Edukasi Perkembangan dan Seksualitas Remaja
Deskripsi
Remaja adalah masa antara anak-anak dan orang dewasa. Remaja tidak sama dengan pubertas.Perkembangan fisik, kognitif, sosio-emosional remaja pastinya berkaitan dengan sikap dan perilaku seksualremaja. Rasa ingin tahu dan fantasi seksual menyebabkan remaja ingin mempraktekan apa yang orangdewasa lakukan. Teman sebaya juga memainkan peranan yang sangat kuat terhadap sikap dan perilakuseksual remaja. Secara psikologis pada fase remaja, ada dua aspek penting yaitu remaja diharapkan sudahmenemukan orientasi seksualitasnya atau arah ketertarikan seksualnya, dan remaja diharapkan menerimadan mengembangkan peran seks serta kemampuan tertentu sesuai dengan jenis kelaminnya.
Pendidikan seks bagi remaja bertujuan untuk memberi informasi kepada remaja tentang masalah yang berkaitan dengan seks (Zastrow dan Kirst-Ashman, 2012). Hal ini dianggap penting bagi masyarakat terutama apabila remaja dapat memahami informasi yang tepat tentang seks, praktek seksual, pelecehan seksual anak dan penyakit menular seksual. Pada hakekatnya pendidikan seks terutama di sekolah-sekolah dapat membantu anak dan remaja memahami dampak dari seks dalam kehidupan mereka. Hubungan seks bebas dapat diatasi dengan memberi dan memperluas cakrawala mereka tentang bahaya seks bebas tersebut. Selain itu pendidikan seks dapat menjawab semua pertanyaan yang ada dibenak mereka tentang tubuh mereka yang berubah dan lonjakan hormonal, dan dapat membantu memberi pemahaman mengenai perbedaan dan menjaga keinginan untuk mengeksplorasi seksual untuk diri mereka sendiri. Pendidikan seks juga memiliki kepentingan agar kejahataPerilaku seksual terjadi atas dasar dorongan rangsangan dan pikiran individu itu sendiri. Kebutuhan, keinginan, dan kepuasaan menjadi faktor utama dibutuhkannya kegiatan seksual. Manusia merupakan makhluk yang diberikan naluri seksual sejak awal hidup di dunia. Hal ini terbukti dengan adanya teori psikoseksual yang dikemukakan oleh Sigmun Freud. Remaja akhir merupakan tahap usia yang rentan dan labil. Mulai mencari jati diri dan identitas seksual yang semakin matang tanpa disertai pemahaman yang benar membuat remaja akhir melakukan perilaku seksual yang menyimpang.
Faktor eksternal dan internal membawa
pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan
seksual remaja. Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi memudahkan remaja mengakses dan
mengikuti model pergaulan bebas ala budaya
barat. Pengaruh teori kelekatan yang ada sejak
kecil antara anak dan orang tua memengaruhi
individu untuk tersebut melekat pada individu
lainnya. Pada artikel ini, penulis menyebutkan
bahwa kelekatan yang dimaksud terjadi antara
pasangan lawan jenis yang saling terikat dan
bergantung, termasuk dalam hubungan seksual.
Perilaku seksual pranikah remaja akhir dapat
dihindari dan diminimalisir dengan melakukan
kegiatan yang positif dan bermanfaat.
Kegiatan ini terlaksanan dengan antusias peserta cukup baik.