Gambaran Umum


PROFIL KAMPUNG KB

“ADI RAHARJA”

DUSUN KRAJAN  DESA PULOSAREN

KECAMATAN KEPIL KABUPATEN WONOSOBO

1

KONDISI FISIK WILAYAH

a. Geografis dan Administratif

Desa Pulosaren terletak di Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, dengan perbatasan sebelah utara dengan Gunung Sumbing, sebelah selatan dengan Desa Ropoh, sebelah Barat dengan Desa Ropoh dan sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sutopati Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang. Adapun penduduk asli Desa Pulosaren adalah Suku Jawa yang menggunakan lingua franca Bahasa Jawa

Desa ini memiliki luas wilayah 356,89 Ha yang terdiri atas : luas pemukiman seluas 48 ha/m2, luas persawahan 50 ha/m2, luas perkebunan 259,51 Ha dan prasaranaumumlainnyaseluas49,08 ha/m2. KeadaantopografiDesa Pulosaren lebih banyak didominasi perbukitan, dengan ketinggian 1.156 Mdl, oleh karena itu sebagian besar lahanlebih cocok untuk tanaman perkebunan.Selain pertanian, dalam rangka memanfaatkan lahan sebagian pendudukdesaPulosarenbiasanyamelakukanusahaperikanan.Sebagian yang lainnya juga ada yang menanam sayuran.

Secara administratif Desa Pulosaren berada termasuk dalam wilayah Kecamatan Kepil Kabupaten Wonosobo. Desa Pulosaren sendiri secara administratif terdiri atas 7 dusun, 7 RW dan 21 RT. berjarak 15 km dari Ibu Kota Kecamatan, 45 Km dari ibukota Kabupaten Wonosobo dan 127 km dari Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah (Semarang).

b. Fisiografi dan Kondisi Tanah

Perbukitanyang mengelilingi Desa Pulosaren termasukjenispegununganmudadenganlembah yang masihcuram sebagaimana umumnya wilayah di Kabupaten Wonosobo. Hal inidisebabkankarenasecarageografis, terletak di batuanprakwater, keadaan yang demikianmenyebabkanseringtimbulbencanaalamsepertitanahlongsor (land slide), gerakantanahruntuhataugerakantanahmerayap.

Sebagaidaerahyang terletak di sekitargunungapimuda, tanah di Pulosarentermasuksubur. Hal ini sangat mendukung pengembangan pertanian, sebagaimatapencaharianutamamasyarakat Desa Pulosaren.Komoditiutamapertanian yang dihasilkanadalahtembakau, berbagaijenissayurandanJenis Tanaman holtikultura lainnya

NO Uraian Keadaan Tanah

1.

2.

3.

4.

5.

6. Tekstur tanah

Struktur tanah

Jenis tanah

pH tanah

Ketinggian tempat

Topografi Berlempung

Gembur berliat

Latosol dan grumusol

5 - 7

1.156 Mdl

Datar dan perbukitan

Sumber : Monografi Desa Pulosaren 2014

c. Struktur Pemerintahan Desa

Struktur kelembagaan di desa Pulosaren sudah lengkap sebagaimana desa-desa definitif lainnya di wilayah Kecamatan Kepil. Sampai Tahun 2016 Ketua LKMD dijabat oleh Agus Sugondo, Kepala Desa oleh Suwadi Sudiro, Sekretaris Desa oleh Agung Sudrajat, Kaur Umum oleh Subiyanto, Kaur Pemerintahan oleh Samingun, Kaur Pembangunan Markun. Terdapat tujuh kepala dusun, antara lain : Dahlan sebagai Kadus Krajan, Sarkum Kadus Ketosari, Susanto Kadus Krawatan, Sugito Kadus Binangun, Yudi Kadus Mendek,Lamirin Kadus Bulusari, dan Yuswoto Kadus Brongkol.

d.Sarana dan Prasarana Desa

DesaPulosarenmerupakandesa yang cukupstrategis karena dilewati jalan lintas yang menghubungkan dua kabupaten yakni Kabupaten Wonosobo dengan Kabupaten Magelang. Pembangunaninfrastruktur di desainicukupbaikdibandingkandengandesa-desalainnya,terbuktidenganmudahnyaaksesmenujukota baik kota Magelang maupun Wonosobo dankeadaanjalan yang sudah beraspal. Hal inimenjadikandesa tersebut cukup potensial untuk dikembangkan menjadi desa yang lebih maju lagi, meskipun letaknya berada dipinggir pusat kota karena berbatasan langsung dengan Kabupaten Magelang.

Sementara itu jalan dalam desa masih ada beberapa yang merupakan jalan tanah, namun sebagian besar sudah menggunakan makadam dan dapat dilalui kendaraan roda empat dan sampai saat ini masih dalam peningkatan perbaikan infrastruktur desa. Hal tersebut dapat dilihat dari dokumen RKPDes yang sebagian diantaranya

c. Struktur Pemerintahan Desa

Struktur kelembagaan di desa Pulosaren sudah lengkap sebagaimana desa-desa definitif lainnya di wilayah Kecamatan Kepil. Sampai Tahun 2016 Ketua LKMD dijabat oleh Agus Sugondo, Kepala Desa oleh S Sudiro, Sekretaris Desa oleh Agung Sudrajat, Kaur Umum oleh Subiyanto, Kaur Pemerintahan oleh Samingun, Kaur Pembangunan Markun. Terdapat tujuh kepala dusun, antara lain : Dahlan sebagai Kadus Krajan, Sarkum Kadus Ketosari, Susanto Kadus Krawatan, Sugito Kadus Binangun, Yudi Kadus Mendek,Lamirin Kadus Bulusari, dan Yuswoto Kadus Brongkol.

d.Sarana dan Prasarana Desa

DesaPulosarenmerupakandesa yang cukupstrategis karena dilewati jalan lintas yang menghubungkan dua kabupaten yakni Kabupaten Wonosobo dengan Kabupaten Magelang. Pembangunaninfrastruktur di desainicukupbaikdibandingkandengandesa-desalainnya,terbuktidenganmudahnyaaksesmenujukota baik kota Magelang maupun Wonosobo dankeadaanjalan yang sudah beraspal. Hal inimenjadikandesa tersebut cukup potensial untuk dikembangkan menjadi desa yang lebih maju lagi, meskipun letaknya berada dipinggir pusat kota karena berbatasan langsung dengan Kabupaten Magelang.

Sementara itu jalan dalam desa masih ada beberapa yang merupakan jalan tanah, namun sebagian besar sudah menggunakan makadam dan dapat dilalui kendaraan roda empat dan sampai saat ini masih dalam peningkatan perbaikan infrastruktur desa. Hal tersebut dapat dilihat dari dokumen RKPDes yang sebagian diantaranya

2

PEREKONOMIAN DESA

a. Potensi Pertanian

Topografi lahan usahatani di Desa Pulosaren dari datar hingga berlereng dengan perincian lahan perbukitan sekitar 54 % dari luas lahan yang ada, datar 19 % dan pegunungan 27 %. Desa Pulosaren berada pada wilayah dataran tinggi dengan ketinggian dari perkukaan laut (dpl) antara 1.156 m. Curah hujan rata-rata yang dipantau di Balai penyuluhan pertanian sekitar3.100mm/tahun yang menyebar sepanjang tahun. Bulan kering dengan curah hujan dibawah 300 mm/bulan hanya terjadi sekitar bulan Agustus (BPP Pandu Tani, 2015). Hal ini menunjukkan bahwa wilayah Desa Pulosaren sangat potensil untuk pengembangan usaha pertanian.

