KEGIATAN OPERASIONAL KETAHANAN KELUARGA BERBASIS KELOMPOK KEGIATAN DI KAMPUNG KB

KENCANA
Dipublikasi pada 04 October 2023

Deskripsi

Bekal dan Persiapan Menuju Pernikahan, Remaja Perlu Persiapan yang Baik Sebelum Menikah

 

Kurangnya pengetahuan orang tua bahwa dalam menikahkan anaknya harus ada hal yang perlu di persiapkan dengan baik. Remaja adalah usia potensial untuk merencanakan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Karena itu, peran generasi remaja saat ini banyak diarahkan pada kesehatan reproduksi, persiapan pernikahan, mencegah kawin usia dini, dan membina keluarga yang harmonis.

 

Pernikahan adalah perjalanan bahtera panjang, penuh lika-liku terpaan badai dan gelombang. Untuk mengatasinya diperlukan pengalaman dan pemahaman yang kuat akan hakikat manusia dan kehidupan.Maka harus ada banyak bekal yang perlu disiapkan, sedikit demi sedikit, setapak demi setapak, sebelum benar-benar menuju gerbang pernikahan. Persiapan kesehatan pranikah merupakan sebuah tindakan pencegahan yang perlu dilakukan oleh kedua calon pengantin. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya permasalahan kesehatan pada diri sendiri, pasangan, maupun pada keturunan ke depannya.

 

4 Bekal dan Persiapan Menuju Pernikahan

1.       Bekal Ilmu dan Fikroh

Bekal pemikiran salah satunya adalah mempunyai visi dan misi tentang akan kemana keluarga ini dibawa setelah terjadinya pernikahan. Memahami peta dan jalur perjalanan jauh lebih memungkinkan untuk sampai di lokasi tujuan dengan baik ketimbang kita buta sama sekali dan terus bertanya di setiap perempatan. Begitu pula hal-hal teknis terkait fiqh suami istri, haid bagi perempuan, bahkan perceraian, semestinya sejak awal dipahami kedua calon mempelai. Banyak yang gagap dan gagal bahkan sesat tanpa sadar karena tidak berupaya menggali pemahaman dan fikroh seputar pernikahan.

2.        Mental Psikologis

Pernikahan sejatinya untuk mereka yang berpikiran dewasa, siap mandiri dan tangguh, bukan mereka yang masih menikmati sebagai anak mama nan manja dalam kesehariannya. Dalam pernikahan kita menemui hal-hal yang bisa membelalakkan mata dan meluluhkan hati dalam setiap satuan waktunya, karenanya membutuhkan kedewasaan, kesabaran, mental yang kuat agar tidak berbuah kezaliman bagi pasangannya. Sudah cukup kita dengar adanya fenomena piring terbang dalam rumah tangga, atau ringan tangan dalam arti negatif, rasa-rasanya semua berawal dari ketangguhan mental yang tak seberapa.

3.       Bekal Fisik

Mungkin ada yang iseng bertanya, bekal fisik untuk apa,  memangnya mau ikut sea games ? . Inilah uniknya pernikahan, yang bertemu bukan hanya cinta kasih, jiwa dan tatapan mata, tetapi juga raga dihalalkan bahkan dianjurkan untuk menyatu jua. Pertemuan dua raga ini membutuhkan kesiapan fisik yang luar biasa, agar hilang segapa penat, agar pupus segala gelisah, dan agar tunduk pandangan pada yang diharamkan. Urusan kesiapan fisik memang bukan semata soal hubungan suami istri, namun juga diharapkan dengan fisik yang kuat, bertambahnya amanah setelah pernikahan bisa diselesaikan dan dihadapi dengan baik juga. Sederhananya, jika dahulu bekerja hanya untuk mencari sesuap nasi bagi diri sendiri, maka setelah menikah harus meningkatkan kerja kerasnya untuk mendapatkan sesuap nasi dan sebongkah berlian untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

4.       Finansial

Negara kita belum sekelas Singapura atau Jerman yang mempunyai subsidi khusus bagi mereka yang mau menikah atau bahkan memperbanyak keturunan. Atau negara Saudi yang mempunyai bantuan pinjaman pra pernikahan, atau bahkan mempunyai kebijakan gaji bagi ibu rumah tangga. Karena itu semua, maka para pemuda yang hendak menikah setiapnya harus menyiapkan dana yang lumayan, dari mulai acara resepsi, mahar dan tentu saja persiapan belanja bulanan lainnya. Mungkin ada sebagian yang berteriak lantang bahwa finansial bukan hal yang pantas untuk dipertimbangkan karena soal rejeki adalah urusan Allah SWT. Hal tersebut benar sepenuhnya, tapi kali ini kita tidak bicara soal filosofis, tapi benar-benar teknis bahwa mulai besok setelah akad ada dua lambung yang harus diisi, dan ada dapur yang harus tetap mengepul, karenanya prinsip bonek tidak selamanya bisa diaplikasikan kali ini. Prinsip moderatnya, kemiskinan tidak menghalangi seseorang untuk menikah, tetapi juga tidak menjadikan suami punya alasan untuk tidak menafkahi anak istrinya.

 

Pasangan suami istri harus siap dengan segala perubahan yang akan mewarnai kehidupan berkeluarga. Dan bagi mereka, pasangan yang telah memiliki pengetahuan serta telah mempersiapkan dengan baik dan matang, maka pasangan remaja itu akan mampu membangun keluarga yang baik sesuai dengan yang diharapkan bersama. kesiapan usia merupakan kesiapan umur untuk menikah, idealnya 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki.

Pentingnya kesiapan usia tersebut berkaitan dengan mempersiapkan pola pikir yang matang dalam mempersepsikan sebuah pernikahan. Hal ini dibutuhkan supaya pasangan remaja mengetahui dan memiliki pengetahuan tentang melahirkan dan merawat anak serta mengarungi kehidupan berkeluarga dimasa mendatang. Jadi, pentingnya penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja melalui pemahaman tentang pendewasaan usia perkawinan. Sehingga mampu melangsungkan jenjang pendidikan secara terencana, berkarier dalam pekerjaan secara terencana, serta menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi.

 

 

Sesi Kegiatan Pendidikan

Instansi Pembina Kegiatan

Sasaran Kegiatan