Gambaran Umum


Sebelum Desa Pejaten bernama “PEJATEN” pada saat Pemerintahan Hindia Belanda yang masih dipegang oleh Dinasti Kerajaan, Pemerintah di Pejaten masih bergabung di dalam Desa Adat Nyitdah dan peraturannya diatur dalam sistim: Penyataan, Penyatusan, Penyokotan dan Penyolasan. Penggabungan tersebut masih terbukti sampai saat sekarang dalam “UD“ Atau buku “C“ milik Sodahan Abian Tegal.

Sebelum Desa Adat Nyitdah bernama “NYITDAH“ berdasarkan lontar yang ada sesudah disimpulkan, daerah ini bernama “Munduk Rejasa“ dan keadaan daerah ini masih berbentuk Hutan, tetapi sudah ada penghuni di sana sini yang “Ngubu“ atau Mondok. Kayu - kayu yang tumbuh di Hutan Munduk Rejasa didominasi oleh pohon Jati dan pohon Kunyit (Kunir).

            Dalam perjalanan waktu yang sangat panjang, pada saat Danghyangan Dwi Jendra turun ke Bali pertama kali pada jaman Pemerintahan Dalem Baturenggong di Puri Gelgel Klungkung. Munduk Rejasa ini masih merupakan daerah hutan. Di daerah Munduk rejasa, disebelah barat Yeh Dati di tempat tumbuhnya dan hidupnya pohon Jati menjadi tempat orang mencari Kayu Jati, atau disingkat dengan sebutan “PEJATIAN“ yang artinya tempat mencari kayu jati.

Dari kata “PEJATIAN“ lalu menjadi “PEJATEN“ dalam bahasa Bali kejadian ini dinamakan Keruna Polah. Oleh Pemerintah Hindia Belanda daerah sebelah barat Yeh Dati dibentuk suatu Pemerintahan Administrasi (Pemerintahan Dinas) oleh Pemerintah Hindia Belanda adalah menjalankan Politik Pemecah belahan atau yang dikenal dengan “Devide et Impera“.

            Mengenai nama yang digunakan oleh Pemerintah Hindia Belanda dalam membentuk Pemerintahan Dinas tersebut adalah untuk disebelah Barat Yeh Dati dibakukan dengan nama Desa “PEJATEN“ dan disebelah Timur Yeh Dati dibakukan dengan nama Desa “NYITDAH“. Kepala Desa Pejaten sejak dibentuk Pemerintah  oleh Hindia Belanda yang pernah ada ialah :

  1. Repot
  2. Kuplek
  3. I Gede Rai
  4. Ida Bagus Putra
  5. I Made Tanteri
  6. I Made Tandan Artana
  7. I Gede Made Sukadana, SE
  8. Drs. Nyoman Alita Wijaya
  9. I Gusti Putu Sukarta, SP
    Demikianlah sejarah singkat Desa Pejaten yang ditulis berdasarkan kesimpulan dari lontar Babad  yang ada di Pejaten.

1.2 Kondisi Geografis dan Sosial Desa Pejaten

Dari segi geografis, Desa Pejaten merupakan daerah Industri Genteng, Industri Gerabah dan Industri Keramik.

1.2.1 Kondisi Demografi.

Dari segi kependudukan, jenis pekerjaan masyarakat masih didominasi dari sebagai pengrajin genteng, pengrajin Gerabah, pengrajin Keramik dan buruh. Karena Desa Pejaten merupakan Daerah Industri maka Desa ini banyak sekali menyerap tenaga kerja dari luar daerah seperti misalnya: Jawa dan Lombok.

1.2.3 Religi, Budaya, dan Kesenian.

Dari faktor religi, semua masyarakat Desa Pejaten menganut agama Hindu. Namun dengan kondisi sekarang terdapat beberapa persen saja penduduk pendatang yang beragama Islam, hal ini dikarenakan adanya penduduk yang mendiami sementara wilayah Desa Pejaten yang bekerja pada sektor buruh. Dari segi kesenian dari Dusun Pangkung Desa Pejaten, terdapat kesenian Joged Dewa yang dipentaskan pada hari-hari tertentu seperti misalnya membayar Kaul dan hari-hari tertentu lainnya.