Corak usahatani dilahan masih menganut pada pola monokultur dengan waktu tanam yang tidak teratur. Pada usahatani lahan kering, tanaman yang dominan diusahakan adalah jenis sayur sayuran, dan jagung.

Tanaman lainnya yang banyak dikembangkan oleh masyarakat adalah bawang putih namun ditanam dengan pola tanaman campuran di lahan kebun bersama dengan tanaman lainnya tanpa menggunakan jarak tanam teratur. Tanaman pangan yang banyak ditanam pada lahan kering adalah Jagung, dan sayuran. Komoditi pangan lainnya yang sering diitanam oleh petani adalah tembakau, namun dengan luasan yang terbatas.

Tingkat kesuburan tanah di Pulosaren cukup baik, hal ini terlihat daripertumbuhan tanaman cukup subur walaupun tanpa pemupukan. Hasil analisis tanah yang dilakukan oleh BPTP menunjukkan bahwa tanah di wilayah Desa Pulosaren cukup kaya akan unsur Phospor dan Kalium sehingga pemupukan phospor dan kaliun untuk memenuhi kebutuhan tanaman hanya diperlukan sedikit. Namun demikian sebagaimana pada umumnya dataran tinggi, komoditas pertanian berupa padi sulit untuk dibudidayakan. Hal ini disebabkan cuacanya yang terlalu dingin.

Potensi-potensi yang ada di Desa Pulosaren pada dasarnya masih dikelola secara subsisten. Berdasarkan pengamatan lapangan yang dilakukan terungkap bahwa dalam mengelola potensi sebagian besar masyarakat masih belum berpikir bisnis atau komersial, tetapi lebih menekankan pada kecukupan pemenuhan kebutuhan keluarga. Teknologi yang digunakan adalah teknologi sederhana. Kondisi demikian dapat dikaitkan dengan tingkat pendidikan masyarakat yang relatif rendah serta kecenderungan sifat penduduk desa yang menerima kondisi apa adanya.

Dengan melihat potensi pertanian tanaman pangan dan populasi ternak kambing yang berada diwilayah Desa Pulosaren dapat dilihatpertanian tanaman pangan jagung, kentang dan kubis dapat dikembangkan menjadi tanaman yang bernilai ekonomis, selain juga perlu dikembangkankan berbagai macam produk yang berbasis sumberdaya yang ada sebagai produk yang mendukung pengembangan swasembada pangan.

Dalam konteks tersebut sinergitas kebijakan merupakan hal yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Pulosaren. Adanya sinergitas kebijakan akan menjadikan daya dorong pengembangan suatu wilayah akan menjadi lebih besar dan efisien. Berdasarkan pengamatanyang dilakukan, dalam usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Pulosaren tidak terdapat benturan kepentingan, namun demikian, tetap diperlukan koordinasi yang baik antar SKPD karena terdapat beberapa SKPD yang dapat mengambil peran dalam pengembangan suatu wilayah, misalnya dinas pertanian, dinas pariwisata, dinas perindustrian dan perdagangan, Bappeda dan lain lain.

b. Perikanan

Sebagian kecil masyarakat Desa Pulosarenada yang memanfaatkan sumberdaya air untuk usaha perikanan. Usaha ini dilakukan dengan membuat kolam di pekarangan rumah. Adapun jenis ikan yang dibudidayakan adalah jenis ikan air tawar yakni nila, mujair dan bawal.

Pemanfaatan lahan dengan kolam ini sangat didukung dengan adanya mata air yang berlimpah sebanyak 7buah mata air yang tersebar di seluruh wilayah desa.

c. Jasa Perdagangan

Sebanyak 3 orang dan 1 orang pedagang keliling masyarakat Desa Pulosaren melakukan usaha dalam bidang perdagangan sembilan bahan pokok (sembako) kebutuhan masyarakat. Penyediaan sembako ini khusus dijual untuk wilayah Desa Pulosaren sendiri. Jauhnya jarak dengan pusat kota Wonosobo menjadikan para pedagang melakukan belanja ke wilayah lain yang lebih dekat yakni Kabupaten Magelang.

d. Bidang Peternakan

Di bidang peternakan mayoritas masyarakat Desa Pulosaren mengusahakan ternak kambing. Populasi kambing yanga ada saat ini sebanyak 486 ekor, sapi 183 ekor dan sebagian kecil lainnya ada yang memelihara ayam kampung (40 ekor). Berdasarkan pemetaan potensi dalam bidang peternakan sangat terkait dengan potensi pertanian yang ada di Desa Pulosaren. Dengan potensi tanaman jagung yang diusahakan masyarakat, usaha peternakan sapi dan kambing yang dikombinasikan dengan jagung merupakan potensi yang besar untuk dikembangkan. Selain itu, terkait dengan potensi dalam bidang peternakan, saat ini sebagian kecil masyarakat juga melakukan ujicoba peternakan ayam kampung/buras.

3

KESEHATAN MASYARAKAT

Situasi derajat kesehatan masyarakat merupakan gambaran kondisi yang menunjukkan status/derajat kesehatan berupa angka kematian, angka kesakitan, status gizi masyarakat terutama kelompok umur dibawah 5 tahun dan usia harapan hidup. Status kesehatan masyarakat Desa Pulosaren tahun 2015 merupakan perkembangan pembangunan kesehatan yang berkelanjutan yang dilakukan secara terus menerus .

Gambaran kondisi kesehatan Desa Pulosaren dari berbagai data dan informasi yang dilaporkan adalah sebagai berikut :

a. Umur Harapan Hidup

Penghitungan Umur Harapan Hidup (UHH) Waktu Lahir di Desa Pulosaren pada Tahun 2015 adalah 70,54 tahun (BPS Kabupaten Wonosobo, 2014), sedangkan UHH (Eo) di Wonosobo adalah 70,82 tahun (BPS BPS Kabupaten Wonosobo, 2014).

Dalam 3 tahun terakhir umur harapan hidup di Desa Pulosaren cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada Tahun 2012 yaitu 70,31 tahun, Tahun 2013 sebesar 70,43 tahun dan tahun 2014 sebesar 70,54. Peningkatan UHH ini dipengaruhi oleh multifaktor, antara lain faktor kesehatan menjadi salah satu yang berperan penting didalamnya.

b. Angka Kematian

b.1. Angka Kematian Ibu Maternal

Angka kematian ibu pada tahun 2015adalah 0 persen.Hal ini menunjukkan adanya kenaikan dalam pelayanan kesehatan dan peningkatan kesehatan bagi ibu hamil .

