Gambaran Umum
GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO
Kondisi
Geografis
Batas Administrasi
Desa
Polobogo termasuk dalam wilayah administrasi kecamatan Getasan,
kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Wilayah administrasi Desa Polobogo diapit oleh dua
pemerintahan, yakni Kabupaten Semarang dan
Kota Salatiga. Batas wilayah Desa Polobogo sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tuntang,
di sebelah timur berbatasan dengan Kota Salatiga, di sebelah barat berbatasan
dengan Kecamatan Banyubiru dan di sebelah selatan
berbatasan dengan Desa Sumogawe, seperti
yang diperlihatkan pada gambar 4.1. dibawah ini.
Gambar 4.1.
Peta Desa Polobogo
Sumber : RPJMDes
Polobogo 2010-2015
Luas Wilayah
Luas wilayah Desa Polobogo adalah
486,57 Ha. Luas wilayah tersebut terdiri
dari tanah tegalan/ladang 302,415 Ha, tanah pemukiman 99 Ha dan sisanya adalah tanah yang dikelola oleh
Pemerintah Desa yaitu 85,155 Ha, yang
terdiri dari tanah kas desa 68,5 Ha, tanah fasilitas umum 2,534 Ha dan pusat perkantoran Pemerintahan Desa
Polobogo yang memiliki luas 14,121 Ha.
Wilayah desa terbagi menjadi 9 Dusun (Kaling), yang terdiri atas 29 Rukun Tetangga (RT). Berikut adalah luas
wilayah Desa Polobogo menurut Dusun (Kaling).
Tabel 4.1.
Luas Wilayah Desa Polobogo
Menurut Dusun (Kaling)
No. |
Nama Dusun/Kaling |
Luas Wilayah (Ha) |
Jumlah RT |
1. |
Polobogo |
111,91 |
6 |
2. |
Metes |
34,06 |
2 |
3. |
Sodong |
38,93 |
2 |
4. |
Clowok |
43,79 |
3 |
5. |
Kebonpete |
68,12 |
5 |
6. |
Karangombo |
72,99 |
4 |
7. |
Blongoran |
38,93 |
2 |
8. |
Breyon |
48,66 |
3 |
9. |
Krasak |
29,19 |
2 |
Jumlah |
486,57 |
29 |
Sumber : RPJMDes Polobogo
2010-2015
Infrastruktur, Sarana dan Prasarana Desa
Jarak antara desa Polobogo dengan ibukota Kabupaten sekitar 32 Km dan jarak dari ibukota Provinsi Jawa Tengah sekitar 53 Km. Sarana jalan yang melintas desa Polobogo berupa aspal hitam, dengan lebar lebih dari dua meter dan merupakan jalanan kabupaten sehingga untuk kepengurusan jalan merupakan tanggungjawab pemerintah kabupaten. Sedangkan untuk jalan-jalan-jalan desa sebagian merupakan bantuan dari pemerintah, LSM dan swadaya masyarakat. Untuk jalan-jalan menuju dusun yang sulit dijangkau pada umumnya sudah ada, meskipun bahan penyusunnya dari batu-batuan.
Selain pembangunan sarana jalan, dalam
rangka pembangunan wilayah juga dibutuhkan jumlah sarana penunjang
pelayanan dasar masyarakat. Hingga 2010 sarana pelayanan dasar dan fasilitas umum masyarakat
di Desa Polobogo diperlihatkan pada tabel 4.2. dan 4.3 dibawah
ini.
Tabel 4.2.
Fasilitas Pelayanan Dasar
No |
Fasilitas |
Jumlah |
1 |
Telepon/Wartel/Warnet |
2 unit |
2 |
Puskesmas Pembantu |
1 unit |
3 |
Bidan |
1 orang |
4 |
SD/Sederajat |
3 unit |
5 |
TK |
1 Unit |
6 |
PAUD |
1 Unit |
Sumber : RPJMDes
Polobogo 2010-2015
Tabel 4.3.
Fasilitas Umum
No |
Fasilitas |
Jumlah |
6 |
Masjid |
10 unit |
7 |
Mushola |
9 unit |
8 |
Gereja |
5 unit |
9 |
Wisata religi |
1 unit |
10 |
Lapangan olah raga |
9 unit |
Sumber : RPJMDes
Polobogo 2010-2015
Topografis
Desa Polobogo merupakan salah satu desa yang
berhawa sejuk dan memiliki kondisi tanah yang subur karena
berada di kaki gunung Merbabu dan di
bawah puncak Telomoyo. Wilayah desa berada pada ketinggian 700 meter dari permukaan laut dengan curah
hujan 2000 mm per tahun, serta memiliki suhu rata-rata harian
33º C.
Penggunaan
Lahan
Penggunaan lahan produktif desa adalah
sekitar 302,415 Ha atau sekitar 62,15%
dari total luas wilayah desa yakni untuk sektor perkebunan dengan memfokuskan pada tanaman jahe 0,99% dan sektor kehutanan memfokuskan pada tanaman
sengon sekitar 6,94%. Sedangkan sebagian
besar lahan produktif desa digunakan untuk pembangunan sektor pertanian yang memiliki luas lahan 92%.
Kondisi Kependudukan
Total penduduk Desa Polobogo berjumlah
4.456 jiwa. Tercatat dalam data desa, jumlah penduduk laki-laki
2.154 jiwa dan jumlah penduduk
perempuan
2.302 jiwa. Hal tersebut menunjukkan bahwa persentase
jumlah penduduk laki- laki lebih
kecil yaitu 48% daripada persentase jumlah penduduk perempuan yang lebih besar yaitu 52%. Sedangkan Kepala
Keluarga di Desa Polobogo berjumlah 1260 KK.
Penduduk Desa Polobogo tersebar
