Gambaran Umum
Gambaran Umum
A. Latar Belakang Kampung Keluarga Berkualitas Desa Kapoa
Kampung KeluargaBerkualitas adalah satuan wilayah setingkat RW, Padukuhan yang memiliki kriteria tertentu, dimana terdapat keterpaduan program kependudukan, KB, Pembangunan keluarga dan Pembangunan sektor terkait yang dilaksanakan secara sistematik. Kampung KeluargaBerkualitas direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi oleh dan untuk masyarakat, Pemerintah, Lembaga non Pemerintah dan swasta berperan dalam fasilitasi, pendampingan dan pembinaan. Tujuan keberadaan Kampung Keluarga Berkualitas adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang setara melalui program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga serta pembangunan sektor terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas.
B. Sejarah Desa Kapoa
Nama Kapoa dulu diambil dari cerita masa lampau bahwa sewaktu pemerintahan kesultanan Buton masih memerintah, daerah Kadatua dikenal dengan sebutan Bontona Gama yaitu gabungan dari empat wilayah Kadie ( wilayah kecil yang otonom) yaitu Banabungi, Lipu, Kaofe dan Kapoa. Nama kapoa sendiri tidak muncul dengan sendirinya, dahulu sebelumnya masyarakat tidak mengenal istilah nama Kapoa, tapi Kadie. Saat itu kampung tempat tinggal mereka namakan bungi, yaitu yang dalam bahasa daerah setempat artinya tempat yang putih bersih,tandus. Karna konon dahulu didaerah itu hanyalah sebuah hamparan pasir putih yang luas dan tandus, dan bilamana air laut pasang maka dari kejauhan hamparan pasir putih ini bagaikan sebuah hamparan pasir yang terpisah dan muncul sendirinya ditengah laut,sehingga orang setempat menamakannya bungi, dan sewaktu-waktu hamparan pasir putih ini muncul,sehingga sering di jadikan tempat singgah para nelayan dari berbagai daerah dan bertemu ditempat itu. Karna seringnya para nelayan, pelancong dan pelaut bertemu di pasir putih itu membuat pihak kesultanan Buton mengutus perwakilan dari kesultanan Buton untuk mengatur dan memimpin pulau atau pertemuan para nelayan yang singgah di tempat yang bernama Bungi ini, dan apabila utusan kesultanan tersebut hadir dalam bahasa lokal setempat disebut KAPO, atau POKAPO yang artinya lengkap, ketemu, atau sudah genap (istilah sebutan itu dikenal dalam bahasa Muna, Mawasangka, juga Wolio) sehingga mulai dilupakan nama Bungi yang menjadi nama tempat yang dikenal selama ini namun diganti dengan istilah KAPOA
C. Kondisi Geografis
Desa Kapoa terletak kurang lebih 10 KM dari Ibu kota
Kabupaten Buton Selatan atau kurang lebih 5 KM dari Ibu Kota Kecamatan Kadatua Desa Kapoa sebagian besar dihuni suku Buton yang telah lama tinggal
dan menetap. Batas – batas Desa Kapoa yakni :
Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Lipu
Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kecamatan batauga
Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Kapoa Barat
Sebelah Timur berbatasan dengan : Desa Banabungi Selatan
Sedangkan luas wilayah Desa Kapoa mencapai ± 228 Ha yang terdiri dari :
a. Lahan Pemukiman : ±5.418Ha
b. Lahan perkebunan/Pertanian : ±96.072Ha
c. Kawasan Perkantoran Desa :
300 m3
d. Kawasan Hutan Lindung : --------Ha
e. Lain-lain : ±20.265Ha
D. Demografi Dan Keluarga Berencana
Berdasarkan hasil pendataan Pemuktahiran Pendataan Keluarga 2023 diketahui jumlah penduduk desa Kapoa 723 jiwa yaitu 374 jiwa laki laki dan 349 jiwa perempuan dengan jumlah Keluarga 211 KK yang tersebar di 4 dusun yaitu :
- Dusun Kapoa Jumlah penduduk 277 jiwa yaitu laki - laki 145 jiwa dan perempuan 132 jiwa dengan jumlah Keluarga 82 KK.
- Dusun Sangia Jumlah Penduduk 172 Jiwa yaitu laki - laki 86 jiwa dan perempuan 86 jiwa dengan jumlah Keluarga 45 KK
- Dusun Lawalaidi jumlah Penduduk 148 Jiwa yaitu Laki - laki 82 jiwa dan perempuan 66 jiwa dengan jumlah Keluarga 42KK
- Dusun Kasaka Jumlah Penduduk 126 jiwa yaitu laki - laki 61 jiwa dan perempuan 65 jiwa dengan jumlah keluarga 42 KK
Penduduk Desa Kapoa mayoritas merupakan asli pribumi yaitu suku Buton, yang masih memegang kuat adat istiadat turun temurun seperti musyawarah untuk mufakat, gotong royong, serta adat lain yang sangat menjunjung tinggi adat timur. Hal inilah yang membuat kehidupan masyarakat Desa Kapoa aman, tentram dan damai, baik sesama masyarakat Desa Kapoa maupun dengan masyarakat desa lain yang ada disekitar Desa Kapoa. Rata - rata mata pencaharian Masyarakat Kapoa kebanyakan nelayan dan merantau di luar daerah. Jumlah PUS Yang ada di Desa Kapoa 114 PUS. Dan Kampung Keluarga Berkualitas Desa Kapoa terbentuk pada 21 mei 2024.