. Struktur Pemerintahan Desa

Struktur kelembagaan di desa Pulosaren sudah lengkap sebagaimana desa-desa definitif lainnya di wilayah Kecamatan Kepil. Sampai Tahun 2016 Ketua LKMD dijabat oleh Sukamto (2000-2012),Kepala Desa oleh S Sudiro, Sekretaris Desa oleh Agung Sudrajat, Kepala Urusan Umum oleh Subiyanto, Kepala Urusan Pemerintahan oleh Subiyanto, Kepala Urusan Pembangunan Rasimun. Terdapat tujuh kepala dusun, antara lain : Triyono sebagai Kadus Krajan, Sarkum Kadus Ketosari, Susanto Kadus Krawatan, Hartanto Kadus Binangun, Iswoko Kadus Mendek,Lasmanto Kadus Bulusari, dan Yuswoto Kadus Brongkol.

d. Sarana dan Prasarana Desa

DesaPulosarenmerupakandesa yang cukupstrategis karena dilewati jalan lintas yang menghubungkan dua kabupaten yakni Kabupaten Wonosobo dengan Kabupaten Magelang. Pembangunaninfrastruktur di desainicukupbaikdibandingkandengandesa-desalainnya, terbuktidenganmudahnyaaksesmenujukota baik kota Magelang maupun Wonosobo dankeadaanjalan yang sudah beraspal. Hal inimenjadikandesa tersebut cukup potensial untuk dikembangkan menjadi desa yang lebih maju lagi, meskipun letaknya berada dipinggir pusat kota karena berbatasan langsung dengan Kabupaten Magelang.

Sementara itu jalan dalam desa masih ada beberapa yang merupakan jalan tanah, namun sebagian besar sudah menggunakan makadam dan dapat dilalui kendaraan roda empat dan sampai saat ini masih dalam peningkatan perbaikan infrastruktur desa. Hal tersebut dapat dilihat dari dokumen RKPDes yang sebagian diantaranya digunakan untuk peningkatan kualitas jalan yang ada di desa tersebut

b.2. Angka Kematian Balita

Angka kematian balita pada Tahun 2014 sebanyak 2 kasus atau sebanyak (2,6%) dari kelahiran hidupsejumlah 78 kasus. Sementara angka kematian balita pada tahun 2015 sebanyak 1 atau sebanyak (0,02 %) dari kelahiran hidup sebanyak 65 kasus. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Desa Pulosaren dibanding tahun sebelumnya.

c. Angka Kesakitan

Penyakit menular yang selalu masuk dalam sepuluh besar penyakit (Puskesmas) selama beberapa tahun terakhir yang paling besar adalah diare.

Wabah diare ini biasanya terjadi akibat kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan. Sebagai contoh sanitasi yang buruk, sumber makanan yang belum terjamin, pengolahan makanan yang kurang tepat, dan kesadaran terhadap kesehatan yang kurang karena masih terdapat pandangan pada masyarakat bahwa kesehatan adalah milik praktisi kesehatan bukan inpidu masyarakat itu sendiri.

Sementara itu dari catatan di Puskemas Randusari pola kunjungan rawat jalan Puskesmas dari tahun ke tahun menunjukkan pola yang hampir sama. Beberapa catatan penting dikaitkan dengan kunjungan rawat jalan di Puskesmas adalah munculnya berbagai penyakit tidak menular yang semakin tinggi. Hipertensi, Ispa dan diabetes mellitus merupakan penyakit yang memperlihatkan peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir di Desa Pulosaren. Hal ini mempertegas kesimpulan bahwa di Desa Pulosaren telah terjadi transisi epidemiologi dengan semakin mononjolnya penyakit-penyakit

tidak menular khususnya penyakit hipertensi dan pembuluh darah (cardiovascular disease).

d. Pelayanan Kesehatan

d.1. Kesehatan Ibu

Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil meliputi Pemeriksaan Ibu Hamil K1, K4, Pemberian Tablet Fe1 dan Fe3, dan Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil K1 pada tahun 2015 dilaporkan mencapai sudah mencapai 100% Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil K4 tahun 2015 dilaporkan juga sudah mencapai 100 %. Sementara itu upaya pencegahan penyakit tetanus ibu hamil masyarakat Desa Pulosaren yang dilakukan melalui vaksinasi TT Ibu hamil. Pada tahun 2015 cakupan ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT sebesar 98,45 %naik dibanding tahun 2014 (91,28 %)

Anemia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kematian ibu melahirkan.Upaya Pencegahan anemia pada ibu hamil, di Desa Pulosaren dilaksanakan melaluiprogram pemberian Tablet Fe kepada ibu hamil sebanyak 90 tablet yang terbagi dalam tiga kali pemberian selama kehamilannya.

Ibu hamil yang mendapatkan tablet besi (Fe1 dan Fe3) di Desa Pulosaren tahun 2014 mencakup Fe1 sebanyak 93,84% dan Fe3 sebanyak 87,37%. Cakupan kunjungan ibu nifas dilaporkan pada tahun 2015 sebesar 93,42% naik dibanding tahun 2014 (92,5%). Dan Kunjungan Bayi minimal 4 kali di Desa Pulosaren tahun 2015 dilaporkan sebesar 85,7% cenderung naik bila dibandingkan tahun 2014. Sementara cakupan pemberian vitamin A Ibu nifas Tahun 2015 sebesar 99,29% meningkat bila dibanding Tahun 2014 sebesar 98,96%.

d.2. Kesehatan Anak

Kunjungan Neonatus (KN) di Desa Pulosaren pada tahun 2015 berdasarkan laporan adalah sebagai berikut, KN 1 sebesar 99,7 %, KN 3/KN lengkap sebesar 93,5 %. Pencapaian ini naik dibandingkan tahun sebelumnya yaitu KN1 99,21% dan KN3 baru mencapai 92,85%.

Bayi yang lahir di Desa Pulosaren tahun 2015 dilaporkan 100% ditimbang, hasilnya adalah bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) sejumlah 0,08%. Bayi dengan BBLR tersebut semuanya sudah ditangani.Kasus BBLRmencapai 8 kasus dan secara absolut mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya (2014) yakni sebanyak 12 kasus.

Cakupan bayi yang diberi ASI eksklusif di Desa Pulosaren tahun 2015 sebesar 84,61 % menurun bila dibandingkan tahun 2014 sebanyak 76,92%.

Pemantauan pertumbuhan balita merupakan alat untuk mengetahui status gizi anak Balita. Peran serta masyarakat turut memberikan andil dalam pencapaian indikator ini. Pada tahun 2015, tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan di Posyandu (D/S) sebesar77,75 %. Dengan demikian terlihat bahwa masih banyak masyarakat yang tidak membawa anak balitanya untuk ditimbang di posyandu. Sedangkan dari segi pencapaian hasil penimbangan yang dilihat dari balita yang naik berat badan saat ditimbang (N/D) menunjukkan bahwa 79,68% Balita naik berat badannya.

Salah satu indikator status gizi Balita yang mudah diketahui masyarakat yaitu adanya Garis Merah di Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita. Hasil penimbangan menunjukkan persentase Balita yang memiliki berat badan di Bawah Garis Merah (BGM) sebesar1,06%.

Semua Balita BGM dari keluarga miskin telah mendapatkan MP-ASI (Makanan Pendamping ASI) yaitu 100 %.

e. Promosi Kesehatan

Pendataan rumah tangga ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tahun 2014 di Desa Pulosaren, menjelaskan bahwa sebanyak 1239 rumah tangga yang dipantau ternyata baru sebesar41,7 % yang telah ber-PHBS.

