Penanganan tata laksana gizi buruk pada balita

Desa Wates
Dipublikasi pada 20 July 2025

Deskripsi

⚠️ Penanganan & Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita


1. Latar Belakang

Gizi buruk adalah kondisi kekurangan gizi berat pada anak balita (0–59 bulan), yang ditandai dengan berat badan sangat rendah menurut usia atau tinggi badan, sering disertai edema (pembengkakan). Gizi buruk sangat berbahaya karena dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian, jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.


2. Kriteria Gizi Buruk (WHO/Permenkes)

Balita dikategorikan gizi buruk jika memiliki salah satu dari kondisi berikut:

  • Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) < -3 SD (severely wasted).

  • Adanya edema kedua punggung kaki (edema gizi).

  • Lingkar Lengan Atas (LILA) < 11,5 cm pada anak usia 6–59 bulan.

  • Disertai atau tanpa komplikasi medis (diare berat, ISPA, demam tinggi, dll).


3. Tujuan Penanganan

  • Menyelamatkan nyawa anak dengan gizi buruk.

  • Mengembalikan status gizi anak secara bertahap.

  • Mencegah komplikasi lebih lanjut (infeksi, gagal tumbuh, stunting permanen).

  • Meningkatkan pemahaman orang tua dalam perawatan anak bergizi buruk.


🏥 4. Tata Laksana Gizi Buruk: Dengan dan Tanpa Komplikasi

A. Gizi Buruk dengan Komplikasi

  • Tempat perawatan: Rawat inap di RS/Puskesmas dengan ruang perawatan gizi.

  • Fase Perawatan:

    1. Stabilisasi (2–7 hari):

      • Tangani infeksi (antibiotik, antipiretik, rehidrasi).

      • Hindari pemberian makanan tinggi protein/lemak di awal.

      • Gunakan formula F-75 (75 kkal/100 ml) → 8x/hari.

      • Tangani hipoglikemia dan hipotermia.

    2. Transisi (2–3 hari):

      • Beralih ke formula F-100 (100 kkal/100 ml).

    3. Rehabilitasi (7–14 hari):

      • Meningkatkan asupan kalori dan protein.

      • Stimulasi perkembangan anak.

      • Persiapan pulang dan perawatan di rumah.

B. Gizi Buruk Tanpa Komplikasi

  • Tempat perawatan: Rawat jalan (home-based care) dengan pengawasan ketat.

  • Intervensi:

    • Berikan MP-ASI khusus balita gizi buruk tinggi energi dan protein.

    • Gunakan RUTF (Ready-to-Use Therapeutic Food) jika tersedia.

    • Pantau berat badan tiap minggu.

    • Edukasi intensif untuk orang tua soal pemberian makan dan perawatan.


🍱 5. Jenis Makanan untuk Penanganan

Jenis Tujuan Komposisi Frekuensi
F-75 Stabilisasi 75 kkal/100 ml 8x/hari
F-100 Rehabilitasi 100 kkal/100 ml 6x/hari
RUTF Rawat jalan ±520 kkal/sachet 2–3 sachet/hari
MP-ASI tinggi energi Alternatif lokal > 200 kkal/porsi 3x + camilan

Catatan: Formula F-75 & F-100 bisa disiapkan di RS, sesuai panduan teknis.


6. Pemantauan dan Evaluasi

  • Penimbangan berat badan tiap minggu (rawat jalan) atau harian (rawat inap).

  • Pemantauan tanda vital, nafsu makan, dan kondisi edema.

  • Evaluasi keberhasilan: kenaikan BB ≥5–10 g/kg/hari.

  • Lama pemulihan rata-rata: 4–8 minggu.


7. Kriteria Sembuh

  • Tidak ada lagi edema.

  • Kenaikan BB mencukupi (BB/TB ≥ -2 SD atau LILA ≥ 12,5 cm).

  • Nafsu makan kembali baik.

  • Anak aktif dan mulai mengalami perkembangan sesuai usia.


8. Edukasi Orang Tua

  • Pemberian makan yang tepat, higienis, dan sering.

  • Pentingnya protein hewani dan lemak sehat.

  • Tanda-tanda bahaya gizi dan infeksi.

  • Kepatuhan datang kontrol meski anak sudah membaik.


9. Kolaborasi dan Tindak Lanjut

  • Koordinasi lintas sektor (desa, PKK, kader, dinas sosial).

  • Pendampingan kader di rumah selama masa pemulihan.

  • Rujukan ke PAUD/Posyandu/kelas Bina Balita untuk stimulasi lanjutan.


Kesimpulan

Tata laksana gizi buruk harus dilakukan cepat, tepat, dan terstandar, baik dalam bentuk rawat jalan maupun rawat inap, tergantung kondisi anak. Keberhasilan sangat bergantung pada deteksi dini, ketersediaan formula terapi, dan dukungan keluarga serta petugas gizi/kader kesehatan.



Sesi Kegiatan Perlindungan

Instansi Pembina Kegiatan

Sasaran Kegiatan