Pemberian tambahan asupan gizi bagi balita dengan status gizi kurang
Deskripsi
Pemberian tambahan asupan gizi bagi balita dengan status gizi kurang adalah salah satu intervensi penting untuk mencegah masalah gizi kronis seperti stunting dan gizi buruk. Program ini biasanya menjadi bagian dari kegiatan Posyandu, Bina Keluarga Balita (BKB), atau program pemerintah daerah dan nasional lainnya, seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
✅ Tujuan Pemberian Asupan Gizi Tambahan:
-
Memperbaiki status gizi balita yang mengalami kekurangan energi atau zat gizi tertentu.
-
Meningkatkan daya tahan tubuh anak terhadap penyakit.
-
Mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal, baik secara fisik maupun kognitif.
📌 Sasaran:
-
Balita dengan status gizi kurang, gizi buruk, atau berisiko stunting berdasarkan hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan oleh kader Posyandu atau petugas kesehatan.
🍽️ Jenis Tambahan Asupan Gizi yang Diberikan:
-
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Lokal
-
Terbuat dari bahan pangan lokal seperti kacang hijau, telur, tempe, ikan, ubi, dan sayur-mayur.
-
Disiapkan dan disesuaikan dengan ketersediaan lokal, nilai gizi, dan selera anak.
-
-
PMT Pabrikan/Fortifikasi (khusus intervensi berat)
-
Produk siap saji yang difortifikasi (dilengkapi) dengan zat gizi mikro seperti vitamin A, zat besi, seng, dll.
-
Biasanya disalurkan oleh dinas kesehatan untuk anak dengan gizi buruk atau severely wasted.
-
-
Suplemen Gizi
-
Seperti vitamin A, tablet zat besi (Fe), mikronutrien powder (Taburia), dan kapsul minyak ikan.
-
🕒 Durasi dan Frekuensi:
-
Umumnya diberikan selama 90 hari (3 bulan) atau sesuai petunjuk dokter/nakes.
-
Diberikan setiap hari atau minimal 3–5 kali seminggu, tergantung jenis PMT dan kondisi balita.
👩⚕️ Pelaksanaan:
-
Melibatkan kader Posyandu, petugas gizi Puskesmas, dan orang tua/wali.
-
Pemantauan berat badan dan tinggi badan setiap bulan untuk melihat progres.
-
Dapat disertai dengan konseling gizi kepada orang tua mengenai pola makan seimbang di rumah.
📈 Indikator Keberhasilan:
-
Kenaikan berat badan yang sesuai dengan grafik pertumbuhan (KMS/KIA).
-
Perbaikan status gizi dari gizi kurang → gizi normal.
-
Peningkatan nafsu makan dan aktivitas anak.