Posyandu di Desa Pulosaren pada tahun 2015 dilaporkan sebanyak 7 posyandu, dengan rasio per 100 balita adalah sebesar 1,54 dengan semua posyandu aktif atau sebesar 100%.

f. Kesehatan Lingkungan

Pemeriksaan kesehatan lingkungan rumah pada Tahun 2014 telah mencakup hampir semua rumah yang ada atau berjumlah 1200 unit. Dari rumah yang diperiksa kesehatan lingkungannya, sebanyak 65,9 % masuk dalam kategori rumah sehat.

Jumlah keluarga di Desa Pulosaren Tahun 2014 yang yang dapat mendapatkan akses air sebanyak 93,73%, dengan hasil yaitu seluruh keluarga sudah mengakses air bersih dengan memanfaatkan sumber mata air sebesar82,7%.

g. Situasi Sumber Daya Kesehatan

Untuk mencapai status kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diperlukan sumber daya kesehatan, meliputi tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sarana kesehatan.

Sarana pelayanan kesehatan di Desa Pulosaren yang meliputi 1 PKD dengan 1 bidan desa yang siap melayani masyarakat selama 24 jam.

Selain itu, terdapat pula kegiatan Posyandu dilaksanakan secara rutin sebulan sekali dengan bantuan 1 bidan dan 25 kader aktif. Kegiatan Posyandu dilakukan di tujuh tempat (1 Posyandu Purnama dan 6 Posyandu Madya) pada waktu yang berbeda di setiap bulan.

Kegiatan Posyandu ini mencakup kegiatan pelayanan kesehatan ibu hamil dan ibu nifas, pemberian PMT, KB, penimbangan bayi dan balita, pemberian vitamin A, dan Imunisasi (Hepatitis B, BCG, Polio, DPT, dan Campak)

                               PKD Pulosaren

4

PENDIDIKAN

A. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk yang dirinci menjadi 9 kategori dapat digambarkan sebagai berikut 1) tidak/belum pernah sekolah sebanyak 3,46 persen, 2) tidak/belum tamat SD sebanyak 9,27 persen, 3) tamat SD sebanyak 66,62 persen, 4) tamat SMP sebanyak 19,23 persen, 5) tamat SMA sebanyak 0,79 persen, 6) tamat SMK sebanyak 0,31persen, 7) tamat Diploma I dan II se –

Banyak 0,09 persen, 8) tamatDiploma III/Sarmud sebanyak 0,11 persen, 9) tamat Sarjana 0,02 persen, sedangkan yang lainnya sebesar 0,11persen.

Dari data menunjukkan, tingkat pendidikan di Desa Pulosaren masih didominasi lulus SD. Di harapkan pemerintah dapat memberi prioritas bagi wilayah wilayah tersebut dan sekitarnya dengan tingkat partisipasi pendidikan dasar 12 tahun rendah untuk intervensi program yang dapat meningkatkan partisipasi pada Pendidikan Dasar 12 Tahun. Dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Desa Pulosaren, pembenahan pendidikan harus menjadi prioritas utama pemerintah. Anak-anak terutama yang berusia 7-15 tahun harus mendapat layanan Pendidikan Dasar yang baik, karena pendidikan dasar yang kuat yang tertanam dalam diri anak-anak.

tersebut merupakan bekal untuk meraihpendidikan yang tinggi. Sebab dunia kerja saat ini mensyaratkan pendidikan yang tinggi untuk lowongan pekerjaan yang tersedia. Selain itu tingkat pendidikan memegang peranan penting dalam membuka cakrawala/pola pikir masyarakat untuk menciptakan kreativitas dan inovasi lapangan kerja baru.

5

DEMOGRAFI

1. Jumlah KK

Berdasarkan hasil Pendataan Keluarga tahun 2014 Jumlah Rumah Tanggadi Desa Pulosaren ada 1200 RT dan Jumlah Kepala Keluarga sebanyak 1329 KK.

2. Jumlah Kepala Keluarga Menurut Status Pekerjaan

Untuk mengetahui jumlah kepala keluarga yang ada menurut status pekerjaan

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa jumlah kepala keluarga yang bekerja di Desa Pulosaren menurut hasil Pendataan Keluarga Tahun 2014 sebanyak 98,95 %, sedangkan jumlah kepala keluarga yang tidak bekerja sebanyak 1,05 %.Dibandingkan data tahun 2013, terjadi penurunan persentase jumlah kepala keluarga yang tidak bekerja dari 3,65 % tahun 2013 menjadi (2,66 %) pada tahun 2014. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kualitas Keluarga meski masih sangat kecil yakni 0,99%.

Dari sudut pandang ekonomi, seorang Kepala Keluarga yang tidak bekerja akan.

mempengaruhi kondisi Ketahanan Keluarga yang dipimpinnya, terutama untuk keluarga yang mempunyai kebutuhan yang cukup besar. Besarnya angka persentase Kepala Keluarga yang tidak bekerja disebabkan beberapa faktor antara lain ketersediaan lapangan kerja, tingkat pendidikan, keahlian yang dimiliki atau memasuki usia pensiun. Tidak adanya pekerjaan Kepala Keluarga membuat tingkat kesejahteraan dan pendidikan dalam keluarga tersebut rendah, hal ini akan berefek pada masa depan generasi berikutnya. Tidak adanya pekerjaan Kepala Keluarga terutama untuk yang anggota keluarganya masih kecil dapat memberikan indikasi keluarga tersebut tidak sejahtera dan masa depan anak-anaknya akan kurang baik. Kondisi orang tua terutama Kepala Keluarga akan memberikan pengaruh yang besar pada anak-anaknya, karena orang tua adalah panutan dan selalu menjadi contoh bagi anak-anak.

Prosentase KK di Desa Pulosaren yang besar memang cukup tinggi.Namun jika ditelisik lebih dalam lagi ternyata jumlah KK yang bekerja jika dikaitkan dengan jenis profesi yang dilakukan, ternyata lebih banyak bekerja di sektor-sektor informal yang tidak terlalu membutuhkan skill yang memadai. Seperti, petani gurem, buruh, pembantu RT dll.

3. Jumlah Kepala Keluarga Menurut Status Perkawinan

Dari 1329 Kepala Keluarga yang ada di Desa Pulosaren9,48 % berstatus Janda/Duda/Belum Kawin

Diharapkan Kepala Keluarga yang berstatus Janda/Duda/Belum Kawin ini makin lama makin kecil. Hal ini sangat berkaitan dengan ketahanan keluarga, karena secara psikologis Kepala Keluarga yang berstatus kawin kondisi ketahanan keluarganya relatif lebih baik di banding dengan kepala keluarga yang berstatus Janda/Duda/Belum Kawin.

Kepala Keluarga yang berstatus Kawin lebih mudah menyelesaikan persoalan yang terjadi dalam keluarganya sedangkan yang berstatus Janda/Duda/Belum Kawin akan sulit mencari pertimbangan-pertimbangan untuk mengambil keputusan yang tepat. Di Kabupaten Wonosobo, pada umumnya yang menganut faham ketimuran, keluarga yang lengkap yang terdiri dari ayah, ibu dan anak mempunyai kecendrungan lebih stabilketahanan keluarganya tapi sebaliknya orang tua yang tidak lengkap atau tidak adanya anak dapat menyebabkan keretakan keutuhan rumah tangga dan anak-anak yang ada biasanya kurang mempunyaipanutan/tokoh yang dapat di contoh dan diandalkandalam keluarga.

