KEGIATAN OPERASIONAL KETAHANAN KELUARGA BERBASIS KELOMPOK KEGIATAN DI KAMPUNG KB
Deskripsi
Menjadi Orang Tua Hebat dalam Pengasuhan Anak
Realitas menunjukkan bahwa banyaknya
kegagalan keluarga dalam pengasuhan anak, bukan karena kurangnya kasih sayang
orang tua, melainkan sebagian orangtua tidak tahu bagaimana cara mengasuh anak
yang baik dan benar.
Orangtua adalah orang yang memiliki peran
penting dalam proses asuh, asah dan asih bagi anak-anaknya. Di mata anak,
orangtua atau ayah dan ibu adalah sosok “guru” yang pertama dan utama bagi
anak, selain sebagai pelindung dan tempat bergantung. Oleh karena itu, wajar
bila orangtua menjadi sumber kehidupan sekaligus sumber kebahagiaan bagi anak.
Kegagalan orangtua dalam mengasuh anak, tentu
akan berakibat fatal. Bukan saja bagi orangtua sebagai pengasuh tetapi juga
bagi anak sebagai insan yang diasuh. Bagi orangtua, kegagalan dalam mengasuh
anak akan berdampak pada pupusnya harapan orangtua untuk dapat mewujudkan anak
yang dalam agama Islam disebut shaleh dan shalehah. Yakni anak yang taat
beribadah, berperilaku baik, menghormati/menghargai orangtua maupun orang lain.
serta mampu menjunjung tinggi nama orangtua, keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara.
Sementara bagi anak itu sendiri, kegagalan
orangtua dalam mengasuh anak akan menyebabkan anak kurang memiliki kendali
diri, tidak mampu menjadi diri sendiri, bertindak semaunya sendiri tanpa
mempertimbangkan etika dan norma, tidak memiliki semangat dan gairah untuk
belajar menimba pengetahuan dan ketrampilan yang cukup guna meraih masa depan,
serta cenderung berperilaku menyimpang yang menyebabkan mereka dijauhi,
dikucilkan bahkan dianggap “musuh” oleh masyarakat.
Mengingat kondisi kenakalan anak yang makin
parah, sudah saatnya para orangtua sekarang ini merefleksi diri, kesalahan apa
yang dilakukan selama ini sehingga gagal dalam mengasuh dan mendidik anak.
Sudah saatnya pula para orangtua belajar dan terus berupaya mencari solusi
pemecahannya agar menjadi orangtua yang hebat dalam mengasuh dan mendidik anak
di tengah era globalisasi. Dengan demikian anak yang diasuh pun menjadi hebat
pula tidak hanya dalam hal kepribadian, sikap, dan ketaatannya dalam beribadah,
tetapi juga semangatnya untuk berjuang meraih masa depan yang lebih baik dengan
berbekal pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki.
Menjadi orangtua hebat dalam mengasuh anak,
sudah barang tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak upaya
yang harus dilakukan. Dalam pemikiran penulis, setidaknya ada empat upaya yang
harus dilakukan orangtua agar menjadi orangtua hebat dalam mengasuh anak.
Keempat hal yang dimaksud adalah:
1. Orangtua harus benar-benar mempersiapkan diri
sebagai pengasuh anak yang baik. Setidaknya harus tahu apa yang harus dilakukan
selama mengasuh anak, mampu menumbuhkembangkan harapan anak, senantiasa
memberikan saran dan nasehat yang positif pada anak, membentuk lingkungan yang
kondusif, melakukan pembiasaan yang baik pada anak dan pengulangan selama
diperlukan serta memberikan hadiah berupa pujian disaat anak berhasil melakukan
hal-hal yang baik dan memberikan hukuman bila anak melanggar aturan yang
disepakati.
2. Orangtua harus memiliki konsep diri yang positif, artinya mampu
memandang dirinya secara positif. Terkait dengan hal ini, orangtua harus
percaya diri bahwa mereka mampu mengasuh dan mendidik anak-anaknya dengan baik.
Kepercayaan pada diri sendiri ini penting untuk menumbuhkan keyakinan bahwa
orangtua akan berhasil dalam menjalankan tugas-tugas mengasuh anak sehingga apa
yang menjadi harapannya dapat tercapai. Agar dapat lebih percaya diri, orangtua
harus terus berupaya untuk menemukenali potensi dan kemampuan diri yang dapat
dijadikan bekal sekaligus dukungan dalam mengasuh dan mendidik anak.
3. Orangtua dalam hal ini ayah dan ibu harus
berbagi peran dalam pengasuhan anak sesuai dengan porsinya masing-masing. Ayah
dengan segala “ketegasan” sikapnya dapat mendidik anak agar dapat lebih mandiri
dan memiliki keteguhan dalam pendirian dan tindakan serta tetap tegar ketika
menghadapi tantangan dan hambatan. Sementara ibu dengan segala “kelembutan”
hatinya dapat menanamkan jiwa sosial dan rasa kemanusiaannya. Juga menanamkan
sikap saling menghormati, menghargai dan berperilaku yang mendasarkan pada
norma agama dan budaya yang dianut. Dengan demikian karakter anak akan
terbentuk yang menjadikannya sebagai anak yang berkepribadian luhur.
4. Orangtua harus mampu menjaga anak dari pengaruh buruk media. Hal ini
mengingat, perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, telah menyebabkan
media cetak dan elektronik berkembang pesat sehingga semua informasi dapat
diakses oleh anak dengan leluasa. Persoalannya banyak informasi yang belum
saatnya diketahui anak atau memang tidak layak dikonsumsi oleh anak. Di sinilah
pentingnya peran orangtua sebagai pengendali atau filter yang efektif agar
pengaruh media tidak berdampak buruk pada pola piker, sikap dan perilaku anak.
Menjadi orangtua yang hebat dalam mengasuh anak tidak harus berpendidikan tinggi. Orang yang berpendidikan rendah, bahkan yang tidak bersekolah pun memiliki peluang yang sama untuk menjadi orangtua hebat. Tergantung pada niat dan bagaimana mereka mampu memanfaatkan waktu dan kesempatan sebaik mungkin, sehingga ayah dan ibu sebagai orangtua dapat bersama-sama mengasuh dan mendidik anak secara sungguh-sungguh dengan memperhatikan kaidah dan pedoman dalam pengasuhan anak yang berlaku.