di 9 Dusun dan kebanyakan Kepala Keluarga (KK)
berjumlah 21,67% terkonsentrasi di Dusun Polobogo yang juga menjadi pusat pemerintahan atau sebagai
ibukota Desa Polobogo. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 4.4. dan 4.5. dibawah ini.
Tabel 4.4.
Sebaran Jumlah Penduduk Menurut Dusun/Kaling
No. |
Nama Dusun/Kaling |
Kepala Keluarga |
|
Jumlah |
% |
||
1. |
Polobogo |
273 |
21.67 |
2. |
Metes |
99 |
7.86 |
3. |
Sodong |
115 |
9.13 |
4. |
Clowok |
153 |
12.14 |
5. |
Kebonpete |
187 |
14.84 |
6. |
Karangombo |
130 |
10.32 |
7. |
Blongoran |
110 |
8.73 |
8. |
Breyon |
121 |
9.60 |
9. |
Krasak |
72 |
5.71 |
Total |
1260 |
100 |
Sumber : RPJMDes Polobogo
2010-2015, diolah.
Tabel 4.5.
Sebaran Jumlah
Penduduk Berdasarkan Jenis
Kelamin Menurut Dusun/Kaling
No. |
Nama Dusun/Kaling |
Laki-laki |
Perempuan |
Penduduk |
|||
Jumlah |
% |
Jumlah |
% |
Jumlah |
% |
||
1. |
Polobogo |
451 |
20.94 |
459 |
19.94 |
910 |
20.42 |
2. |
Metes |
166 |
7.71 |
186 |
8.09 |
352 |
7.9 |
3. |
Sodong |
195 |
9.05 |
213 |
9.25 |
408 |
9.16 |
4. |
Clowok |
252 |
11.70 |
283 |
12.29 |
535 |
12.01 |
5. |
Kebonpete |
342 |
15.88 |
345 |
14.99 |
687 |
15.42 |
6. |
Karangombo |
231 |
10.72 |
256 |
11.12 |
487 |
10.93 |
7. |
Blongaran |
189 |
8.77 |
200 |
8.69 |
389 |
8.73 |
8. |
Breyon |
200 |
9.29 |
231 |
10.03 |
431 |
9.66 |
9. |
Krasak |
128 |
5.94 |
129 |
5.60 |
257 |
5.77 |
Total |
2154 |
2154 |
100 |
2302 |
100 |
4456 |
Sumber : RPJMDes Polobogo 2010-2015, diolah.
Dilihat
dari kelompok umur, sebagian besar penduduk berada pada usia produktif (22-59 tahun), seperti yang
ditunjukkan pada tabel 4.6. dibawah ini.
Tabel 4.6.
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok
Umur
No. |
Kelompok Umur (tahun) |
Penduduk |
|
Satuan (Orang) |
% |
||
1. |
0 – 1 |
98 |
2.20 |
2. |
1 – 5 |
337 |
7.56 |
3. |
6 – 21 |
1512 |
33.93 |
4. |
22 –
59 |
1588 |
35.64 |
5. |
≥ 60 |
921 |
20.67 |
Total |
4456 |
100 |
Sumber : RPJMDes Polobogo
2010-2015, diolah.
Dari Tabel 4.6. di atas menunjukkan
bahwa persentase jumlah penduduk yang berusia
antara 22 s/d 59 tahun lebih banyak yaitu 35,64% dari total penduduk desa dibandingkan
dengan kelompok umur yang lain. Di sisi lain, persentase
jumlah penduduk yang berusia antara 0 s/d 1 tahun adalah yang paling sedikit
yaitu hanya 2,20% dari total penduduk
desa.
Dilihat
dari tingkat pendidikan, kebanyakan penduduk Desa Polobogo adalah tamatan SD (42,10%) disusul
tamatan SLTP (18,22%).
Banyaknya penduduk yang telah
lulus daru SD karena di Desa Polobogo sudah memiliki 3 Sekolah Dasar dan 2 buah gedung Taman Kanak-kanak. Namun dari perkembangannya terlihat adanya keinginan
penduduk Desa Polobogo
untuk memperoleh pendidikan
yang lebih tinggi dilihat dari adanya lulusan S1 sebanyak 8 orang (0,25%),
seperti pada tabel 4.7. dibawah ini.
Tabel 4.7.
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat
Pendidikan
No. |
Tingkat Pendidikan |
Penduduk |
|
Satuan (Orang) |
% |
||
1. |
Belum Sekolah |
322 |
7.23 |
2. |
Tidak Pernah
Sekolah |
218 |
4.89 |
3. |
Tidak Tamat SD |
628 |
14.09 |
4. |
SD |
1876 |
42.10 |
5. |
SLTP |
812 |
18.22 |
6. |
SLTA |
535 |
12.01 |
7. |
D1 |
31 |
0.69 |
8. |
D2 |
4 |
0.09 |
9. |
D3 |
19 |
0.43 |
10. |
S1 |
11 |
0.25 |
Total |
4456 |
100 |
Sumber : RPJMDes Polobogo
2010-2015, diolah.
Jumlah angkatan kerja Desa Polobogo,
sebagian besar bermata pencaharian sebagai
petani dan buruh tani/ternak. Di sisi lain penduduk yang tidak bekerja (pengangguran) juga masih terdapat di Desa
Polobogo. Lebih jauh tentang jumlah penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada tabel 4.8. dibawah ini.
Tabel 4.8.
Jumlah Penduduk Menurut
Mata Pencaharian
No. |
Mata Pencaharian |
Jumlah |
|
Satuan (Orang) |
% |
||
1. |
Pegawai Negeri Sipil |
13 |
0.58 |
2. |
Polisi / TNI |
9 |
0.40 |
3. |
Buruh / Swasta |
287 |
12.7 |
4. |
Pedagang |
58 |
2.57 |
5. |
Petani |
814 |
36.03 |
6. |
Buruh Tani/Ternak |
481 |
21.30 |
7. |
Tukang |
273 |
12.08 |
8. |
Pengangguran |
117 |
5.18 |
9. |
Lain-lain |
207 |
9.16 |
Total |
2259 |
100 |
Sumber : RPJMDes
Polobogo 2010-2015, diolah.
Sebagian besar penduduk Desa Polobogo
adalah pemeluk agama Islam yang berjumlah
4153 jiwa. Sedangkan penduduk yang lain adalah pemeluk agama Kristen yang