Jika dibandingkan dengan di tingkat kecamatan Prosentase Kepala Keluarga berstatus Janda/Duda/Belum Kawin terhadap jumlah Kepala Keluarga Tahun 2014 dibandingkan Tahun 2013 ada kecenderungan kenaikan dari 12,78%. menjadi 14,80 % Tahun 2014, ini artinya ada kenaikan sebesar 2,02 %. Dan salah satu penyumbang terbesar diantaranya adalah Desa Pulosaren. Kiranya ini bisa menjadi perhatian semua pihak-pihak terkait guna menekan tingkat perceraian menjadi semakin kecil. Sebab semakin kecil persentase Kepala Keluarga berstatus Janda/Duda/Belum Kawin terhadapjumlah Kepala Keluarga semakin baik kondisi Ketahanan Keluarga yang ada di Kec. Kepil.

4. Sex Ratio

Laki - Laki Perempuan Sex Rasio

Jumlah % Jumlah %

2.388 52,23 2.184 47,77 109,34

Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan dalam satu wilayah dan waktu/periode tertentu yang biasanya dinyatakan dalam banyak penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah jiwa laki-laki yang ada menurut hasil Pendataan Keluarga Tahun 2014 ada sebanyak 2338 jiwa atau sebanyak 52,23 % sedangkan jumlah jiwa perempuan sebanyak 2184 atau sebanyak 47,77%. Sedangkan Sex Ratio antara laki-laki dengan perempuan yaitu 109,34. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah jiwa laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan. Hal ini dapat dikatakan dari setiap 100 jumlah penduduk perempuan, penduduk laki-laki hanya 109 orang.

Jika dibandingkan antara tahun 2013 dengan rasio (102,9) terjadi kenaikan jumlah laki-laki sebesar 3,35 %, ini berarti terjadi kenaikan jumlah laki-laki. Atau dapat dikatakan rasio jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Desa Pulosaren memberikan asumsi 1 perempuan mempunyai pasangan lebih dari 1, atau dapat juga dikatakan ada laki-laki yang tidak mempunyai pasangan, karena jumlah laki-laki lebih banyak dibanding jumlah jiwa perempuan.

5.Jumlah Jiwa Menurut Kelompok Umur

? Untukdapatmengetahuijumlahjiwamenurutkelompokumur 0 - < 1 Tahundan 1 - < 5 Tahundapatkitalihatpadagrafikberikut

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa jumlah bayi yang berumur 0 - < 1 tahun yang mengikuti kegiatan Posyandu sebanyak 60,66%, yang tidak ikut sebanyak 39,34 %. Hal ini secara umum dapat di artikan bahwa Program Posyandu di Desa Pulosaren harus lebih gencar dipromosikan agar di tahun tahun mendatang jumlah yang ikut Program Posyandu semakin besar.

Sedangkan jumlah bayi yang berumur 1 - < 5 tahun yang mengikuti kegiatan Posyandu sebanyak 57,25%, yang tidak ikut Posyandu sebanyak 42,75%.

? JumlahJiwaMenurutKelompok Umur 7 – 15 Tahun

Dari 636 Anak Usia 7-15 Tahun di Desa Pulosaren 4,56 % diantaranya Tidak Sekolah/Putus Sekolah. Jika dibandingkan dengan Tahun sebelumnya terjadi penurunan sebesar 1,59 %, dari 6,22% menjadi 4,34 %. Penurunan persentase Jumlah Anak Usia 7-15 Tahun Tidak Sekolah/Putus Sekolah memberikan indikasi adanya perbaikan pendidikan dasar masyarakat walaupun persentase Jumlah Anak Usia 7-15 Tahun 2014 Tidak Sekolah/Putus Sekolah masih ada. Hal ini secara umum dapat di artikan bahwa Program Wajib Belajar di Desa Pulosaren harus lebih gencar dipromosikan agar di tahun-tahun mendatang jumlahnya semakin kecil.

Dalam hal ini pemerintah perlu intervensi dan pemerataan Wajib Belajar di seluruh wilayah dan memberikan motivasi dan kesadaran pada masyarakat tentang arti pentingnya pendidikan. Anak-anak harus mendapat pendidikan dasar yang baik, karena pendidikan dasar yang kuat tertanam dalam diri anak-anak tersebut merupakan bekal untuk meraih pendidikan yang tinggi. Sehingga harus menjadi target utama agar Anak-anak Usia 7-15 Desa Pulosaren dapat meningkat kualitas SDM nya.

? JumlahJiwaMenurutKelompokUmur16 – 21Tahun

Jumlah Jiwa Dalm Keluarga Jumlah Jiwa Menurut Kelompok Rasio

 Umur 16 - 21 Tahun

4572 517 11,31

Persentase Anggota Keluarga Usia 16-21 tahun dibandingkan Jumlah Jiwa Dalam Keluarga dapat menggambarkan komposisi keluarga dengan Anggota Keluarga Usia 16-21 tahun. Dari tabel diatas dapat digambarkan bahwa di Pulosaren dari 4572 jiwa terdapat 517 jiwa atau 11,31% yang berusia 16-21 tahun. Komposisi anggota keluarga usia 16-21 tahun memberikan gambaran-gambaran masa transisi dari Usia Remaja menjadi Usia Dewasa. Keberhasilan memberikan arahan dan program yang berkualitas untuk usia ini akan memberikan generasi yang berkualitas. Salah satu program yang penting adalah memberikan kesadaran mereka untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi agar setelah umur diatas 21 tahun mereka jadi inpidu yang berkualitas dan mempunyai kompetensi yang tinggi. Remaja-remaja yang berumur 16-21 ini harus diarahkan sebaik mungkin dan diberi pembinaan agar mereka mulai menata masa depannya dari umur mereka sekarang. Kelompok umur ini di sangat riskan untuk melakukan pernikahan dini terutama bagi meraka yang tinggal di daerah-daerah tertinggal,perbatasan dan daerah-daerah terpencil Seperti Desa Pulosaren

yang berusia 22-59 tahun. Untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kec. Kepil, maka pengelolaan yang baik terhadap kelompok umur ini adalah dasar utamanya. Perbaikan tingkat pendidikan, mutu pendidikan, derajat kesehatan kelompok ini nantinya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perbaikan IPM Pulosaren secara keseluruhan.

