Rapat Koordinasi Persiapan Pelayanan KB Gratis Dalam Rangka HUT IBI Ke-74
Deskripsi
Pengertian KB
Pengertian KB (keluarga berencana) menurut UU No. 10 tahun
1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera),
adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera.
KB merupakan program pemerintah yang dirancang untuk
menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk.
Perlu kamu ketahui, Gerakan Keluarga Berencana Nasional
Indonesia telah dianggap masyarakat dunia sebagai program yang berhasil
menurunkan angka kelahiran yang bermakna.
Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan dapat kamu
lakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau
penanggulangan kelahiran. Contohnya seperti pil KB, kondom, spiral, IUD, dan
sebagainya.
Tujuan KB
Pasangan yang menggunakan KB biasanya memiliki tujuan
masing-masing. Perlu kamu ketahui, KB tidak hanya bisa kamu lakukan untuk
menekan jumlah kelahiran bayi.
Berikut ini beberapa tujuan KB:
- Meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak dengan mengendalikan kelahiran dan menjamin
terkendalinya penduduk.
- Membentuk
keluarga kecil sejahtera, sesuai dengan kondisi ekonomis sebuah keluarga.
- Meningkat
kepedulian masyarakat untuk menggunakan alat kontrasepsi.
- Mencanangkan
keluarga kecil dengan hanya dua anak.
- Mencegah
pernikahan di usia dini.
- Menekan
angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia terlalu muda atau terlalu
tua.
- Menekan
jumlah penduduk dan menyeimbangkan jumlah kebutuhan dengan jumlah penduduk
di Indonesia.
- Meningkatkan
kesehatan keluarga berencana dengan mengendalikan kelahiran.
Dalam penerapannya, Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (BKKBN) menyosialisasikan dan mendorong masyarakat untuk menggunakan
alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran. Misalnya pil KB, kondom,
spiral, IUD, dan sebagainya.
Manfaat KB
Ada beragam manfaat program KB bagi pasangan suami istri,
antara lain:
1. Menekan kehamilan yang tidak diinginkan
Keluarga berencana berfungsi untuk mencegah kehamilan yang
tidak kamu inginkan. Alat kontrasepsi juga berfungsi untuk menurunkan risiko
melahirkan di usia terlalu muda atau terlalu tua.
Jika perempuan yang terlalu muda dan belum menopause
melakukan hubungan intim tanpa menggunakan alat kontrasepsi, maka ada
kemungkinan terjadi kehamilan yang tidak mereka inginkan.
Sementara itu, melahirkan di atas usia 35 tahun dapat
berisiko pada wanita dan menyebabkan kematian.
2. Mendorong kecukupan ASI dan pola asuh anak yang
baik
Apabila anak yang belum berusia satu tahun sudah memiliki
adik, maka tumbuh kembangnya berisiko terganggu. Normalnya, jarak anak pertama
dan kedua antara 3 hingga 5 tahun.
Jika anak yang belum berusia 2 tahun sudah memiliki adik,
maka ASI untuk anak pertama tidak bisa penuh 2 tahun. Hal tersebut memungkinkan
anak mengalami gangguan kesehatan.
Sementara itu, orang tua yang memiliki dua anak akan
mengalami kesulitan membagi waktu. Akibatnya, anak yang lebih besar akan kurang
perhatian.
Padahal, anak masih membutuhkan perhatian penuh dari kedua
orang tuanya.
Beberapa manfaat keluarga berencana untuk anak yaitu:
- Pertumbuhan
dan kesehatan anak terjaga dengan baik.
- Anak
mendapatkan perhatian, pemeliharan, dan makanan yang cukup.
- Masa
depan dan pendidikan anak terencana dengan baik.
3. Mencegah gangguan kesehatan mental keluarga
Sebagian wanita berisiko mengalami depresi setelah
melahirkan. Depresi biasanya hilang jika ibu mendapatkan dukungan dari
pasangan.
Jika terjadi kelahiran anak dengan jarak dekat, maka risiko
depresi akan meningkat. Depresi juga dapat terjadi pada ayah, jika belum siap
secara fisik dan mental.
Kedua kondisi tersebut dapat dicegah dengan melakukan
program KB. Jika kehamilan diatur sedemikian rupa, pasangan suami istri bisa
hidup lebih sehat dan sejahtera.
Sementara itu anak dapat tumbuh secara maksimal dan
perencanaan kehamilan akan berjalan matang.
4. Mengurangi angka kematian bayi dan ibu
Perlu dipahami, keluarga berencana dapat mencegah kehamilan
dan kelahiran yang berjarak dekat dan tidak diinginkan. Dengan begitu angka
kematian bayi juga dapat berkurang.