berjumlah 303 jiwa. Kondisi tersebut ditunjang dengan sarana dan prasarana
peribadatan yakni Mesjid yang berjumlah
10 unit, Mushola
yang berjumlah 9 unit dan Gereja
Kristen yang berjumlah 5 unit.
Kondisi Ekonomi
Potensi
unggulan Desa Polobogo adalah pada sektor pertanian
terutama sektor peternakan, yaitu;
penghasil susu (2760 L/hari) dengan harga rata-rata Rp. 2700/L. Selain itu ada juga masyarakat di dusun
Metes dan Sodong sebagai
pengrajin tusuk sate. Namun dengan semakin menyempitnya peluang
pekerjaan di sektor pertanian, maka
ada kecenderungan bahwa penduduk desa memanfaatkan peluang untuk menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar
negeri seperti yang ditunjukkan pada tabel dibawah
ini.
Tabel 4.9.
Penduduk yang
Bekerja di Luar Negeri
No |
Negara Tujuan Kerja |
Perempuan |
Laki-laki |
Jumlah Penduduk |
1 |
Abudabi |
2 |
- |
2 |
2 |
Arab |
4 |
- |
4 |
3 |
Hongkong |
7 |
- |
7 |
4 |
Malaysia |
24 |
10 |
34 |
5 |
Mesir |
2 |
- |
2 |
6 |
Singapura |
5 |
- |
5 |
7 |
Taiwan |
3 |
- |
3 |
Total |
47 |
10 |
57 |
Sumber : RPJMDes Polobogo 2010-2015, diolah.
KEARIFAN LOKAL
Desa Polobogo terletak di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah yang memiliki banyak tradisi turun-temurun dan masih dilestarikan hingga saat ini. Lahirnya tradisi-tradisi di Desa Polobogo ini dilatarbelakangi oleh perang Keraton Surakarta pertama yang menyebabkan para punggowo atau keluarga Keraton Surakarta harus mencari tempat singgah hingga sampai ke Desa Polobogo. Mereka juga menyebarkan agama Islam di Desa Polobogo yang dahulu masyarakat masih menganut agama Hindhu.
Karena jasanya dalam yang sangat berpengaruh terutama dalam dunia keagamaan inilah akhirnya memunculkan tradisi-tradisi yang dilestarikan hingga sekarang, antara lain nyadran kali, nyadran dalan, senin pahing, dan tradisi pada Bulan Ladi Lakir dan Bulan Rajab (Makam Bogo, Makam Masjid Punden, Makam Klakah, Krowotan, dan Kembang Kuning).
Di antara banyak tradisi tersebut, tradisi di Bulan Rajab menjadi tradisi paling besar di mana puncaknya adalah Upacara Kembang Kuning. Upacara Tradisi Kembang Kuning yang dilakukan oleh warga masyarakat di Desa Polobogo merupakan bentuk penghormatan kepada cikal bakal dan para leluhur di Makam Kembang Kuning. Pada pelaksanaannya tidak hanya diikuti warga Desa Polobogo tetapi juga warga luar hingga pejabat-pejabat di tingkat Kabupaten Semarang.
Tradisi Kembang Kuning jatuh pada Senin Pahing Bulan Rajab. Kembang Kuning merupakan makam Ki Glondong Penglawe Sutowijoyo, Ki Soreng dan Nyai Soreng, serta pemakaman umum masyarakat Desa Polobogo. Pada 1 Maret 2020 lalu, pelaksanaan Tradisi Kembang Kuning dihadiri langsung oleh Bupati Kabupaten Semarang, Dinas Pariwisata, turis, serta warga masyarakat dari desa lain.
Warga Desa Polobogo pada tradisi ini menyiapkan tumpeng putih dan tujuh macam jajanan pasar yang ditaruh dalam tenong untuk didoakan dan nantinya dinikmati oleh tamu undangan. Makanan yang sudah didoakan dan dimakan tamu undangan diyakini warga desa sebagai berkah hasil tani masyarakat dan sedekah bagi orang lain. Selain menikmati makanan yang telah didoakan di makam tersebut, para pengunjung dari berbagai penjuru daerah lain juga dipersilakan bertamu di rumah-rumah warga Desa Polobogo sebagai cara untuk menyambung tali silaturahim dengan warga masyarakat di luar daerah.
Pelaksanaan Upacara Kembang Kuning merupakan kegiatan yang selalu mengedepankan sikap maupun perilaku kegotong-royongan, kerukunan dengan tanpa memandang agama, status sosial, dan pendidikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan pelaksanaan atau penyelengggaraan upacara ini semua warga masyarakat dengan antusias mengikuti jalannya upacara sehingga dapat mempererat hubungan antarwarga masyarakat di Desa Polobogo. Adanya antusias ini, masyarakat Desa Polobogo berharap agar tradisi Kembang Kuning terus dilestarikan dan dikembangkan oleh generasi-generasi berikutnya.
LINK PUBLIKASI
Statistik Kampung
Jumlah Jiwa 4836
Jumlah Kepala Keluarga 1414
Jumlah PUS 832
Keluarga yang Memiliki Balita 276
Keluarga yang Memiliki Remaja 518
Keluarga yang Memiliki Lansia 415
Jumlah Remaja 586
Total
494Total 338
Status Badan Pengurus