1.2.4 Potensi Wisata

Secara Khusus Desa Pejaten tidak memiliki tempat wisata. Namun sebenarnya ada keyakinan dari sebagian masyarakat bahwa Dusun Pejaten dan Dusun Pamesan bisa dijadikan tempat wisata seperti membuat keramik sehingga pantas rasanya jikalau daerah ini kemudian dikembangkan menjadi salah satu obyek wisata.


1.3 Visi dan Misi Desa Pejaten

  1. Visi : Terwujudnya Masyarakat Desa Pejaten yang sejahtera lahir bathin,mandiri dan berbudaya.
  1. Misi :

  • Meningkatkan Perekonomian masyarakat secara menyeluruh dan berkesinambungan.
  • Memberikan pelatihan – pelatihan atau keterampilan kepada usia produktif.
  •  Memperkecil angka pengangguran.
  • Melatih masyarakat untuk hidup sehat  dan menciptakan lingkungan yang sehat.
  • Meningkatkan kwalitas sumber daya manusia melalui pendidikan formal atau informal.
  • Mendukung program Pemerintah Wajib Belajar Sembilan Tahun.
  • Melestarikan Kebudayaan atau Kesenian yang dimiliki tiap kelompok  atau Dusun
  • Membina dan mengaktifkan Sekaa – sekaa Teruna yang ada pada masing – masing  Banjar.
  • Mendukung Program Sekaa – sekaa Teruna dalam bidang :
  • Bidang Pendidikan.
  • Bidang Olah raga
  • Bidang Kesenian
  • Gerakan Anti Narkoba
  • Meningkatkan Srada dan Bakti masyarakat secara khusus Aparat Desa serta Pengurus dan anggota  Lembaga Masyarakat Desa melalui Persembahyangan Purnama Tilem di Pura Kahyangan  Manik  Jati.
  • Mendukung Program – program Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.
  • Menjalin Komunikasi yang sehat baik terhadap Instansi Pemerintah maupun swasta.
  • Menggali sumber – sumber Pendapatan Desa untuk Pembangunan dan Kesejahteraan masyarakat.
  • Memelihara dan merawat sarana dan prasarana yang ada di wilayah Desa

Statistik Kampung


Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Jumlah Jiwa
3852
Jumlah Kepala Keluarga
1164
Jumlah PUS
658
Persentase Partisipasi Keluarga dalam Poktan (Kelompok Kegiatan)

Keluarga yang Memiliki Balita
170
Keluarga yang Memiliki Remaja
1234
Keluarga yang Memiliki Lansia
1234
Jumlah Remaja
1234
PUS dan Kepesertaan Ber-KB
Total
0
PUS dan ketidaksertaan Ber-KB
Total
0

Status Badan Pengurus


Sarana dan Prasarana


Bina Keluarga Balita (BKB)
BKB

Bina Keluarga Balita (BKB)

Ada

Bina Keluarga Remaja (BKR)
BKR

Bina Keluarga Remaja (BKR)

Ada

Bina Keluarga Lansia (BKL)
BKL

Bina Keluarga Lansia (BKL)

Ada

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)
UPPKA

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)

Tidak Ada

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)
PIK R

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)

Ada

Sekretariat Kampung KB
Sekretariat KKB

Sekretariat Kampung KB

Ada

Rumah Data Kependudukan Kampung KB
Rumah Dataku

Rumah Data Kependudukan Kampung KB

Ada

Dukungan Terhadap Kampung KB


Sumber Dana Ya,
APBN
APBD
Kepengurusan/pokja KKB Ada
SK pokja KKB Ada
PLKB/PKB sebagai pendamping dan pengarah kegiatan Ada,
I Gusti Ayu Putri Darsitawati,S.Psi
199205302023212042
Regulasi dari pemerintah daerah Ada,
SK Kecamatan tentang Kampung KB
SK Kepala Desa/Lurah tentang Kampung KB
Pelatihan sosialisasi bagi Pokja KKB Ada
Jumlah anggota pokja yang sudah terlatih/tersosialisasi pengelolaan KKB 8 orang pokja terlatih
dari 8 orang total pokja
Rencana Kegiatan Masyarakat Tidak Ada
Penggunaan data dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan Belum Diisi

Mekanisme Operasional


Rapat perencanaan kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Rapat koordinasi dengan dinas/instansi terkait pendukung kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Sosialisasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Mingguan
Penyusunan Laporan Ada, Frekuensi: Bulanan