Ibu meninggal akibat melahirkan dan disertai kesehatan yang
buruk juga dapat dihindari.
5. Mencegah gangguan kesehatan reproduksi
Hamil di usia terlalu muda, terlalu tua, atau kehamilan yang
berjarak terlalu dekat dapat menimbulkan risiko.
Ibu hamil dapat mengalami masalah selama kehamilan, seperti
hipertensi, preeklamsia, persalinan prematur, dan sebagainya.
Adanya program KB, kehamilan dapat direncanakan dengan lebih
baik, sehingga risiko gangguan kesehatan reproduksi dapat dicegah.
6. Mencegah terjadinya penyakit menular seksual
Hubungan
seksual tidak terlepas dari risiko terjadinya penyakit menular
seksual, meskipun dilakukan antara suami istri.
Penyakit menular seksual (PMS) ini yaitu sifilis, gonore,
hingga HIV/AIDS. PMS dalam dicegah dengan penggunaan alat kontrasepsi seperti
kondom.
Kapan Harus Melakukan KB?
Agar kesehatan dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga
tetap terjaga, program keluarga berencana dapat kamu lakukan segera setelah
menikah dan selama usia pernikahan.
Prosedur KB
Metode keluarga berencana meliputi penggunaan pil
kontrasepsi oral, implan, suntik, spiral, kondom, dan sebagainya.
Masing-masing jenis KB memiliki prosedur dan efektivitas
yang berbeda dalam mengendalikan kehamilan atau mencegah kehamilan yang tidak
kamu inginkan.
Berikut prosedur KB sesuai jenisnya:
1. Kontrasepsi alami
Metode ini bisa kamu lakukan dengan menghitung masa subur
wanita secara manual melalui perhitungan siklus menstruasi.
Cara ini dapat kamu lakukan dengan memeriksa suhu tubuh,
perubahan pada cairan vagina, serta menghitung menggunakan kalender kesuburan.
2. Pil KB
Pil KB merupakan salah satu kontrasepsi yang banyak orang
gunakan. Alat kontrasepsi ini mengandung hormon estrogen dan progesteron yang
berfungsi mencegah terjadinya ovulasi.
Terdapat dua jenis pil KB, yaitu pil KB kombinasi dan pil
yang hanya mengandung progesteron.
3. Kondom pria
Alat kontrasepsi ini bisa pria gunakan pada alat kelaminnya
untuk mencegah sperma masuk ke dalam vagina saat sedang berhubungan intim.
Selain mencegah kehamilan,
penggunaan kondom pria bermanfaat untuk mencegah penularan penyakit infeksi
menular seksual (IMS). Namun, alat kontrasepsi ini hanya bersifat sekali pakai.
4. Suntik
Terdapat dua jenis KB suntik, suntik yang memiliki jangka
waktu tiga bulan dan suntik yang hanya bisa bertahan selama satu bulan. Metode
ini lebih efektif daripada mengonsumsi pil KB.
Namun, suntik KB berpotensi menimbulkan efek samping
ketimbang jenis lainnya. Meski begitu, kamu bisa Mengetahui
7 Efek Samping Melakukan Suntik KB dan Cara Mengatasinya.
5. Implan
Alat kontrasepsi jenis ini memiliki bentuk dan seukuran
batang korek api dan kamu masukkan ke bagian bawah kulit, biasanya pada lengan
bagian atas.
KB implan atau
susuk KB akan mengeluarkan hormon progestin secara perlahan dan dapat mencegah
kehamilan hingga tiga tahun.
Namun KB ini memiliki efek samping, yaitu menstruasi tidak
teratur, pembengkakan dan memar pada area kulit yang kamu pasang, dan tidak
efektif mencegah penularan IMS.
Selain itu, kamu juga bisa baca artikel ini untuk informasi
lebih lengkap: Memutuskan
Pasang KB Implan? Kenali Dulu Plus dan Minusnya.
6. IUD
IUD (intrauterine device) memiliki bentuk seperti huruf T.
Jenis keluarga berencana ini bisa kamu pasang pada rahim untuk menghalangi
sperma dari proses pembuahan.
IUD umumnya memiliki dua bentuk utama, yaitu IUD yang
terbuat dari tembaga, misalnya ParaGard, yang memiliki ketahanan hingga 10
tahun.
Jenis lainnya yaitu IUD yang memiliki kandungan hormon,
seperti Mirena yang harus kamu perbarui setiap lima tahun.
7. Kondom wanita
Wanita juga bisa menggunakan kondom khusus, yaitu berupa
plastik yang mereka pasang untuk menyelubungi vagina.
Di bagian ujungnya terdapat cincin plastik yang berperan
untuk menyesuaikan posisi alat kelamin pria saat berhubungan intim.