? Jumlah Jiwa Menurut Kelompok Umur 60 Tahun ke atas

  Jumlah Jiwa Dalm Keluarga Jumlah Jiwa Menurut Kelompok Rasio

 Umur 60 Tahun ke atas

4572 441 9,65

Tabel diatas mengambarkan struktur keluarga menurut kelompok Umur 60 Tahun -Keatas di Pulosaren relatif kecil, yaitu 9,65 % atau 441 dari 4572 jiwa yang ada. Dibandingkan dengan Tahun 2013 dengan persentase 7,54 % dapat diartikan bahwa angka harapan hidup di Pulosaren makin meningkat. Persentase yang kecil mengindikasikan jumlah penduduk usia muda yang besar, hal ini berarti perlu di antisipasi karena jumlah penduduk muda yang banyak, kecendrungannyaadalah angka kelahiran yang tinggi. Selain itu kecilnya persentase pada usia ini juga mengindikasikan harapan hidup yang rendah di golongan umur 60 keatas. Hal ini perlu dicermati apakah kualitas hidup masyarakat di Pulosaren yang masih rendah. Selain itu perlu intervensi lembaga-lembaga pemerintah terkait untuk yang

? ProsentasePUS terhadap WUS

Persentase Pasangan Usia Subur terhadap Wanita Usia Subur dapat dijadikan salah satu indikator keberhasilan upaya peningkatan usia kawin wanita serta indikator besar kecilnya sasaran yang harus digarap oleh Program KB. Persentase yang kecil dapat mengindikasikan semakin meningkatnya rata-rata usia kawin pertama wanita, sebaliknya persentase yang besar mengindikasikan penurunan rata-rata usia perkawinan pertama wanita. Dari grafik diatas dapat digambarkan dari 1258 Wanita Usia Subur terdapat 925 PUS atau 74,12 %. Ini dapat diartikan bahwa lebih dari setengah WUS di Pulosaren berstatus kawin Tentunya hal tersebut menjadi pekerjaan bagi berbagai pihak terkait untuk lebih mengintensifkan AKIE tentang pentingnya untuk menunda usia perkawinan pertama dengan meningkatkan kesadaran dan partisipasi PUS untuk menggunakan alat kontrasepsi guna mengatur jumlah anak serta jarak antar kelahiran anak selain itu agar PUS mengerti tentang tujuan ikut serta dalam Program KB agar hidup lebih berkualit.

produktif meningkatkan kualitas hidup anggota masyarakat usia 60 tahun ke atas, agar anggota keluarga usia 60 keatas tidak menjadi beban keluarga, salah satunya membuat kelompok-kelompok lansia (BKL) yang dapat mengembangkan keahlian dan hobi mereka, terutama keahlian yang produktif.

? Child Women Ratio (CWR)

Wanita Usia Subur (WUS) Anak Usia 0-<5 th CWR

1258 337 268

Untuk perkembangan tingkat fertilitas pada suatu wilayah/daerah dalam kurun waktu tertentu adalah dengan melihat ratio jumlah balita usia 0-<5 th dengan jumlah Wanita Usia Subur (WUS) 15-49 th. Jika semakin kecil rationya maka diasumsikan semakin kecil angka kelahirannya.

Hasil Pendataan Keluarga tahun 2014, Jumlah anak usia 0-<5 th (Balita) di Pulosaren sebanyak 337 dan jumlah Wanita Usia Subur (WUS) sebanyak 1258. dengan demikian dapat diketahui CWR sebesar 337. Artinya setiap 1000 wanita usia subur di Pulosaren pada tahun 2014 terdapat 268 anak usia 0-<5 th. Apabila dibandingkan dengan hasil pendataan tahun 2013, maka CWR tahun 2014 sebesar 225 maka mengalami penurunan sebesar 43 point. Penurunan angka tersebut merupakan indikasi menurunnya jumlah anak yang dimiliki pada setiap wanita.

6

KELUARGA BERENCANA

1. Jumlah Pasangan Usia Subur

Jumlah WUS Jumlah PUS %PUS thd WUS

1248 925 74,12

2. Jumlah Pasangan Usia Subur di Bawah Usia 20 Tahun

Salah satu strategi dalam Program KB yang bertujuan untuk mengendalikan angka kelahiran adalah Program Pendewasaan Usia Perkawinan. Indikator berhasil atau tidaknya program ini dapat dilihat dari tinggi rendahnya persentase PUS yang ada

Semakin sedikit persentasenya menandakan semakin sedikit wanita yang kawin pada usia muda yang berarti Program Pendewasaan Usia Perkawinan berjalan dengan baik. Disamping itu persentase yang kecil mengindikasikan bahwa kesadaran akan resiko yang akan dihadapi jika kawin, hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun (Muda). Dari hasil pendataan di Kec. Kepil terlihat persentase PUS yang isterinya berusia dibawah 20 tahun terhadap jumlah PUS cukup kecil yaitu 4,23 % dibandingkan dengan Tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 0,84 % dari 3,84 %. Desa Pulosaren mempunyai persentase tertinggi 7,68 %. Untuk kedepannya diharapkan persentase ini semakin kecil hingga 0 % bukanya naik, karena secara psikologis Pendewasaaan Usia Perkawinan sangat berperan dalam meningkatkan Ketahanan Keluarga terutama kesiapan fisik dan mental pasangan dalam menjalankan kehidupan berumah tangga. Orang tua yang secara fisik dan mental serta cukup dewasa akan menghasilkan generasi yang berkualitas. Awal dari penciptaan generasi yang berkualitas dimulai dari pondasi awalnya yaitu kematangan orang tua ditinjau dari berbagai aspek dan yang sangat penting adalah wanita hamil dan melahirkan di usia di bawah 20 tahun, resiko akan meninggalnya ibu dan anak saat persalinan sangat tinggi

3. Prosentase Peserta Aktif terhadap Pasangan Usia Subur

Dari hasil Pendataan Keluarga di Pulosaren Tahun 2014 terlihat keikutsertaan ber KB Pasangan Usia Subur cukup tinggi yaitu 86,05 % atau 796 dari 925 Pasangan Usia Subur yang ada. Angka-Angka persentase

ini masih perlu lebih dicermati, karena akan sangat berpengaruh pada angka kelahiran (fertilitas). Pihak-pihak terkait harus bekerja lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan keikut sertaan ber KB Pasangan Usia Subur. Kedepannya diharapkan keikut sertaan ber KB Pasangan Usia Subur dapat lebih ditingkatkan. Keikut sertaan yang tinggi dalam ber KB bagi Pasangan Usia Subur akan memberikan dampak pada penurunan angka kelahiran yang akhirnya akan bermuara pada pengendalian jumlah penduduk dan peningkatan kesejahteran penduduk secara umum. Keluarga-keluarga yang mempunyai anak maksimal 2 cendrung lebih sejahtera dibandingkan mereka yang mempunyai anak 3 atau lebih. Beban keluarga dan tingkat kesejahteraan sangat bergantung kepada jumlah anggota keluarga dan berapa anggota yang menjadi tanggungan keluarga tersebut.

4. Prosentase Peserta Aktif per Metode Kontrasepsi

Peserta KB aktif di Desa Pulosaren masih didominasi penggunaan metode kontrasepsi jangka pendek terutama suntik (64,34%).

5. Prosentase Peserta KB MKJP dan Non MKJP

6. Prosentase Peserta KB Berdasar Tempat Pelayanan

Dari data diatas menunjukkan tingkat kemandirian peserta KB di Pulosaren, dari 796 Peserta KB, 266 (33,42 %) merupakan Peserta KB yang mendapatkan pelayanan dari Jalur Swasta. Pelayanan dari Jalur Swasta di Pulosaren masih cukup rendah. Persentase Peserta KB Jalur Swasta dapat mengindikasikan masih rendahnya tingkat pendapatan dan kesejahteraan . Disisi lain tingkat kemandirian masyarakat Pulosaren untuk menggunakan alat kontrasepsi juga masih rendah.