Sarana dan Prasarana

BKB
Bina Keluarga Balita (BKB)
Ada

BKR
Bina Keluarga Remaja (BKR)
Ada

BKL
Bina Keluarga Lansia (BKL)
Ada

UPPKA
Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)
Ada

PIK R
Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)
Ada

Sekretariat KKB
Sekretariat Kampung KB
Tidak Ada

Rumah Dataku
Rumah Data Kependudukan Kampung KB
Tidak Ada
Dukungan Terhadap Kampung KB
Sumber Dana |
Ya,
APBN Swadaya Masyarakat |
Kepengurusan/pokja KKB | Ada |
SK pokja KKB | Ada |
PLKB/PKB sebagai pendamping dan pengarah kegiatan |
Ada,
TRI WAHYUNINGSIH, SKM 198706072011012009 |
Regulasi dari pemerintah daerah |
Ada,
Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Gubernur Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Bupati/Walikota SK Kepala Desa/Lurah tentang Kampung KB |
Pelatihan sosialisasi bagi Pokja KKB | Ada |
Jumlah anggota pokja yang sudah terlatih/tersosialisasi pengelolaan KKB |
1 orang pokja terlatih dari 10 orang total pokja |
Rencana Kegiatan Masyarakat | Tidak Ada |
Penggunaan data dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan | Belum Diisi |
Mekanisme Operasional
Rapat perencanaan kegiatan | Ada, Frekuensi: Bulanan |
Rapat koordinasi dengan dinas/instansi terkait pendukung kegiatan | Ada, Frekuensi: Bulanan |
Sosialisasi Kegiatan | Ada, Frekuensi: Bulanan |
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan | Tidak Ada |
Penyusunan Laporan | Ada, Frekuensi: Bulanan |