
Tidak Ada

Sekretariat KKB
Sekretariat Kampung KB
Ada

Rumah Dataku
Rumah Data Kependudukan Kampung KB
Ada
Dukungan Terhadap Kampung KB
Sumber Dana |
Ya,
APBN APBD Dana Desa |
Kepengurusan/pokja KKB | Ada |
SK pokja KKB | Ada |
PLKB/PKB sebagai pendamping dan pengarah kegiatan |
Ada,
I G A Putu Mayuni, S.sos 19800502201001031 |
Regulasi dari pemerintah daerah |
Ada,
SK Kepala Desa/Lurah tentang Kampung KB |
Pelatihan sosialisasi bagi Pokja KKB | Ada |
Jumlah anggota pokja yang sudah terlatih/tersosialisasi pengelolaan KKB |
8 orang pokja terlatih dari 8 orang total pokja |
Rencana Kegiatan Masyarakat | Tidak Ada |
Penggunaan data dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan | Belum Diisi |
Mekanisme Operasional
Rapat perencanaan kegiatan | Tidak Ada |
Rapat koordinasi dengan dinas/instansi terkait pendukung kegiatan | Tidak Ada |
Sosialisasi Kegiatan | Tidak Ada |
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan | Tidak Ada |
Penyusunan Laporan | Tidak Ada |