Dalam situasi dimana Program KB telah diterima sebagai salah satu kebutuhan hidup masyarakat yang dalam pelaksanaannya bukan lagi semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah saja.

tetapi juga telah menjadi tanggung jawab masyarakat, maka informasi mengenai sumber perolehan alat dan obat kontrasepsi bagi peserta KB adalah sangat penting. Program KB saat ini telah diarahkan pada kemandirian masyarakat dalam memperoleh pelayanan kontrasepsi

7. Prosentase Peserta KB Pria dan Wanita

8. Prosentase PUS tidak Ber KB

9. Unmetned

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah Unmetneed pada tahun 2013 sebanyak 38 sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 34 atau mengalami penurunan sebesar 4 (0,26 %). Menurunnya angka unmetneed pada tahun 2014 tersebut disebabkan karena banyaknya sasaran yang sudah menjangkau pelayanan meski di tempat terpencil oleh Petugas, mudahnya pelayanan di segala tempat. Untuk lebih menekan angka unmetneed diharapkan penggerakan dan KIE Keluarga Berencana perlu lebih digencarkan lagi kepada masyarakat luas melalui pertemuan-pertemuan formal dan informal, melalui media cetak/media luar ruang/elektronika, serta tidak kalah pentingnya bermitra dengan LSM/LSOM disemua tingkatan wilayah.

c. Struktur Pemerintahan Desa

Struktur kelembagaan di desa Pulosaren sudah lengkap sebagaimana desa-desa definitif lainnya di wilayah Kecamatan Kepil. Sampai Tahun 2016 Ketua LKMD dijabat oleh Sukamto (2000-2012),Kepala Desa oleh S Sudiro, Sekretaris Desa oleh Agung Sudrajat, Kepala Urusan Umum oleh Subiyanto, Kepala Urusan Pemerintahan oleh Subiyanto, Kepala Urusan Pembangunan Rasimun. Terdapat tujuh kepala dusun, antara lain : Triyono sebagai Kadus Krajan, Sarkum Kadus Ketosari, Susanto Kadus Krawatan, Hartanto Kadus Binangun, Iswoko Kadus Mendek,Lasmanto Kadus Bulusari, dan Yuswoto Kadus Brongkol.

d. Sarana dan Prasarana Desa

DesaPulosarenmerupakandesa yang cukupstrategis karena dilewati jalan lintas yang menghubungkan dua kabupaten yakni Kabupaten Wonosobo dengan Kabupaten Magelang. Pembangunaninfrastruktur di desainicukupbaikdibandingkandengandesa-desalainnya, terbuktidenganmudahnyaaksesmenujukota baik kota Magelang maupun Wonosobo dankeadaanjalan yang sudah beraspal. Hal inimenjadikandesa tersebut cukup potensial untuk dikembangkan menjadi desa yang lebih maju lagi, meskipun letaknya berada dipinggir pusat kota karena berbatasan langsung dengan Kabupaten Magelang.

Sementara itu jalan dalam desa masih ada beberapa yang merupakan jalan tanah, namun sebagian besar sudah menggunakan makadam dan dapat dilalui kendaraan roda empat dan sampai saat ini masih dalam peningkatan perbaikan infrastruktur desa. Hal tersebut dapat dilihat dari dokumen RKPDes yang sebagian diantaranya digunakan untuk peningkatan kualitas jalan yang ada di desa tersebut

Permukiman penduduk pada umumnya tersebar secara berkelompok dan telah menikmati aliran listrik dari PLN.

Sarana lainnya yang sudah ada adalah : 2 gedung TK/PAUD, 2 gedung SD, 1 gedung SMP, 1 kantor kepala desa, satu unit sumur pompa, dan satu unit PKD. Sementara itu untuk prasarana ibadah di Desa Pulosaren terdapat 10 buah mushola dan 7 Masjid yang tersebar di setiap dusun.

NO Jenis penggunaan Lahan Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9. Gedung TK

Gedung SD

Gedung SMP

Kantor Desa

Sumur Pompa

Masjid

Mushola

PKD

Bidan Desa 2 Buah

2 Buah

1 Buah

1 Buah

1 Unit

7 Buah

10 Buah

1 Unit

1 Orang

Sumber : Monografi Desa Pulosaren 2014

e. Potensi Pertanian

Topografi lahan usahatani di Desa Pulosaren dari datar hingga berlereng dengan perincian lahan perbukitan sekitar 54 % dari luas lahan yang ada, datar 19 % dan pegunungan 27 %. Desa Pulosaren berada pada wilayah dataran tinggi dengan ketinggian dari perkukaan laut (dpl) antara 1.156 m. Curah hujan rata-rata yang dipantau di Balai penyuluhan pertanian sekitar 2.500 mm/tahun yang menyebar sepanjang tahun. Bulan kering dengan curah hujan dibawah 100 mm/bulan hanya terjadi sekitar bulan Agustus (BPP Bahagia, 2004). Hal ini menunjukkan bahwa wilayah Desa Pulosaren sangat potensil untuk pengembangan usaha pertanian.

c. Struktur Pemerintahan Desa

Struktur kelembagaan di desa Pulosaren sudah lengkap sebagaimana desa-desa definitif lainnya di wilayah Kecamatan Kepil. Sampai Tahun 2016 Ketua LKMD dijabat oleh Sukamto (2000-2012),Kepala Desa oleh S Sudiro, Sekretaris Desa oleh Agung Sudrajat, Kepala Urusan Umum oleh Subiyanto, Kepala Urusan Pemerintahan oleh Subiyanto, Kepala Urusan Pembangunan Rasimun. Terdapat tujuh kepala dusun, antara lain : Triyono sebagai Kadus Krajan, Sarkum Kadus Ketosari, Susanto Kadus Krawatan, Hartanto Kadus Binangun, Iswoko Kadus Mendek,Lasmanto Kadus Bulusari, dan Yuswoto Kadus Brongkol.

d. Sarana dan Prasarana Desa

DesaPulosarenmerupakandesa yang cukupstrategis karena dilewati jalan lintas yang menghubungkan dua kabupaten yakni Kabupaten Wonosobo dengan Kabupaten Magelang. Pembangunaninfrastruktur di desainicukupbaikdibandingkandengandesa-desalainnya, terbuktidenganmudahnyaaksesmenujukota baik kota Magelang maupun Wonosobo dankeadaanjalan yang sudah beraspal. Hal inimenjadikandesa tersebut cukup potensial untuk dikembangkan menjadi desa yang lebih maju lagi, meskipun letaknya berada dipinggir pusat kota karena berbatasan langsung dengan Kabupaten Magelang.

Sementara itu jalan dalam desa masih ada beberapa yang merupakan jalan tanah, namun sebagian besar sudah menggunakan makadam dan dapat dilalui kendaraan roda empat dan sampai saat ini masih dalam peningkatan perbaikan infrastruktur desa. Hal tersebut dapat dilihat dari dokumen RKPDes yang sebagian diantaranya digunakan untuk peningkatan kualitas jalan yang ada di desa tersebut

Permukiman penduduk pada umumnya tersebar secara berkelompok dan telah menikmati aliran listrik dari PLN.

Sarana lainnya yang sudah ada adalah : 2 gedung TK/PAUD, 2 gedung SD, 1 gedung SMP, 1 kantor kepala desa, satu unit sumur pompa, dan satu unit PKD. Sementara itu untuk prasarana ibadah di Desa Pulosaren terdapat 10 buah mushola dan 7 Masjid yang tersebar di setiap dusun.

