Gambaran Umum
Desa Kesumbo Ampai Kecamatan Bathin Solapan Kabupaten Bengkalis Riau meeuapakan salah satu Suku Melayu Tua. Suku ini cukup asing di telinga masyarakat Indonesia. Suku Sakai saat ini terbanyak berhimpun di Desa tersebut.
Di Desa Kesumbo Ampai tersebut terdapat Rumah Adat Suku Sakai yang dibangun oleh APP – Sinarmas Forestry tahun 2016 lalu yang membantu agar kelestarian adat istiadat, budaya dan kesenian Suku Sakai terjaga di Indonesia.
Orang Sakai hidup di wilayah Kabupaten Bengkalis. Sedangkan orang Sakai terbanyak adalah yang berada di wilayah Kecamatan Mandau dan Pinggir, sebagian kecil lainnya hidup di wilayah Kecamatan Bukit Baru. Desa-desa yang berpenduduk asli suku Sakai ada di desa-desa seperti Talang Parit, Talang Sei Limau dan sebagainya.
Tempat tinggal orang Sakai pada umumnya terletak di tepi-tepi mata air dan rawa-rawa. Melalui jalan sungai atau jalan darat, yaitu dengan jalan kaki atau merambah hutan, tempat tinggal mereka dapat dicapai.
Sehingga sebetulnya orang Sakai tidak sepenuhnya terasing dari masyarakat luar Riau. Karena lingkungan hidup mereka jauh dari pantai, maka lingkungan hidup mereka adalah rawa-rawa, atau daerah berpayau-payau, berhutan serta bersungai.
Dalam KBBI, Sakai diakui sebagai sebuah suku bangsa yang mendiami Kepulauan Riau dan Tanah Melayu. Beberapa orang mengatakan bahwa Orang Sakai datang dari kerajaan Pagaruyung, Minangkabau, Sumatra Barat, dalam dua gelombang migrasi. Kedatangan pertama diperkirakan terjadi sekitar abad ke 14, langsung ke daerah Mandau. Mereka ini ada lima keluarga yang masing-masing membangun rumah dan tempat pemukiman sendiri, yang karena itu disebut dengan perbatinan lima. (lima dukuh).
Setelah beberapa tahun tinggal di Desa Mandau, rombongan yang berjumlah lima keluarga ini, memohon untuk diberi tanah atau hutan untuk mereka menetap dan hidup, karena tidak mungkin bagi mereka untuk kembali ke Pagaruyung. Oleh kepala Desa Mandau, masing-masing keluarga diberi hak atas tanah-tanah atau hutan-hutan. Yaitu di daerah sekitar Minas, sungai Gelutu, sungai Penaso, sungai Beringin, dan di daerah sungai Ebon.
Berdasarkan data Departemen Sosial Propinsi Riau pada tahun 1982, terdapat 4.995 orang Sakai. Mereka hidup di 13 desa (kepenghuluan) yaitu: Pinggir, Semunai, Muara Basung, Kulin, Air Jamban, Tengganau, Petani, Kuala Penaso, Betulu, Syam-syam, Minas, Kandis, Sebangu.
Setiap orang Sakai harus memiliki sebidang tanah, bahkan orang dewasa atau remaja yang masih bujangan pun harus memiliki tanah atau ladang. Karena hanya dari ladang itulah mereka dapat memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari. Untuk pembuatan ladang melalui empat tahapan. Yaitu, memilih tempat untuk berladang. Tanah yang dipilih biasanya tidak banyak semak belukarnya. Tanahnya miring agar tidak tergenang air, berdekatan dengan anak sungai atau air yang mengalir, dan tidak ada sarang semutnya.Yang kedua, membuka hutan untuk dijadikan ladang. Mereka memberi tahu Bathin, tentang maksud membuka ladang diwilayah hutan yang mereka pilih. Bila telah selesai urusan ini, maka mereka menebang pohon-pohon yang ada dihutan yang mereka pilih. Yang ketiga, mereka menanam benih padi. Kemidian mereka menanam ubi kayu beracun dan sayur-sayuran serta tanaman-tanaman lainnya.
Statistik Kampung
Jumlah Jiwa 4198
Jumlah Kepala Keluarga 915
Jumlah PUS 589
Keluarga yang Memiliki Balita 184
Keluarga yang Memiliki Remaja 607
Keluarga yang Memiliki Lansia 147
Jumlah Remaja 289
Total
471Total 118
Status Badan Pengurus
Sarana dan Prasarana
BKB
Bina Keluarga Balita (BKB)
Ada
BKR
Bina Keluarga Remaja (BKR)
Ada
BKL
Bina Keluarga Lansia (BKL)
Ada
UPPKA
Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)
Ada
PIK R
Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)
Ada
Sekretariat KKB
Sekretariat Kampung KB
Ada
Rumah Dataku
Rumah Data Kependudukan Kampung KB
Ada
Dukungan Terhadap Kampung KB
Sumber Dana |
Ya,
APBN APBD Dana Desa |
Kepengurusan/pokja KKB | Ada |
SK pokja KKB | Ada |
PLKB/PKB sebagai pendamping dan pengarah kegiatan |
Ada,
jessy sagita putri, S.IP 199311262023212024 |
Regulasi dari pemerintah daerah |
Ada,
Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Bupati/Walikota SK Kecamatan tentang Kampung KB SK Kepala Desa/Lurah tentang Kampung KB |
Pelatihan sosialisasi bagi Pokja KKB | Ada |
Jumlah anggota pokja yang sudah terlatih/tersosialisasi pengelolaan KKB |
28 orang pokja terlatih dari 28 orang total pokja |
Rencana Kegiatan Masyarakat | Ya |
Penggunaan data dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan |
Ya,
PK dan Pemutahiran Data Data Rutin BKKBN Potensi Desa Data Sektoral Lainnya |
Mekanisme Operasional
Rapat perencanaan kegiatan | Ada, Frekuensi: Bulanan |
Rapat koordinasi dengan dinas/instansi terkait pendukung kegiatan | Ada, Frekuensi: Bulanan |
Sosialisasi Kegiatan | Ada, Frekuensi: Bulanan |
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan | Ada, Frekuensi: Triwulan |
Penyusunan Laporan | Ada, Frekuensi: Bulanan |