E. Potensi dan Sumber Daya
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan program pembangunan di wilayah kampung Keluarga Berkualitas khususnya, maka terkait dengan potensi atau sumber daya baik yang menyangkut sumber daya alam maupun sumber daya manusia tentunya sangat berpengaruh terhadap kelancaran program pembangunan.
Adapun potensi serta faktor - faktor yang kami maksud disini adalah :
a. Faktor Pendukung
Untuk mendukung lancarnya kegiatan program Bangga Kencana dan pembangunan lainnya di Kampung Keluarga Berkualitas sangat ditentukan oleh adanya faktor pendukung dari lintas sektor pemerintah dan non pemerintah di wilayah Kampung Keluarga berkualitas serta potensi wilayah, sumber daya alam, sarana dan prasarana baik menyangkut fisik maupun non fisik yakni :
- Dukungan pemerintah Desa untuk pengelolaan Kampung Keluarga Berkualitas dengan memanfaatkan anggaran dana desa untuk menggerakan Kampung Keluarga Berkualitas
- Dukungan Lintas sektoral baik camat, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Kominfo, Babinsa untuk mengelola Kampung Keluarga Berkualitas
- Dukungan masyarakat Desa untuk mendukung program keluarga berencana
- Cakupan KB MKJP Masyarakat Cukup tinggi
- Adanya IMP PPKB dan Sub PPKBD, Poktan ( BKB, BKR, BKL, UPPKA )
- Adanya Data Basis Wilayah Kampung Keluarga Berkualitas
- Adanya Penyuluh Bangga Kencana
- Adanya Bidan Desa dan Perawat Desa
- Dukungan Toko Agama dan Toko Masyarakat
- Adanya Posyandu
- Balai Desa
- Mesjid
- SMP
b. Faktor Penghambat
- Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan program KKBPK
- Tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah
- Kerterlibatan para stake holder dalam kegiatan di kampung KB masih rendah
- Keterlibatan para tokoh dalam setiap kegiatan POKTAN masih kurang
- Masih tingginya angka Pra sejahtera dan Sejahterah 1
- Jumlah penduduk tinggi dengan kualitas rendah
- Income perkapita masyarakat masih rendah
- Penggunaan alat kontrasepsi sederhana masih cukup tinggi
c. Peluang
1. Undang-undang No 52 Tentang Perkembangan Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
2. Agenda Prioritas Pembangunan Nasional (Nawacita) terutama Nawacita ke-3 yaitu membangun masyarakat dari wilayah pinggiran
3. Sikap dan sifat gotong royong yang masih tertanam kuat
4. Tingginya Kemauan Masyarakat untuk Bekerja dan Belajar
5. Pelayanan KB gratis menuju MKJP khususnya di wilayah Kampung KB.
d. Tantangan
Pemahaman para tokoh yang ada tentang Bangga kencana masih rendah sehingga seringkali menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan program
F. Visi dan Misi Kampung KB sebagai berikut :
a. Visi
Visi dari Kampung Keluarga Berkualitas Desa Banabungi Selatan adalah "Menciptakan Sumber Daya Manusia Yang Beriman, Berkarakter dan Berdaya Saing Untuk Pengelolaan Sumber Daya ALam Desa Tanggeau Secara Berkelanjutan Berbasis Kearifan Lokal"
b. Misi
Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan maka dirumuskan suatu misi Sbb :
- Membentuk kepengurusan Kampung Keluarga Berkualitas yang dikukuhkan dengan keputusan Kepala Desa
- Meningkatkan Kesadaran masyarakat tentang administrasi Kependudukan
- Meningkatkan ketahanan Keluarga melalui Program BKB, BKR, BKL dan PIK R
- Meningkatkan Pemberdayaan Keluarga melalui Program UPPKA
- Menurunkan angka Stunting Anak
- Melaksanakan kegiatan fasilitas terhadap program kegiatan di Kampung Keluarga Berkualias
- Melakukan monotoring dan evaluasi terhadap berbagai program yang telah dilaksanakan di Kampung Keluarga Berkualitas
- Meningkatkan ketahanan pangan skala keluarga
- Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;
- Meningkatkan semangat gotong royong pembangunan;
- Meningkatkan sanitasi dan lingkungan yang bersih dan sehat;
- Meningkatkan sarana dan prasarana pembangunan kampung, dan
- Pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Statistik Kampung
Jumlah Jiwa 723
Jumlah Kepala Keluarga 211
Jumlah PUS 114
Keluarga yang Memiliki Balita 53
Keluarga yang Memiliki Remaja 137
Keluarga yang Memiliki Lansia 45
Jumlah Remaja 145
Total
70Total 44
Status Badan Pengurus

