Pembinaan Kader
Deskripsi
Kesehatan Terpadu (Posyandu) adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. Posyandu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Jadi, Posyandu merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang kesehatan dengan penanggung jawab kepala desaPelayanan kesehatan terpadu (yandu) adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas. Tempat pelaksanaan pelayanan program terpadu di balai dusun, balai kelurahan, RW, dan sebagainya disebut dengan Pos pelayanan terpadu (Posyandu)”. Konsep Posyandu berkaitan erat dengan keterpaduan. Keterpaduan yang dimaksud meliputi keterpaduan dalam aspek sasaran, aspek lokasi kegiatan, aspek petugas penyelenggara, aspek dana dan lain sebagainya
4 PERAN ORANG TUA :
1. Orang Tua sebagai Teladan
Memberikan contoh dan keteladanan :
Perkataan, cara berbicara
Cara berekspresi
Sikap, tingkah laku
Orang Tua Sebagai Pendamping
Perbuatan / Kebiasaan
2. Orang Tua sebagai Pendamping
Mendampingi Remaja agar tidak terjerumus kedalam pergaulan bebas dan tindakan yang merugikan
Tidak menganggap remaja sbg anak kecil tapi menghargai jati dirinya
dilakukan dengan cara bersahabat dan lemah lembut
hindari sikap curiga ( berlebihan)
dialog terbuka dengan remaja
3. Orang Tua Sebagai Konselor
Membantu remaja ketika menghadapi masa sulit dalam mengambil keputusan
Tidak menghakimi
Memberikan alternatif pilihan penyelesaian masalah
Menjaga Privasi
4. Orang Tua sebagai Komunikator
Menjadi sumber informasi
Menjadi sahabat / teman yang nyaman diajak bicara tentang kesulitan/masalah remaja
menjalin hubungan mesra dengan remaja
Bina Keluarga Lansia (BKL)
BKL adalah kelompok kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga yang memiliki lanjut usia dalam pengasuhan, perawatan dan pemberdayaan lansia agar dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Tujuan Bina Keluarga Lansia (BKL)
Tujuan Bina Keluarga Lanjut Usia (BKL), untuk meningkatkan kesejahteraan lansia melalui kepedulian dan peran keluarga dalam mewujudkan lansia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, produktif dan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat.
Sasaran Bina Keluarga Lanjut Usia
Sasaran Langsung
Adalah setiap keluarga yang memiliki lansia dan keluarga yang seluruh anggotanya terdiri dari lanjut usia;
Sasaran Tidak Langsung
Perorangan, yaitu pendidik/guru, pemuka agama, pemuka adat, pemimpin organisasi sosial kemasyarakatan, pemuda, wanita, para ahli dari berbagai bidang disiplin ilmu yang terkait (dokter, bidan, perawat, psikolog);
Institusi/lembaga pemerintah dan non pemerintah, seperti organisasi wanita, sekolah, LSOM;
Pokja/Pengelola.
Manfaat
Manfaat bina keluarga lansia meliputi :
Bagi individu (lansia) sangat bermanfaat bagi kesehatan lansia, pemberdayaan ekonomi produktif dan masih bisa berbuat kegiatan sosial;
Bagi masyarakat, terlibat partisipasi aktif dalam kelompok lingkungannya di masyarakat, menjadi konselor/dan panutan di wilayah tempat tinggalnya.
Pembinaan Fisik bagi Lansia
Pembinaan Fisik Lansia adalah upaya pembinaan secara fisik yang ditujukan bagi para lansia dengan mempertimbangkan faktor usia dan kondisi fisik yang secara perseorangan berbeda
1. Kondisi Fisik Lansia
2. Penurunan Kondisi Tubuh Lansia
Masalah Psikis Apa Saja Yang Dialami Lansia
1. Kecemasan dan Ketakutan
Kecemasan dan ketakutan yang muncul misalnya:
Cemas akan perubahan fisiknya dan fungsi anggota tubuh
Cemas akan kekuatan social
Cemas akan tersingkir dari kehidupan sosial
Takut penyakit
Takut mati
Takut kekurangan uang
2. Mudah tersinggung
Suasana hati lansia cenderung peka, mudah tersinggung dan cepat berubah. Perasaan penuh dengan ketegangan, gelisah dan sikap banyak menuntut. Bahkan kadang kala terjadi ledakan emosional yang penuh kecurigaan.
3. Rasa Kesepian
Bagi lansia yang sudah janda dan duda kesadaran akan kesendirian sering menjadi pengalaman yang menakutkan. Teman dekat satu persatu meninggal, selain itu anak-anak meninggalkan rumah untuk membentuk keluarga sendiri. Rasa sepi ini dapat menimbulkan kesangsian akan makna/nilai dirinya dan guna bagi masyarakat.