KIE Kader IMP PPKBD Tiyuh Murni Jaya
Deskripsi
Pada hari Kamis tanggal 4 April 2024 dilakukan pembinaan Kader IMP oleh Penyuluh KB Oktha Mutiarani, SM dengan PPKBD Tiyuh Murni Jaya Reni Juwita tentang Program Bangga Kencana Poktan Bina Keluarga Balita dimana Kader tersebut merupakan Ketua BKB, disini PKB menjelaskan mengenai materi tentang pengertian Pola Asuh yang terdiri dari :
Proses mendidik anak, membentuk karakter,
mengajarkan pengendalian diri dan membentuk tingkah laku anak yang terdiri dari
:
•
perawatan kesehatan, pemenuhan gizi, agar anak dapat berkembang secara optimal
• mendukung perkembangan fisik, emosi,
sosial, intelektual, dan spiritual anak secara optimal
• kegiatan seperti mendidik, membimbing serta
mendisplinkan dalam mencapai proses kedewasaan baik secara langsung maupun
tidak langsung
• cara
yang dipilih orang tua dalam mengasuh anak-anaknya yang paling dominan atau
menonjol, yang tentu dapat disesuaikan dengan karakter anak dan situasi yang
terjadi
Pola Asuh yang Tepat untuk Balita
Tidak ada standar nilai
tertentu yang bisa diberikan untuk orangtua. Sebab, tidak ada sekolah untuk
menjadi orangtua.
Sambil mengantarkan anak ke
gerbang kedewasaan, orang tua justru jadi belajar tentang banyak hal.
Bicara soal pengasuhan,
orang tua perlu berdiskusi antara Ayah dan Ibu terkait dengan pola asuh yang
tepat. Tetapkan nilai-nilai dalam keluarga. Paling penting, orang tua harus
sependapat dan sejalan dalam mendidik anak.
Berikut beberapa cara Pola
Asuh yang tepat untuk balita :
1. Tunjukkan Cinta
Pastikan Si Kecil mendapatkan banyak kucuran
kasih sayang. Sebagai orang tua, jangan sungkan untuk menunjukkan cinta dengan
memeluk, mencium, memuji, dan memberi perhatian.
Ini akan membuat anak akan paham bahwa orang
tua mencintainya. Jadi, ketika ia harus dihukum akan sesuatu atau diminta
mematuhi aturan, ia akan tahu bahwa itu adalah demi kebaikannya.
2.
Jangan Terlalu Banyak Aturan
Balita belum banyak mengerti tentang
kesalahan dan kebenaran. Ia juga membutuhkan banyak penjelajahan untuk mengenal
lebih jauh tentang benda-benda di sekitarnya.
Sebaiknya jangan terlalu banyak aturan dan
larangan. Ibu bisa mengawasinya dari jarak dekat dan melindunginya jika ada
sesuatu yang bisa membahayakannya.
3.
Ajari Anak Bagaimana Mengatur Emosinya
Tantrum Ada yang Tau arti tantrum gak ibu – ibu??
Yaitu : kondisi saat anak mengeluarkan emosi
dengan cara menangis yang kencang, berguling-guling dilantai, dan melempar
barang.
Tantrum pada anak biasa terjadi pada usia 1
sampai 4 tahun. Ini dikarenakan ia belum bisa merespon dan mengutarakan maksud
hatinya dengan kata-kata.
Sebaiknya ibu mengajari bagaimana cara
mengatur emosinya. Ibu bisa mengurangi durasi kemarahan anak dengan cara
berikut :
Jadi kalau anak-anak lagi marah atau lagi
ngambek ini hal yang bisa dilakukan yaitu :
1.
Ketahui
batasan anak. Ia berperilaku salah karena tidak mengerti atau tidak dapat
melakukan apa yang ibu minta.
2.
Stop berkata
“Jangan!”. Sebaiknya ajarkan dengan kalimat yang bernada positif. Misalnya,
ketika anak bertengkar karena berebut mainan, katakan padanya “Mengapa kalian
tidak bergantian?”
3.
Jangan
bereaksi berlebihan saat anak mengatakan tidak. Ibu bisa mengalihkan dengan
sesuatu yang ia sukai, kemudian ulangi kembali perintah sebelumnya. Misalnya
Ibu menyuruh anak untuk mencuci tangan tetapi anak tidak mau, ibu bisa
mengatakan akan memberikan biskuit kesukaannya jika mau cuci tangan.
4.
Tawarkan
pilihan. Jika ingin pergi, ibu bisa membebaskannya untuk memilih baju yang
ingin dikenakan.
5.
Hindari
situasi yang dapat memicu kemarahan. Jangan biarkan anak duduk diam terlalu
lama. Untuk mencegah emosi anak, sebaiknya ibu bawakan mainan yang ia sukai.
6.
Dorong komunikasi. Ingatkan anak untuk menggunakan
kata-kata dalam mengungkapkan perasaannya.
4.
Terapkan Konsekuensi
Terlepas dari upaya terbaik yang ibu lakukan,
anak memiliki kecenderungan untuk melanggar aturan. Jika ini terjadi, berikut
langkah yang bisa ibu terapkan:
·
Jika
anak melempar dan memecahkan mainan, jangan langsung memberinya mainan baru.
Biarkan ia menyadari jika tindakan tersebut adalah kesalahan.
·
Jika
anak melempar benda, suruh ia untuk mengambil benda tersebut. Tetapkan
konsekuensi jika anak tidak mau bekerja sama.
·
Jika
anak tidak berperilaku baik, balas dengan mengambil sesuatu yang ia sukai.
Misalnya menyita Mainan, makanan, atau buku favoritnya.
Jadi, tahapan pola asuh dengan konsekuensi
orang tua harus tegas dengan tindakan anak agar anak mengetahui bahwa hal yang
dilakukan anak tidak baik.
5.
Terapkan Kedisiplinan
Langkah ini bisa dilakukan dengan menyuruhnya
merapikan mainannya setelah digunakan. Ibu juga bisa menyuruhnya melakukan
tindakan kecil, seperti merapikan tempat tidurnya.
Terapkan pola disiplin sesuai dengan usia
anak. Ini akan membentuk anak menjadi pribadi yang mandiri di kemudian hari.
6.
Beri Contoh yang Baik
Anak-anak belajar bagaimana bertindak dengan
memperhatikan orang tuanya. Jadi, salah satu cara terbaik untuk menunjukkan
pada anak bagaimana berperilaku adalah dengan memberikan contoh positif untuk
diikuti.
Jadi ibu-ibu apabila menginginkan anak yang
baik begitu pula orang tua harus memiliki prilaku, tutur kata, etika, sifat
yang baik karena orang tua adalah cerminan prilaku anaknya.