KEGIATAN OPERASIONAL KETAHANAN KELUARGA BERBASIS KELOMPOK KEGIATAN DI KAMPUNG KB

MELATI
Dipublikasi pada 07 June 2023

Deskripsi

Pentingnya 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan)

Bunda, pernahkah mendengar istilah 1000 HPK? Ini adalah istilah yang menggambarkan periode 1000 hari pertama usia seorang anak, yang paling penting bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Sebab, selama fase 1000 HPK terjadi perkembangan otak yang sangat cepat pesat, melebihi periode-periode lain di dalam hidupnya.

Itulah mengapa, memastikan 1000 hari pertama kehidupan si Kecil berjalan optimal merupakan salah satu hal terbaik yang dapat Bunda berikan agar ia memiliki pondasi yang kuat untuk tumbuh maksimal menjadi anak generasi maju.

Yuk, pelajari lebih lanjut seputar 1000 hari pertama kehidupan anak dan apa yang bisa Bunda lakukan selama periode ini!

Apa yang dimaksud dengan 1000 HPK? 

1000 HPK adalah fase kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya janin pada masa kehamilan (270 hari) sampai dengan anak berusia 2 tahun (730 hari). 

Selain 1000 HPK, periode kehidupan ini juga disebut dengan istilah periode emas alias the golden age atau the windows of opportunity. 

Disebut demikian karena seluruh organ penting dan sistem tubuh tubuh si Kecil seperti otak, saluran dan organ cerna, perkembangan sistem metabolisme, perkembangan kognitif, kematangan imun sistem, pertumbuhan tulang dan lain sebagainya mulai terbentuk dan terus berkembang. 

Jadi, pada periode ini merupakan kesempatan terbaik bagi Bunda dan Ayah untuk mengoptimalkan potensi tumbuh kembang si Kecil. Caranya dengan memberikan perhatian khusus pada asupan nutrisi, pemberian stimulus, dan penerapan pola hidup sehat yang konsisten. 

Kenapa 1000 HPK Sangat Penting? 

1000 HPK sangat penting bagi tumbuh kembang anak karena dapat menentukan perkembangan fungsi kognitifnya secara jangka panjang.

Pada masa ini, otak anak berkembang lebih pesat dan plastisitas otak (kapasitas otak untuk berubah dan beradaptasi) berada pada tingkat tertinggi dibandingkan waktu lain dalam kehidupannya.

Perlu diketahui bahwa bayi yang baru lahir sudah mempunyai sekitar 100 miliar sel otak yang terus berkembang dengan sangat pesat pada awal-awal kehidupan. Dalam 1000 hari pertama kehidupan, ada lebih dari 1 juta koneksi saraf baru yang terbentuk setiap otaknya pada otak anak.

 

Jalur sensorik, seperti penglihatan dan pendengaran, merupakan hal pertama yang berkembang di otak. Selanjutnya, diikuti dengan perkembangan kemampuan bahasa dan fungsi kognitif. Tidak optimalnya perkembangan otak pada masa ini juga akan berpengaruh terhadap kehidupan buah hati di masa depan.

Periode 1000 hari pertama kehidupan anak juga disebut sebagai periode emas dalam upaya pencegahan stunting karena pada masa inilah stunting dapat terjadi dan sekaligus dapat dicegah atau masih dapat dikoreksi.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh  yang dihubungkan dengan ketidakcukupan gizi secara kronis. Stunting sendiri memberi banyak dampak negatif dalam segala aspek hidup anak. Mulai dari gagal tumbuh, gangguan kecerdasan, masalah daya tahan tubuh, sampai kemampuan belajar yang di bawah rata-rata. 

Itulah alasan mengapa 1000 HPK juga disebut sebagai “periode kritis”. Sebab, di masa inilah kesempatan terbaik orang tua untuk mencegah atau bahkan melakukan pemulihan terhadap gangguan tumbuh kembang sepert stunting. 

Jika tidak dicegah atau cepat-cepat dikoreksi dalam kurun waktu tersebut, berbagai gangguan tumbuh kembang umumnya akan menjadi permanen. 

