Peran Remaja Dalam 8000 HPK
Deskripsi
pepedan-brebes.desa. id permasalahan stunting saat ini masih menjadi isu nasional yang meskipun angka prevelensinya turun di kabupaten Brebes tetapi masih belum mencapai target yaitu di bawah 14%. Berbagai faktor penyebab stunting yang sangat kompleks tentunya tidak akan mampu diatasi jika hanya mengandalkan pemerintah semata, perlu adanya kolaborasi dan peran serta dari seluruh elemen masyarakat. Remaja saat ini dinilai merupakan salah satu potensi besar yang dapat diajak bergerak dalam upaya pencegahan stunting. Jumlah remaja kabupaten Brebes yang cukup besar ditambah kemampuan penggunaan teknologi yang lebih baik serta daya pikir yang lebih fresh menjadi poin utama remaja dapat menjadi pelopor pencegahan stunting. Melalui wadah Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIKR) yang sudah terbentuk di desa maupun sekolah diharapkan menjadi sarana bagi remaja untuk mengambil peran aktif dalam upaya pencegahan stunting baik kepada teman sebaya, orangtua maupun masyarakat lainnya.
Pemerintah kabupaten Brebes lewat DP3KB selaku dinas yang membidangi pada Kamis 13 November 2025 menyelenggarakan kegiatan optimalisasi konseling pada kelompok remaja memaknai pengasuhan 8000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) tingkat kabupaten Brebes tahun 2025 di hotel Dedy Jaya Brebes. Kegiatan ini menghadirkan 75 orang dari unsur remaja sebagai tokoh utama dari PIKR desa dan skolah, forum genre, forum anak, pembina PIKR, serta penyuluh KB sekabupaten Brebes. Membuka acara kepala DP3KB Kabupaten Brebes Ahmad Ma'mun menyampaikan apresiasinya kepada remaja dan pembina PIKR yang selama ini sudah aktif mengkampanyekan pencegahan stunting melalui berbagai cara dan media yang ada, "apresiasi yang tinggi kepada remaja dan para pembina PIKR yang sudah Semangat dalam kampanye stunting, hari ini kami ingin lebih meningkatkan pengetahuan untuk bekal selanjutnya menyampaikan kampanye stunting" sampainya sekaligus membuka acara.
Hadir secara langsung 2 orang narasumber dari dokter Puskesmas Bumiayu dan dokter RSUD Ketanggungan yang menyampaikan materi terkait dengan stunting. Narasumber pertama dokter Vivi pada paparannya menyampaikan tentang upaya pencegahan stunting melalui pengasuhan 8000 HPK, dimana yang sebelumnya dikenal dengan pengasuhan 1000 HPK kini sudah beralih menjadi 8000 HPK, "stunting terjadi bukan dalam waktu cepat dan hanya karena faktor makanan saja, tetapi banyak faktor lainnya yang sangat kompleks dan dalam waktu yang cukup panjang. Makanya yang sbelumnya kita kenal dengan. Istilah 1000 HPK kini diubah menjadi 8000 HPK untuk memaksimalkan upaya pencegahan Stunting" ujarnya. Pengasuhan 8000 HPK merupakan upayanya pencegahan stunting pada masa 0 sampai dengan usia 19 tahun melalui berbagai program yang menyasar semua sisi, baik makanan, sanitasi, pendidikan, ekonomi, kesehatan maupun hal terkait lainnya.
Ia menambahkan remaja perlu memahami kandungan apa yang ada dalam makanan yang dikonsumsi serta manfaat dari kandungan tersebut untuk tubuhnya sehingga manfaat dari makanan yang dikonsumsi benar-benar bisa diserap secara baik, *mencegah stunting itu tidak harus saat ibu itu hamil baru kita edukasi, justru harus sedini mungkin agar potensi melahirkan anak stunting bisa dihindari. Hal yang mudah dan bisa kita terapkan misalnya dengan mencari informasi kandungan gizi apa sih yang ada di makanan yang kita konsumsi, sehingga ketika kita mau makan kita bisa tahu manfaat apa sih yang akan kita peroleh jika makan ini" tambahnya.
Dokter Kresna selaku dokter spesialis anak sebagai narasumber kedua menyampaikan tentang masa tumbuh kembang anak yang perlu dipahami oleh orangtua agar makanan yang diberikan kepada anak bisa sesuai dengan kebutuhan tubuhnya, "fase anak ini adalah fase pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat, tetapi memang fase tiap anak bisa berbeda-beda. Nah perbedaan fase ini harus diketahui oleh orangtua dengan mengikuti posyandu secara rutin karena malalui posyandu perkembangan anak bisa dipantau oleh bidan dan kader posyandu dengan menggunakan buku tumbuh kembang anak" sampainya.
Penyampaian materi dari para narasumber yang kompeten di bidangnya ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan baru bagi remaja sebagai bahan mereka dalam kampanye pencegahan stunting baik kepada teman sebaya, orangtua maupun anak yang lebih kecil usianya. Komunikasi efektif dengan penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami menjadi kunci utama informasi dapat tersampaikan kepada masyarakat. Setelah mengikuti kegiatan ini diharapkan remaja semakin aktif dalam mengkampanyekan pencegahan stunting melalui berbagai cara dan media yang ada sesuai dengan kebiasaan masyarakat di tiap daerahnya sehingga persentase prevelensi stunting di kabupaten Brebes bisa terus diturunkan.
Kontributor : Adediyan