Sarana dan Prasarana

BKB
Bina Keluarga Balita (BKB)
Ada

BKR
Bina Keluarga Remaja (BKR)
Ada

BKL
Bina Keluarga Lansia (BKL)
Ada

UPPKA
Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)
Ada

PIK R
Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)
Ada

Sekretariat KKB
Sekretariat Kampung KB
Ada

Rumah Dataku
Rumah Data Kependudukan Kampung KB
Ada
Dukungan Terhadap Kampung KB
Sumber Dana |
Ya,
APBN APBD Dana Desa Swadaya Masyarakat |
Kepengurusan/pokja KKB | Ada |
SK pokja KKB | Ada |
PLKB/PKB sebagai pendamping dan pengarah kegiatan |
Ada,
AGUSTINA BEZLI, Amd.Keb 199208012022212007 |
Regulasi dari pemerintah daerah |
Ada,
Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Bupati/Walikota SK Kecamatan tentang Kampung KB SK Kepala Desa/Lurah tentang Kampung KB |
Pelatihan sosialisasi bagi Pokja KKB | Ada |
Jumlah anggota pokja yang sudah terlatih/tersosialisasi pengelolaan KKB |
5 orang pokja terlatih dari 5 orang total pokja |
Rencana Kegiatan Masyarakat | Ya |
Penggunaan data dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan |
Ya,
PK dan Pemutahiran Data Data Rutin BKKBN Potensi Desa |
Mekanisme Operasional
Rapat perencanaan kegiatan | Ada, Frekuensi: Triwulan |
Rapat koordinasi dengan dinas/instansi terkait pendukung kegiatan | Ada, Frekuensi: Triwulan |
Sosialisasi Kegiatan | Ada, Frekuensi: Triwulan |
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan | Ada, Frekuensi: Triwulan |
Penyusunan Laporan | Ada, Frekuensi: |