Tips Mengoptimalkan 1000 HPK Selama Kehamilan

Selama masa kehamilan, bahkan sejak trimester pertama, pastikan Bunda melakukan beberapa hal berikut ini untuk mengoptimalkan 1000 HPK si Kecil: 

1. Konsumsi Makanan Bergizi Sejak Hamil

Ibu hamil perlu mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam kandungan. 

Bahkan 3 bulan sejak masa perencanaan kehamilan dan selama trimester pertama kehamilan Bunda perlu mengonsumsi suplemen asam folat, DHA, kalsium, zat besi, vitamin D, dan iodin untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan.

Agar lebih aman, Bunda dapat berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter kandungan kepercayaan untuk mendapatkan rekomendasi tentang suplemen apa saja yang diperlukan, merk mana yang aman, dan seberapa besar dosis hariannya. 

2. Kelola Stres Saat Hamil

Saat hamil, sebisa mungkin hindari stres ya, Bun. Stres kronis dapat mempengaruhi perkembangan otak janin yang nantinya dapat menyebabkan masalah perilaku saat anak setelah lahir.

Selain itu, tekanan stress yang terlalu tinggi saat masa kehamilan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Hal ini sangat berbahaya karena meningkatkan risiko bayi lahir prematur dengan berat badan yang rendah. 

Jadi, ketika Bunda sudah merasa kewalahan menangani gejolak emosi, segera cari pertolongan kepada suami, orang-orang terdekat, atau tenaga kesehatan profesional ya, Bun.

3. Hindari Konsumsi Rokok & Minuman Beralkohol

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, merokok meningkatkan kemungkinan keguguran dan bayi terlahir dalam kondisi meninggal (stillbirth). 

Sementara itu, konsumsi minuman beralkohol selama 3 bulan pertama kehamilan dapat mengakibatkan: 

·         Kecacatan pada fitur wajah bayi. 

·         Gangguan pertumbuhan saraf pusat.

·         Kelahiran dengan berat badan rendah.

·         Permasalahan perilaku bayi. 

Selanjutnya, konsumsi obat-obatan terlarang dapat menyebabkan: 

·         Infant withdrawal, sebuah kondisi dimana bayi berhenti menerima obat-obatan ilegal yang membuatnya merasa ketagihan semasa di dalam rahim.

·         Berat lahir rendah.

·         Kelahiran prematur.

·         Keguguran.

·         Stillbirth. 

4. Hindari Paparan Zat Berbahaya

Paparan zat berbahaya seperti sayuran berpestisida, asap kendaraan, asap rokok, polusi udara, hingga limbah industri ternyata dapat membahayakan janin di dalam kandungan. Maka dari itu, Bunda perlu sebisa mungkin menghindari paparan zat berbahaya yang ada di sekitar. 

Mungkin Bunda bisa mulai dari memastikan sayur dan buah yang dikonsumsi bebas dari pestisida. Caranya dengan merendam buah dan sayur di dalam air garam. Kemudian bilas hingga bersih. 

Jika ada anggota keluarga yang merokok, Bunda perlu segera meminta anggota keluarga tersebut untuk berhenti merokok di dalam rumah dan di sekitar Bunda. Selain itu, usahakan juga untuk menghindari tempat-tempat yang penuh dengan polusi udara. 

Pasalnya, zat berbahaya yang ada di dalam polusi udara dapat membuat tubuh Bunda mengalami peradangan. Peradangan tersebut dapat mempengaruhi kesehatan plasenta yang menghubungkan Bunda dengan janin. 

Paparan udara yang tercemar juga meningkatkan risiko paru-paru si Kecil tidak berkembang dengan sempurna, kelahiran dengan berat badan rendah, hingga kematian pada bayi.  

Tips Mengoptimalkan 1000 HPK Anak

Setelah anak lahir hingga berusia 2 tahun, lanjutkan upaya Bunda memenuhi segala kebutuhan si Kecil di periode emasnya dengan cara berikut ini:

1. Berikan ASI Eksklusif

Berilah si Kecil ASI eksklusif sejak ia lahir hingga minimal usia 6 bulan. Menurut Asosiasi Dokter Anak Amerika (AAP), ASI memiliki banyak manfaat kesehatan bagi bayi, seperti meningkatkan perkembangan saraf dan mengurangi risiko berbagai penyakit tertentu.

