Joglo Baru "Cokro Manggilingan" Wujud dari Kegotongroyongan
Kampung Keluarga Berkualitas Sendangsari
Dipublikasi pada 28 September 2019
Deskripsi
Berdasarkan kesepakan seluruh warga RT 18 Pedukuhan Kroco Joglo Baru yang diberi nama "COKRO MANGGILINGAN" tersebut menjadi tempat pelestarian budaya. Cokro sendiri merupakan asal mula nama Kroco dan Manggilingan artinya “owah-owahan” atau perubahan, dengan maksud dengan berdirinya bangunan joglo ini dapat membawa perubahan yang lebih baik lagi untuk RT 18 dan Pedukuhan Kroco tentunya untuk mendukung adanya Wisata Edukasi Bantala Abyudaya Kroco.Slamet Supriyono selaku Ketua Kampung KB Desa Sendangsari sekaligus Dukuh Kroco sangat mengapresiasi pendirian Joglo yang ada di RT 18 yang dibangun swadaya masyarakat secara gotong royong, kearifan lokal seperti ini yang perlu dicontoh dan perlu dipertahankan.
Tokoh masyarakat sepakat memberi nama Joglo baru yang tereletak di Jalan Pengasih-Sermo, Kroco RT 18 dengan nama Cokro Manggilingan. Tandas Sagimin selaku sesepuh menjelaskan “Cokro Manggilingan” sebuah filsafat Jawa yang sangat dalam maknanya untuk mencapai ketentraman lahir dan batin. Secara fisik, Cokro (cakra) itu merupakan sebentuk lempengan bulat bergerigi dan tajam seperti ujung pada panah para Pandhawa atau juga kelengkapan senjata tokoh wayang raja Darawati “Sri Bathara Kresna”. Sementara Manggilingan itu sendiri bermakna berputar atau perputaran. Cokro Manggilingan ini menganalisa siklus hidup manusia, perputaran masa, serta peralihan nasib manusia yang sangat sulit diprediksi ".
Jolglo baru ini akan dipergunakan untuk pertemuan RT 18, Kegiatan-kegiatan RT, serta kegiatan karawitan warga. Seperti hari Sabtu, 28 September 2019 Jam 19.30 WIB warga berkumpul untuk latihan Karawitan yang akan menjadi agenda malam minggu di RT 18. Hal tersebut dapat mengurangi anak-anak remaja pergi dankurang bisa terkontrol oleh orang tua. Dengan kegiatan positif tersebut selain mengurai kepenatan warga seminggu bekerja serta bisa menjadi tempat media belajar berkesenian, merekatkan kerukunan antar warga.
Sesi Kegiatan Keagamaan