NO Jenis penggunaan Lahan Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9. Gedung TK

Gedung SD

Gedung SMP

Kantor Desa

Sumur Pompa

Masjid

Mushola

PKD

Bidan Desa 2 Buah

2 Buah

1 Buah

1 Buah

1 Unit

7 Buah

10 Buah

1 Unit

1 Orang

Sumber : Monografi Desa Pulosaren 2014

e. Potensi Pertanian

Topografi lahan usahatani di Desa Pulosaren dari datar hingga berlereng dengan perincian lahan perbukitan sekitar 54 % dari luas lahan yang ada, datar 19 % dan pegunungan 27 %. Desa Pulosaren berada pada wilayah dataran tinggi dengan ketinggian dari perkukaan laut (dpl) antara 1.156 m. Curah hujan rata-rata yang dipantau di Balai penyuluhan pertanian sekitar 2.500 mm/tahun yang menyebar sepanjang tahun. Bulan kering dengan curah hujan dibawah 100 mm/bulan hanya terjadi sekitar bulan Agustus (BPP Bahagia, 2004). Hal ini menunjukkan bahwa wilayah Desa Pulosaren sangat potensil untuk pengembangan usaha pertanian.

c. Struktur Pemerintahan Desa

Struktur kelembagaan di desa Pulosaren sudah lengkap sebagaimana desa-desa definitif lainnya di wilayah Kecamatan Kepil. Sampai Tahun 2016 Ketua LKMD dijabat oleh Sukamto (2000-2012),Kepala Desa oleh S Sudiro, Sekretaris Desa oleh Agung Sudrajat, Kepala Urusan Umum oleh Subiyanto, Kepala Urusan Pemerintahan oleh Subiyanto, Kepala Urusan Pembangunan Rasimun. Terdapat tujuh kepala dusun, antara lain : Triyono sebagai Kadus Krajan, Sarkum Kadus Ketosari, Susanto Kadus Krawatan, Hartanto Kadus Binangun, Iswoko Kadus Mendek,Lasmanto Kadus Bulusari, dan Yuswoto Kadus Brongkol.

d. Sarana dan Prasarana Desa

DesaPulosarenmerupakandesa yang cukupstrategis karena dilewati jalan lintas yang menghubungkan dua kabupaten yakni Kabupaten Wonosobo dengan Kabupaten Magelang. Pembangunaninfrastruktur di desainicukupbaikdibandingkandengandesa-desalainnya, terbuktidenganmudahnyaaksesmenujukota baik kota Magelang maupun Wonosobo dankeadaanjalan yang sudah beraspal. Hal inimenjadikandesa tersebut cukup potensial untuk dikembangkan menjadi desa yang lebih maju lagi, meskipun letaknya berada dipinggir pusat kota karena berbatasan langsung dengan Kabupaten Magelang.

Sementara itu jalan dalam desa masih ada beberapa yang merupakan jalan tanah, namun sebagian besar sudah menggunakan makadam dan dapat dilalui kendaraan roda empat dan sampai saat ini masih dalam peningkatan perbaikan infrastruktur desa. Hal tersebut dapat dilihat dari dokumen RKPDes yang sebagian diantaranya digunakan untuk peningkatan kualitas jalan yang ada di desa tersebut

Permukiman penduduk pada umumnya tersebar secara berkelompok dan telah menikmati aliran listrik dari PLN.

Sarana lainnya yang sudah ada adalah : 2 gedung TK/PAUD, 2 gedung SD, 1 gedung SMP, 1 kantor kepala desa, satu unit sumur pompa, dan satu unit PKD. Sementara itu untuk prasarana ibadah di Desa Pulosaren terdapat 10 buah mushola dan 7 Masjid yang tersebar di setiap dusun.

NO Jenis penggunaan Lahan Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9. Gedung TK

Gedung SD

Gedung SMP

Kantor Desa

Sumur Pompa

Masjid

Mushola

PKD

Bidan Desa 2 Buah

2 Buah

1 Buah

1 Buah

1 Unit

7 Buah

10 Buah

1 Unit

1 Orang

Sumber : Monografi Desa Pulosaren 2014

e. Potensi Pertanian

Topografi lahan usahatani di Desa Pulosaren dari datar hingga berlereng dengan perincian lahan perbukitan sekitar 54 % dari luas lahan yang ada, datar 19 % dan pegunungan 27 %. Desa Pulosaren berada pada wilayah dataran tinggi dengan ketinggian dari perkukaan laut (dpl) antara 1.156 m. Curah hujan rata-rata yang dipantau di Balai penyuluhan pertanian sekitar 2.500 mm/tahun yang menyebar sepanjang tahun. Bulan kering dengan curah hujan dibawah 100 mm/bulan hanya terjadi sekitar bulan Agustus (BPP Bahagia, 2004). Hal ini menunjukkan bahwa wilayah Desa Pulosaren sangat potensil untuk pengembangan usaha pertanian.


Statistik Kampung


Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Jumlah Jiwa
4386
Jumlah Kepala Keluarga
1394
Jumlah PUS
913
Persentase Partisipasi Keluarga dalam Poktan (Kelompok Kegiatan)

Keluarga yang Memiliki Balita
315
Keluarga yang Memiliki Remaja
727
Keluarga yang Memiliki Lansia
362
Jumlah Remaja
727
PUS dan Kepesertaan Ber-KB
Total
797
PUS dan ketidaksertaan Ber-KB
Total
116

Status Badan Pengurus


Sarana dan Prasarana


Bina Keluarga Balita (BKB)
BKB

Bina Keluarga Balita (BKB)

Ada

Bina Keluarga Remaja (BKR)
BKR

Bina Keluarga Remaja (BKR)

Ada

Bina Keluarga Lansia (BKL)
BKL

Bina Keluarga Lansia (BKL)

Ada

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)
UPPKA

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)

Ada

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)
PIK R

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)

Ada

Sekretariat Kampung KB
Sekretariat KKB

Sekretariat Kampung KB

Ada

Rumah Data Kependudukan Kampung KB
Rumah Dataku

Rumah Data Kependudukan Kampung KB

Ada

Dukungan Terhadap Kampung KB


Sumber Dana Ya,
APBN
Dana Desa
Swadaya Masyarakat
Kepengurusan/pokja KKB Ada
SK pokja KKB Ada
PLKB/PKB sebagai pendamping dan pengarah kegiatan Ada,
BUDI NURYADIN, S.IP
196806012007011006
Regulasi dari pemerintah daerah Ada,
Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Gubernur
Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Bupati/Walikota
SK Kecamatan tentang Kampung KB
SK Kepala Desa/Lurah tentang Kampung KB
Pelatihan sosialisasi bagi Pokja KKB Ada
Jumlah anggota pokja yang sudah terlatih/tersosialisasi pengelolaan KKB 4 orang pokja terlatih
dari 20 orang total pokja
Rencana Kegiatan Masyarakat Ya
Penggunaan data dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan Ya,
PK dan Pemutahiran Data
Data Rutin BKKBN
Potensi Desa
Data Sektoral
Lainnya

Mekanisme Operasional


Rapat perencanaan kegiatan Ada, Frekuensi: Tahunan
Rapat koordinasi dengan dinas/instansi terkait pendukung kegiatan Ada, Frekuensi: Tahunan
Sosialisasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Triwulan
Penyusunan Laporan Ada, Frekuensi: Triwulan