Menurut sejumlah penelitian, ASI dapat membuat si Kecil tumbuh menjadi sosok yang lebih matang, tegas, memiliki IQ yang lebih tinggi, dan mampu memperlihatkan kemampuan berpikir yang lebih maju secara psikologis daripada anak yang tidak mendapatkan ASI. 

2. Berikan MPASI Bernutrisi Sejak Usia 6 Bulan

Memasuki usia 6 bulan, kebutuhan nutrisi si Kecil semakin meningkat sehingga diperlukan Makanan Pendamping ASI (MPASI). 

Pastikan MPASI untuk si Kecil bernutrisi lengkap (4 kuadran), yang terdiri dari karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayur mayur, dan lemak tambahan. Jangan lupakan juga pemberian mineral yang penting untuk tubuh, Bun.

·         Protein : daging merah, daging ayam, telur, tahu, tempe.

·         Seng (zinc) : ​​daging sapi, daging ayam, ikan sarden, dan kacang merah.

·         Zat besi (iron): daging sapi, ikan sarden, ikan tongkol, ikan kembung, bayam, tahu, kacang kedelai.

·         Kalsium : susu pertumbuhan yang terfortifikasi untuk usia 1 tahun, keju, yogurt.

·         Vitamin A : keju, udang, susu pertumbuhan yang terfortifikasi untuk usia 1 tahun.

·         Vitamin B : hati sapi, telur, daging sapi, susu pertumbuhan yang terfortifikasi untuk usia 1 tahun.

·         Vitamin D : sarden, tuna, jamur, kuning telur, keju, susu pertumbuhan yang terfortifikasi untuk usia 1 tahun.

3. Berikan Kasih Sayang, Perhatian, dan Rasa Aman

Kasih sayang dan rasa aman sangat penting untuk perkembangan anak di 1000 hari pertama kehidupannya. 

Melalui hubungan yang hangat dengan orang tua, si Kecil akan belajar berpikir, memahami, berkomunikasi, menunjukkan emosi, dan berperilaku dengan lebih baik. Hal ini pun mempengaruhi cara mereka melihat dunia dan berinteraksi dengan masyarakat.

4. Berikan Stimulasi yang Tepat

Pemberian stimulasi yang tepat dapat membantu anak untuk mencapai milestones sesuai dengan kelompok usianya. 

Misalkan, untuk bayi usia 6-9 bulan, Bunda dapat mengajaknya untuk belajar duduk sendiri. Stimulasi paling mudah yang dapat Bunda berikan kepada si Kecil adalah tummy time, duduk sambil bersandar pada tubuh Bunda, duduk sambil bersandar pada mainan, dan lain sebagainya. 

5. Kondisikan Anak di Lingkungan yang Sehat

Lingkungan yang sehat dan nyaman juga dapat memberi dampak positif di 1000 HPK anak. Dengan lingkungan seperti ini, perkembangan bahasa anak dan fungsi kognitif lainnya akan meningkat, bahkan turut memengaruhi perilaku dan kecerdasan si Kecil.

6. Pastikan Imunisasi Lengkap

Imunisasi wajib dan imunisasi tambahan yang berhasil dilengkapi selama 1000 HPK akan membantu melindungi si Kecil dari penyakit menular. 

Beberapa penyakit tersebut bahkan membuat anak mengalami sakit yang serius hingga menimbulkan kecacatan dan membahayakan nyawanya.

Demikian ulasan mengenai 1000 hari pertama kehidupan anak yang perlu Bunda ketahui. Dengan memahami kebutuhan anak di masa golden age, kelak ia akan tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai usianya, bahkan menjadi pribadi yang percaya diri.

 

Sesi Kegiatan Pendidikan

Instansi Pembina Kegiatan

Sasaran Kegiatan